Kamis, 2 Oktober 2025

Pembangunan PLTN Masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Nasional, Beroperasi Tahun 2032

Pembangunan PLTN Masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Nasional dan akan beroperasi tahun 2032.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
dok. Global Energi
ROADMAP PEMBANGUNAN PLTN - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu. Pembangunan PLTN Masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Nasional dan akan beroperasi tahun 2032 atayu 2033. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terus mendorong diversifikasi sumber energi nasional guna mencapai target transisi energi dan pengurangan emisi karbon. Salah satu strateginya adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Rencana tersebut tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dengan target mulai beroperasi pada tahun 2032 atau 2033.

“Lalu nuklir ada 250 megawatt, 2 unit. Di RUPTL kami sudah menentukan di sistemnya, bukan di lokasi persisnya,” kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, dalam rapat dengan Komisi XII DPR RI, Senin (30/6/2025).

Ia menjelaskan, kedua unit pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut akan ditempatkan di sistem kelistrikan Sumatera dan Kalimantan. Soal lokasi pastinya masih dalam tahap kajian, tetapi sudah ditentukan pada wilayah cakupan sistem.

“Jadi di sistem Sumatera dan sistem Kalimantan. Jadi bisa saja itu di sekitar Sumatera Utara, Sumatera dekat-dekat Kepri (Kepulauan Riau), jadi ada di sekitar Babel (Bangka Belitung) dan Kalimantan Barat,” ucapnya.

Kapasitas masing-masing unit PLTN yang direncanakan adalah 250 megawatt.  “Jadi 2 x 250 MW yang akan Commercial Operation Date (COD) di 2032 dan 2033,” ungkap Jisman.

Selain nuklir, ESDM juga tengah mendorong pengembangan sumber energi terbarukan lainnya. Misalnya proyek percontohan yang tengah disiapkan adalah pemanfaatan arus laut di kawasan timur Indonesia.

“Kita mengembangkan arus laut sebagai pilot project 45 megawatt di Nusa Tenggara,” katanya. Jisman juga menekankan pentingnya langkah dekarbonisasi di sektor pembangkit berbasis batu bara. 

Baca juga: Pemerintah Diminta Siapkan Sejumlah Langkah Ini untuk Pembangunan PLTN

Dia meminta agar PLN segera mempercepat penggunaan teknologi co-firing untuk menurunkan emisi di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). “Kita minta teman-teman PLN supaya mendorong menggunakan co-firing, menurunkan penggunaan batu bara dalam rangka menurunkan emisi PLTU,” pungkasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved