Perempuan Bisa Wujudkan Kebebasan Finansial Lewat Investasi Kripto
Kesetaraan gender di era digital ini memang masih menjadi fokus utama kaum perempuan dalam upaya meraih kesuksesannya.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesetaraan gender di era digital ini memang masih menjadi fokus utama kaum perempuan dalam upaya meraih kesuksesannya.
Jika dibandingkan kaum laki-laki, selama ini hanya sedikit perempuan yang mengisi posisi strategis dalam berbagai bidang, termasuk blockchain hingga finansial.
Memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women's Day 2022', pembahasan mengenai peran perempuan dalam mendobrak stigma negatif dan berjuang untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat tentunya sangat penting.
Author, scriptwriter dan women's empowerment Advocate, Jenny Yusuf mengatakan bahwa momentum Hari Perempuan Internasional ini harus dimaknai sebagai self reminder agar perempuan lebih mencintai diri mereka sendiri dalam kondisi apapun, berjuang untuk menjadi mandiri dan berdaya.
Baca juga: Donasi Kripto untuk Ukraina Terus Melonjak, Berhasil Terkumpul 108 Juta Dolar AS
Menurutnya, momen ini mengindikasikan bahwa perempuan harus 'merayakan kekuatan, resiliensi dan ketegaran sebagai kaum hawa'.
"Kita itu sebagai perempuan adalah ciptaan yang sangat kuat. Momen ini sebagai reminder, mencintai diri sendiri dan untuk bersama-sama untuk menyingkirkan stigma negatif yang masih ada dalam pemberdayaan perempuan. Kita harus support satu sama lain," kata Jenny Jusuf, dalam diskusi interaktif virtual Tokocrypto bertajuk 'Women & Financial Wellness'.
Saat ini isu terkait kebebasan finansial juga banyak dibahas kaum perempuan, karena dapat membuat mereka mandiri secara ekonomi dan tidak bergantung pada kaum laki-laki.
Salah satu cara yang tepat untuk meraih kebebasan finansial adalah melalui investasi.
Lalu bagaimana potensi perempuan dalam dunia Finansial?
Keterlibatan kaum perempuan dalam dunia finansial berpotensi meningkatkan kesejahteraan.
Dikutip dari laman Financial Express, Kamis (10/3/2022), sebuah survei yang dirilis oleh perusahaan jasa keuangan kripto di Amerika Serikat (AS) 'BlockFi' menjelang Hari Perempuan Internasional, melaporkan bahwa saat ini ada lebih banyak perempuan yang mengetahui cara membeli kripto dan bahkan berencana untuk membelinya tahun ini.
"Hampir satu dari tiga perempuan yang disurvei berencana membeli kripto pada 2022. Sedangkan 60 persen dari responden tersebut mengaku mereka berencana untuk membeli kripto dalam 3 bulan ke depan," jelas survei yang dirilis pada Rabu lalu itu.
Selain itu, hampir 45 persen perempuan melaporkan mengetahui cara membeli kripto.
Sementara itu, hampir 2 kali lipat dari 23 persen responden perempuan yang mengaku mengetahui cara membeli kripto 6 bulan sebelumnya.
Survei tersebut merupakan seri kedua untuk mengevaluasi pola investasi perempuan di Amerika dan dilakukan pada Januari 2022 diantara 1.031 perempuan berusia antara 18 hingga 65 tahun.
"Kinerja investasi jangka panjang kripto pun tetap tinggi," kata laporan survei tersebut.
Menariknya, satu dari lima responden meyakini bahwa kripto dapat membantu mereka mencapai tujuan keuangan, dapat mendanai liburan, pensiun tepat waktu, atau bahkan membeli rumah.
Tercatat 24 persen responden melaporkan memiliki kripto, 70 persen diantaranya adalah HODLers.
Ada 71 persen telah membeli bitcoin, sementara 42 persen memilih Dogecoin dan 18 persen bertaruh pada Ethereum.
Lalu bagaimana dengan perempuan di Indonesia?
Menurut Director of Business Incubation The Greater Hub ITB, Dina Dellyana, perempuan tentunya memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam bidang perekonomian dan finansial.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal itu, maka perempuan memerlukan adanya dorongan, dukungan, serta akses untuk bisa berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi dan edukasi terkait kesetaraan gender.
"Bagaimana perempuan memulai investasi, jujur harus terjun langsung. Kemudian, join komunitas yang tepat untuk mengakselerasi semangat kita untuk terus belajar," jelas Dina.
Saat ini peluang investasi pun makin beragam, mulai dari investasi emas hingga yang terbaru adalah aset kripto.
Dina pun menyebutkan sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh kaum perempuan yang tertarik berinvestasi aset satu ini.
"Kita sebetulnya perlu trigger, kalau sudah into akan terus belajar. Terlebih investasi aset kripto rentan dengan isu-isu, join saja komunitas dan tetap DYOR (Do Your Own Research), Bisa praktikkan dengan teman-teman yang tepat sudah join dulu, serta mulai dengan nominal yang kecil," jelas Dina.
Perempuan dan peluang investasi aset kripto
Guru Besar FEB Unpad Bandung dan Dekan FEB UII, Prof. Dian Masyita menilai kaum perempuan mampu memberikan dampak yang begitu besar pada industri investasi aset kripto.
Oleh karena itu, kata dia, perempuan harus terus memperkuat motivasi untuk ikut serta dalam memahami instrumen aset kripto.
Sehingga aset kripto ini dapat dijadikan investasi 'passive income' yang signifikan dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Ia pun menekankan bahwa di era digital ini, perempuan tidak hanya harus melek teknologi, namun juga wajib memperoleh edukasi terkait pengelolaan keuangan berbasis digital.
Hal itu penting bagi perempuan agar mereka tidak terjerumus investasi bodong.
Terlebih selama ini perempuan dikenal sebagai investor yang disiplin dan teliti dalam hal pengelolaan keuangan.
"Apapun itu, kamu harus punya portofolio, jangan taruh di satu keranjang. Karena kripto ini sangat early, ada beberapa harganya yang masih murah. Tapi cari yang fundamentalnya baik dan use case-nya itu yang membuat the reason people buy itu hal penting. Whitepaper baca dulu, siapa orang dibaliknya. Jangan percaya investasi yang too good, to be true," tegas Prof. Dian.
Prof. Dian pun menekankan bahwa baik perempuan maupun laki-laki harus menyiapkan mental dalam melakukan pengelolaan keuangan, terutama saat memutuskan untuk terjun dalam investasi aset kripto.
Menurutnya industri ini masih terbuka dengan sedikit barier, sehingga siapapun bisa ikut dan meraih keuntungan sekaligus kerugian yang cukup besar.
Sebagai salah satu perusahaan pedagang aset kripto yang fokus pula pada pemberdayaan perempuan agar bisa 'melek finansial', Tokocrypto pun turut mendorong kesetaraan akses dan edukasi.
Community Engagement Lead Tokocrypto, Christine Natalia Ginting mengatakan perusahaannya kini memiliki 30 persen investor perempuan.
Ia pun optimis angka ini akan terus mengalami pertumbuhan.
"Saat ini jumlah nasabah atau investor Tokocrypto 30 persen adalah perempuan. Angka ini terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah investor yang meningkat," kata Christine.
Hal ini mengindikasikan bahwa isu kesetaraan gender kini semakin membuat kaum perempuan semangat untuk bisa berbagi peran dengan kaum laki-laki di segala bidang, termasuk pengembangan teknologi blockchain hingga kripto.
"Fakta ini, juga membuktikan kesetaraan gender di industri aset kripto semakin baik. Perempuan bisa memainkan peran penting di dalamnya, tidak hanya sebagai investor, melainkan turut aktif dalam pengembangan teknologi blockchain, kripto dan NFT," tegas Christine.