Rencana Merger Gojek-Tokopedia Dinilai Tak Ganggu Keamanan Data Pelanggan
Rencana merger antara dua perusahaan startup raksasa asal Indonesia, Gojek dan Tokopedia dinilai tidak mengganggu keamanan data pelanggan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana merger antara dua perusahaan startup raksasa asal Indonesia, Gojek dan Tokopedia dinilai tidak mengganggu keamanan data pelanggan.
Hal itu disampaikan Ketua Cyber Law Center Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran dan pakar keamanan data pribadi Dr. Sinta Dewi Rosadi kepada wartawan, Senin (22/2/2021).
Menurut Sinta, selama ini masing-masing pihak telah menunjukkan upaya perbaikan terkait kebijakan perlindungan data pelanggan.
Baca juga: Bagaimana Nasib Ovo Jika Mega Merger Gojek dan Tokopedia Jadi Terealisasi?
“Keamanan data tentunya harus menjadi perhatian kita semua karena jangan sampai data pribadi pelanggan itu dibagi ke pihak lain,” ucapnya.
“Gojek dengan data pelanggan yang besar, terlihat sudah memperbaiki kebijakannya terkait perlindungan privasi data pelanggan, dan itu bagus,” lanjut Sinta.
Merger atau penggabungan perusahaan di industri digital merupakan hal yang lumrah mengingat sektor usaha yang tergolong dinamis.
Selama perusahaan menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola data, aksi merger seharusnya tidak berpengaruh terhadap hal keamanan data konsumen dan masyarakat.
Selain itu, data konsumen juga akan tetap aman selama dilindungi oleh regulasi yang harus dipatuhi oleh masing-masing perusahaan digital di Indonesia.
Baca juga: Merger Gojek-Tokopedia Segera Jadi Kenyataan, Valuasinya Capai Rp 500 Triliun
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tingkat keamanan sistem internal dan upaya perlindungan data nasabah merupakan hal yang saling berkaitan dalam hal menjaga reputasi perusahaan.
Jika terjadi kebocoran data, maka hal itu diyakini dia akan membuat konsumen tidak akan menaruh kepercayaan lagi kepada perusahaan itu.
Dalam kaitan dengan merger Gojek dan Tokopedia, dia melihat pentingnya kedua perusahaan memiliki standar keamanan perlindungan data pelanggan yang sama agar bisa memberikan perlindungan yang optimal kepada pelanggannya.
“Kedua perusahaan saat ini telah memiliki fungsi keamanan data di bawah divisi Data Protection Office (DPO), bahkan Gojek memiliki Chief Information & Security Officer atau CISO yang divisinya diisi oleh ahli dan tenaga kerja mumpuni dengan kualifikasi internasional,” terang Sinta.
Ke depannya, Sinta menyarankan kedua perusahaan menambah posisi penting lainnya, yaitu Data Privacy Officer atau Information Privacy Officer, guna memperkuat tata kelola internal di dalam organisasi.
“Data Privacy Officer atau Information Privacy Officer ini nantinya bekerja seperti konsultan teknis yang akan memantau tata kelola di internal organisasi, di mana mereka akan saling bekerja sama untuk menangani segala isu terkait keamanan data pelanggan sehingga perusahaan bisa menjaga kredibilitasnya,” pungkasnya.
Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh? Dilaksanakan 25-27 Februari 2021, Berikut Niat dan Keutamaannya |
![]() |
---|
Sosok Melati yang Mirip dengan Nissa Sabyan, Pernah Satu Panggung dengan Nissa, Gabung di Rans |
![]() |
---|
Disebut Mirip Nissa Sabyan, Wanita Asal Jambi Ini Viral, Melati: Enggak Mirip, Udah dari Sananya |
![]() |
---|
Dua Kisah Viral saat Banjir di Bekasi: Nekat Berenang di Genangan Air dan Temukan Ikan Cupang Cooper |
![]() |
---|
Giring Kritik Keras Gubernur Anies, Pasha Sentil Giring, Giring Membalas: Bukan Kritik Sembarangan |
![]() |
---|