Darmawan Prasodjo Ungkap Karakter Jokowi yang Mempengaruhi Karakter Pembangunan di Indonesia
Wakil Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan sejumlah karakter Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Pembangunan tersebut di antaranya rumah susun untuk atlet hingga stadion olahraga.
Di samping itu, kata dia, pembangunan Trans Papua juga terus berjalan yang mengakibatkan ekonomi mulai bergeliat.
"Di sinilah, kita melihat satu karakter seorang pemimpin yang peduli. Seorang pemimpin yang betul-betul bukan hanya menghapal Pancasila tetapi betul-betul mengoperasionalkan dalam suatu policy juga operasional di lapangan," kata dia.
Di sisi lain, karakter Jokowi yang juga turut mempengaruhi karakter pembangunan di Indonesia adalah humanis.
Darmawan mengungkapkan karakter tersebut tercermin misalnya dari bagaimana Jokowi pada awal masa pemerintahannya membuat berbagai kebijakan dalam bidang pendidikan dan kesehatan lewat sejumlah kartu.
Menurut Darmawan, dasar pemikiran Jokowi untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan tersebut terbilang sederhana.
Ia mengatakan, Jokowi hanya ingin keluarga yang tidak mampu bisa mendapatkan haknya yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) dengan terhormat tanpa harus antre panjang.
Hal tersebut, kata dia, juga tercermin dari arahan Jokowi terhadap para penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) misalnya agar mereka tidak menggunakannya untuk membeli rokok atau pulsa melainkan untuk seragam, tas sekklah, sepatu atau perlengkapan sekolah lainnya.
Baca juga: Wadirut PLN Darmawan Prasodjo Ungkap soal Pembangunan RI Lewat Buku Jokowi and The New Indonesia
"Artinya apa? Bahwa di sini, begitu saya menjadi bagian dari tim inti di Istana, kami melihat sisi humanisme dari beliau. Tidak rumit cara perumusan bagaimana merancang satu desain pembanguan dari mata Pak Jokowi," kata dia.
Darmawan juga mengatakan kebijakan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur di antaranya pembangunan jalan di berbagai daerah menunjukkan visi Jokowi.
Visi tersebut, kata Darmawan adalah agar bangsa ini bukan lagi hanya sebagai ekonomi yang berbasis kepada konsumsi tetapi juga menekankan ekonomi yang berbasis pada produktifitas.
Hal itu karena menurutnya pembangunan berbagai macam tol atau Jalan Trans Sumatera misalnya adalah untuk menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru yang perlu dilihat dalam jangka panjang.
Tidak hanya itu, menurutnya Jokowi juga menyoroti kemiskinan terstuktur yang dialami oleh sejumlah masyarakat di wilayah-wilayah yang justru potensi kekayaan alamnya besar.
Ia mengatakan kemiskinan tersebut di antaranya terjadi karena tidak adanya akses terhadap air bersih, energi, konektivitas, pendidikan, dan persoalan lainnya.
Untuk itu, kata dia, pembangunan infrastruktur yang dilakukan Jokowi tidak semata-mata tanpa tujuan.
"Jadi tadi kita lihat tujuan Pak Jokowi bukan membangun infrastruktur tapi memberikan kemakmuran bagi rakyat di mana di situ ada kemiskinan secara terstruktur," kata dia.