Super Holding Danantara
Struktur Kepengurusan Danantara Diumumkan, Ini Catatan dari Pengamat
Nailul Huda, mengatakan sejumlah nama yang diperkenalkan di struktur Danantara berasal dari profesional.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyusunan struktur kepengurusan PT Daya Anagata Nusantara (Danantara) diapresiasi sejumlah pihak. Hal ini bisa menjadi pijakan yang kuat bagi institusi sovereign wealth fund (SWF) Indonesia dalam meyakinkan publik dan kalangan investor.
Dalam memperkenalkan jajaran Managing Directors pada Senin (24/3/2025), Kepala Badan Pengelola (BP) Danantara Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menegaskan pengisian jabatan di holding investasi dan holding operasional dilakukan secara hati hati dan profesional dengan melibatkan head hunter kelas dunia.
“Tidak ada satupun titipan. Bahkan pak Presiden (Prabowo Subianto) tidak menempatkan orangnya. Pun partai politik, tidak ada yang mewakili. Semua diserahkan ke kami berdasarkan prinsip profesional dan integritas tinggi,” kata Rosan.
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda, mengatakan sejumlah nama yang diperkenalkan di struktur Danantara berasal dari profesional.
Nailul berharap, dengan susunan struktur tersebut dapat menjadi sentimen positif terhadap kinerja ekonomi dan pasar keuangan nasional. Danantara tanpa ada kepentingan politik bisa menjadi salah satu pemain SWF terbesar.
"Saya melihat peluang investasi yang baik di sektor energi baru terbarukan dan sektor teknologi. Jangan sampai berinvestasi di industri energi ekstraktif seperti batubara," ujar Nailul, Selasa (25/3/2025).
Baca juga: Komisi VI DPR Dukung Penuh Kepengurusan Danantara Harap Mampu Tingkatkan Investasi di Indonesia
Selain itu, Nailul juga menyambut positif masuknya Jeffrey Sachs sebagai dewan penasihat. Meskipun Jeffrey juga ada kontroversi mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir.
"Jeffrey mengatakan tenaga nuklir merupakan satu-satunya solusi dari krisis iklim yang terjadi. Padahal, pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir juga masih menimbulkan kontroversi mengenai bahayanya bagi masyarakat sekitar. Dikhawatirkan, tendensi Jeffrey terhadap tenaga nuklir bisa menggiring pembangunan Danantara ke arah pengembangan pembangkit tenaga nuklir alih-alih energi yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.
Di sisi lain, ada nama Thaksin Shinawatra, mantan perdana menteri Thailand yang menjadi terduga melakukan tindak pidana korupsi. Selain itu, Thaksin juga mempunyai rekam jejak politik dinasti di Thailand setelah keluarga Thaksin menjadi perdana menteri pasca Thaksin. "Banyak permasalahan politik dalam negeri Thailand yang saya rasa akan menimbulkan kesan negatif terhadap Danantara."
"Masuknya Bono Daru Adji, ada benturan kepentingan bisnis dengan GoTo yang terkait afiliasi bisnis antara Boy Thohir dengan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN. Bono Daru Adji juga tercatat sebagai komite etik PSSI, yang diketuai oleh Erick Thohir," ujarnya.
Baca juga: CEO Danantara Rosan Masih Bakal Jadi Menteri, tapi Pejabat di Bawahnya Dilarang Rangkap Jabatan
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Bidang Ekonomi Moneter dan Keuangan Telisa Aulia Falianty berpendapat, struktur pengelola Danantara telah sesuai dengan orang yang mampu di bidangnya.
"Secara umum saya melihat ini kalau secara struktur pengelola diisi oleh orang orang yang capable di bidangnya," kata Telisa saat dihubungi Tribunnews, Senin (24/3/2025).
Selain itu, para pejabat eksekutif terpilih ini diharapkan memiliki rekam jejak yang panjang dan terkenal memiliki integritas tinggi. Prinsip profesional, kredibel dan berintegritas menjadi syarat mutlak bagi para pejabat yang akan mengelola aset Danantara yang diestimasi mencapai belasan ribu triliun.
Sejalan dengan Telisa, Pengamat Ekonomi Universitas Paramadina Wijayanto menyebut bahwa nama-nama yang terpampang di struktur pengelola Danantara itu sangat kredibel. Sehingga menurutnya, peluang kesuksesan Danantara ini semakin terbuka lebar.
"Ini nama-nama yang cukup menjanjikan. Menonjol unsur profesionalismenya dan kredibel. Peluang Danantara untuk sukses masih terbuka," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.
Sebagai catatan, selain mengumumkan jajaran managing directors, Danantara juga menyampaikan para dewan penasihat yang terdiri dari investor kawakan kelas dunia seperti Ray Dalio, F Chapman Taylor dan Jeffrey Sachs.
Berikut struktur Danantara Indonesia:
Presiden
Dewan Pengawas
1. Erick Thohir
2. Muliaman Haddad
3. Jajaran kementerian yang ditunjuk oleh presiden
Dewan Pengarah
1. Joko Widodo
2. Susilo Bambang Yudhoyono
Dewan Penasihat
1. Mantan Wakil Presiden
2. Ray Dalio
3. Helman Sitohang
4. Jeffrey Sachs
5. F. Chapman Taylor
6. Thaksin Shinawatra
Komite Pengawasan dan Akuntabilitas
1. Kepala PPATK
2. Ketua KPK
3. Ketua BPK
4. Ketua BPKP
5. Kapolri
6. Jaksa Agung
Board of Danantara Indonesia
- CEO: Rosan Roeslani
- COO: Dony Oskaria
- CIO: Pandu Sjahrir
Managing Director Legal: Robertus Bilitea
Managing Director Risk and Sustainability: Lieng-Seng Wee
Managing Director Finance (CFO): Arief Budiman
Managing Director Treasury: Ali Setiawan
Managing Director Global Relations and Governance: Mohamad Al-Arief
Managing Director Stakeholders Management: Rohan Hafas
Managing Director Internal Audit: Ahmad Hidayat
Managing Director Human Resources: Sanjay Bharwani
Managing Director/Chief Economist: Reza Yamora Siregar
Managing Director Head of Office: Ivy Santoso
Komiten Manajemen Risiko: John Prasetio
Komite Investasi dan Portofolio: Yup Kim
Holding Operasional
Managing Director: Agus Dwi Handaya
Managing Director Non Financial: Febriani Eddy
Managing Director Risk: Riko Banardi
Holding Investasi
Managing Director Finance: Djamal Attamimi
Managing Director Legal: Bono Daru Adji
Managing Director Investment: Stefanus Ade Hadiwidjaja
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.