Rabu, 3 September 2025

Virus Corona

Penularan Omicron Meluas, Menparekraf: Batalkan Bepergian ke Luar Negeri Jika Tak Mendesak

Sandiaga Uno meminta masyarakat agar membatalkan rencana bepergian ke luar negeri karena penularan kasus Omicron makin meluas di sejumlah negara.

Tribunnews/JEPRIMA
Calon penumpang menunggu jadwal keberangkatan pesawat di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (7/12/2021). Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meminta masyarakat agar membatalkan rencana bepergian ke luar negeri karena penularan kasus Omicron makin meluas di sejumlah negara.

"Bagi yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri sebaiknya dibatalkan. Jika tidak ada keperluan mendesak, sebaiknya tidak melakukan perjalanan ke luar negeri," ucap Sandiaga saat Weekly Press Briefing, Senin (20/12/2021).

Semua kegiatan wisata dan ekonomi kreatif, ucap Sandiaga, dapat dilakukan di Indonesia demi menghindari penyebaran Covid-19 varian Omicron yang terjadi di berbagai negara.

Sandiaga berujar, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk pemberlakuan karantina selama 14 hari, bagi warga negara asing yang hendak ke Indonesia. Sebab, berdasarkan hasil pantauan pemerintah, varian Omicron yang masuk ke Indonesia berasal dari luar negeri.

Baca juga: Menkes Klaim Tiga Kasus Omicron di Indonesia Masuk dari Luar Negeri

“Ada indikasi kuat pemerintah akan mempertimbangkan untuk menerapkan karantina selama 14 hari," tutur Sandiaga.

Baca juga: Menkes : Kasus Varian Omicron di Dunia Naik 8 Kali Lipat dalam Sepekan

Berdasarkan hasil rapat terbatas di Istana Merdeka, ucap Sandiaga, Presiden Joko Widodo memerintahkan agar jangan sampai ada keterlambatan dalam menyikapi omicron yang sudah menyebar di sekitar 95 negara, 

"Termasuk 11 negara yang dilarang datang ke Indonesia dan tambahan negara lainnya yaitu Inggris, Denmark, dan Norwegia. Jadi proses skrining harus diperketat, karantina terpusat dilakukan dengan ketat, dan ditingkatkan juga jumlah vaksinasi,” imbuh Sandiaga.

Naik 8 Kali Lipat

Terkait perkembangan kasus Omicron ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, dalam perkembangan Covid-19 global, kasus varian Omicron naik 8 kali lipat dalam waktu seminggu

Inggris menjadi negara dengan populasi kasus Omicron terbanyak di dunia saat ini.

Dua minggu lalu terdapat 7.900 kasus Omicron, sementara minggu lalu naik menjadi 62.342 kasus.

"Jadi kenaikan lebih dari 8 kali lipat dalam seminggu di dunia," ujar Budi dalam keterangan pers virtual, Senin (20/12/2021).

Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Tribunnews/Rina)

Terkait jumlah negara,  pada dua pekan lalu sekitar 72 negara melaporkan temuan kasus varian Omicron. "Naik menjadi 97 negara pada minggu yang lalu," imbuh mantan Dirut Bank Mandiri ini.

Sebelumnya ungkap Budi, Afrika Selatan menjadi negara dengan kasus Omicron terbanyak.

Lantaran, varian ini pertama kali terdeteksi di negara itu. Namun kini, Inggris dengan 37 ribu kasus menempati posisi pertama.

Lalu, Denmark dengan 15 ribu kasus, Norwegia dengan 2 ribu kasus, Afrika Selatan 1.300 kasus dan Amerika Serikat 1.000 kasus.

"Pergeseran populasi Omicron yang paling banyak ada di Eropa," ujarnya.

Belum Ada Penularan Lokal

Menkes Budi Gunadi Sadikin juga menegaskan, sampai saat ini belum ditemukan penularan kasus Covid-19 varian Omicron di komunitas lokal.

Tiga kasus Omicron yang telah terdeteksi di Indonesia merupakan kasus imported case atau kasus yang masuk dari luar negeri.

"Sudah terbukti semua kasus yag ada di Indonesia adalah imported case Kasus yang masuk dari luar negeri," ujar Menkes dalam konferensi pers virtual, Senin (20/12/2021).

Ia menuturkan, kasus pertama ditelusuri berasal dari WNI (TF) yang datang dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021, yang menularkan pada seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta pada tanggal 8 Desember 2021.

"Ini juga menunjukkan bahwa Alhamdulillah semua kasus terjadi di karantina. Sampai saat ini belum ada yang menyebar keluar," jelas mantan wamen BUMN ini.

Sementara dua kasus lain didapati dari WNI, pelaku perjalanan dari Amerika Serikat dan Inggris.

"Karena itu perlu kita perketat kedatangan luar negeri kita dan karantina kita agar kasus-kasus yang datang dari Nigeria, yang datang dari London, yang datang dari Guyana Amerika ini bisa terus kita jaga," kata dia.

Tutup Akses 11 Negara

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi pun menyebutkan hingga saat ini Indonesia telah menutup 11 negara.

"Menutup 11 negara untuk tidak diizinkan masuk ke indonesia. Negara tersebut ialah yang melaporkan adanya varian Omicron. Ini sudah upaya yang kemudian mencegah masuknya varian baru ini," ungkapnya pada siaran Radio RRI, Senin (20/12/2021).

Selain itu pemerintah telah membuat strategi dengan menaikkan masa karantina. Sebelumnya karantina adalah 3-5 hari, sekarang menjadi 10 hari. 

Jubir Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi Sebut 2 Persen Pelaku Perjalanan Internasional Positif COvid-19 saat masuk Indonesia (Youtube Kementerian Kesehatan RI) Sabtu (10/9/2021)
Jubir Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi 

Nadia pun menyebutkan alasan kenapa tidak menutup pintu masuk meski telah ada varian Omicron di Indonesia.

"Kita tidak mungkin menutup pintu masuk. Karena warga negara Indonesia tidak boleh dilarang masuk ke daerahnya masing-masing," ungkapnya pada siaran Radio RRI, Senin (20/12/2021).

Bukan menutup total, yang dilakukan kata Nadia adalah memperkuat pintu masuk. Lalu yang paling penting adalah siapa pun pelaku perjalanan, harus menaati peraturan yang telah ditetapkan. 

"Kalau harus karantina harus 10 hari. Jangan pakai diskon. Ikuti aturan, PCR harus tiga kali negatif dan vaksinasi jangan lupa," pungkasnya. 

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan