Tencent Kuasai Agensi Boyband BTS, Borong Saham SM Entertainment Seharga 177 Juta Dolar
Tencent, agensi BTS menjadi pemegang saham terbesar kedua di ternama SM Entertainment. Kesepakatan ini kabarnya rampung 30 hari seharga 177 dolar AS
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Raksasa teknologi kondang asal China, Tencent, resmi menjadi pemegang saham terbesar kedua di agensi K-Pop ternama SM Entertainment.
Menurut dokumen regulasi yang disampaikan di Korea Selatan, kesepakatan akuisisi terjadi setelah agensi yang menaungi BTS, Hybe Co, mengajukan penjualan seluruh sahamnya di SM Entertainment kepada Tencent Music.
Dalam pengajuan regulasi Hybe menyatakan akan menjual 2,2 juta sahamnya yang mewakili sekitar 9,7 persen kepemilikan saham di perusahaan tersebut.
Adapun kesepakatan penjualan ini dijadwalkan selesai pada 30 Mei 2025 dengan nilai transaksi mencapai 243 miliar won atau sekitar 177 juta dolar AS.
Setelah transaksi ini, Tencent Music akan menjadi pemegang saham terbesar kedua di SM Entertainment, di bawah Kakao Corp dan afiliasinya, Kakao Entertainment, yang menguasai sekitar 42 persen saham perusahaan tersebut.
Hybe beralasan penjualan seluruh sahamnya di SM Entertainment merupakan bagian dari strategi manajemen portofolio investasinya.
Hybe menyebut langkah ini bertujuan untuk mengelola aset investasi secara efisien.
"Kami mendivestasikan aset non inti sebagai bagian dari strategi pilihan dan konsentrasi," kata HYBE seperti dilansir dari Korea JoongAng Daily,
"Dana yang dijamin akan digunakan untuk mengamankan mesin pertumbuhan masa depan,” lanjut pernyataan agensi tersebut.
Langkah Tencent Music ini terjadi di tengah tanda-tanda pelonggaran larangan tidak resmi terhadap konser K-pop di Tiongkok, yang diberlakukan sejak 2016.
Pembukaan kembali pasar Tiongkok diperkirakan akan meningkatkan pendapatan agensi K-pop secara signifikan melalui konser dan pertunjukan langsung.
Dalam perdagangan Rabu pagi (28/5/2025), harga saham SM dilaporkan melonjak lebih dari 7 persen di sesi pembukaan perdagangan.
Sedangkan saham anak usahanya, DearU Co. Ltd. pengelola aplikasi pesan artis Bubble naik hingga 13,3 persen
Analis Citi John Yu mencatat penjualan saham ini menjadi sinyal adanya pencairan hubungan China-Korea yang semakin nyata, didorong pula oleh popularitas kandidat presiden pro-China Lee Jae-myung dalam jajak pendapat menjelang pemilu Korea Selatan pekan depan.
"Kami menilai SM berada pada posisi yang lebih baik di antara empat agensi K-pop utama untuk melanjutkan aliran pendapatan yang digerakkan oleh penggemar di China, begitu peluang itu terbuka kembali," ujar Yu.
Dengan menjadi pemegang saham utama di SM Entertainment, Tencent Music memperkuat posisinya dalam industri hiburan global, khususnya di pasar K-pop yang terus berkembang.
Isu Perseteruan Hybe dan SM Entertainment
Di sisi lain, penjualan saham ini juga menandai berakhirnya rivalitas sengit antara Hybe dan Kakao dalam mengakuisisi SM Entertainment pada 2023 silam .
Pada awal 2023, HYBE berusaha mengambil alih SM Entertainment dengan membeli saham signifikan dari pendiri SM, Lee Soo Man.
Namun, Kakao, yang sudah menjadi pemegang saham utama SM Entertainment melalui Kakao Entertainment, menentang upaya HYBE ini dan berusaha mempertahankan kendali mereka atas SM.
Persaingan ini memicu pertempuran kepemilikan yang sengit antara kedua perusahaan karena keduanya ingin mengontrol salah satu agensi K-pop paling berpengaruh di industri hiburan Korea Selatan.
Konflik ini berujung pada keputusan HYBE untuk menghentikan proses akuisisi pada Maret 2023 setelah menghadapi tekanan dari Kakao dan kekhawatiran akan dampak negatif terhadap nilai saham dan stabilitas pasar.
Langkah HYBE ini ditentang oleh manajemen SM Entertainment yang dipimpin oleh CEO Lee Sung Soo dan COO Tak Young Joon. M
ereka menilai akuisisi tersebut sebagai upaya pengambilalihan yang mengabaikan nilai-nilai dan sejarah perusahaan, serta berpotensi membatasi pertumbuhan bisnis SM Entertainment.
Selain itu, kekhawatiran muncul bahwa penggabungan kedua perusahaan besar ini dapat menciptakan monopoli di industri K-pop, yang pada akhirnya merugikan keragaman dan perkembangan industri secara keseluruhan.
Perseteruan inilah yang memicu reaksi dari para penggemar dan karyawan SM Entertainment.
Dimana lebih dari 170 karyawan menyatakan penolakan terhadap akuisisi oleh HYBE, dan para penggemar mengirimkan truk protes ke depan gedung HYBE sebagai bentuk penolakan terhadap potensi monopoli dan campur tangan dalam manajemen artis SM.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.