Jumat, 12 September 2025

Digelar Bersama IEE Series, ADEXCO 2025 Perkuat Sinergi Lintas Sektor untuk Mitigasi Bencana

ADEXCO 2025 resmi dibuka di Jakarta, menjadi wadah kolaborasi global untuk mewujudkan resiliensi kebencanaan dan mendorong inovasi lintas sektor.

Istimewa
PEMBUKAAN ADEXCO 2025 - Menko PMK Pratikno didampingi Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M; Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii; dan Country Manager PT Pamerindo Indonesia, Lia Indriasari resmi membuka Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) 2025 di Hall B3 Gedung Pusat Niaga JIExpo Kemayoran, Rabu (10/09/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Hall B3 JIExpo Kemayoran Jakarta di hari Rabu (10/09/2025) tampak semarak. Deretan booth teknologi kebencanaan tampil memperlihatkan inovasi mutakhir, mulai dari alat pendeteksi banjir, simulasi gempa,  hingga sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mitigasi bencana. 

Suasana kian meriah dengan dentuman ritmis dari Rafflesia Percussion yang mengiringi dimulainya Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) 2025. 

Tahun ini menjadi gelaran keempat bagi PT Pamerindo Indonesia dalam menyelenggarakan ADEXCO, pameran dan konferensi internasional yang mempertemukan stakeholders Indonesia dan luar negeri untuk membangun ketangguhan saat menghadapi bencana.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno; Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M; Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii; Country Manager PT Pamerindo Indonesia, Lia Indriasari; Direktur Operasional ADEXCO, Andrian Cader; Duta Besar Swiss, Olivier Zehnder; serta sejumlah duta besar negara sahabat lainnya.

Dalam sambutannya saat membuka acara ini, Menko PMK Pratikno menyebut Indonesia sebagai ‘laboratorium kebencanaan’ karena posisi geografisnya yang terletak di Cincin Api Pasifik dan rentang terhadap perubahan iklim. 

Menurutnya, hal ini bisa dijadikan sebagai titik strategis bagi kolaborasi internasional untuk menanggulangi bencana.

“ADEXCO adalah momentum untuk memperlihatkan bahwa Indonesia bisa menjadi laboratorium hidup dalam menghadirkan inovasi mitigasi bencana. Saya harap acara ini tidak hanya menjadi wadah untuk jual-beli, tetapi juga menjadi ajang kolaborasi antar industri untuk berinovasi, riset, ataupun publikasi antar negara guna meminimalisir dampak kebencanaan,” pungkas Menko Pratikno.

Baca juga: Bersiap Hadapi Era Society 5.0, Pamerindo Hadirkan Pameran Manufacturing Surabaya 2023

Mitigasi Bencana dan Upaya Mewujudkan Resiliensi Berkelanjutan

Menko Pratikno mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang rawan dengan bencana alam. Pernyataan ini sejalan dengan data BNPB yang mencatat adanya 3.472 kejadian bencana di seluruh Indonesia sepanjang tahun 2024. Fakta ini menegaskan bahwa mitigasi harus ditempatkan di garis terdepan.

Mengusung tema ‘Advancing Sustainable Resilience’, konsep mitigasi kebencanaan mendapat sorotan khusus di ADEXCO 2025. 

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, memperkenalkan gagasan industrialisasi kebencanaan, yakni upaya mendorong lahirnya teknologi, produk, dan layanan mitigasi yang diproduksi oleh industri lokal.

“Nah, selama empat kali penyelenggaran ADEXCO ini, kami melihat bahwa semangat yang diusung bersama, baik itu dari pihak industri maupun pihak swasta, adalah bagaimana menciptakan produk-produk yang bisa diandalkan untuk penanganan kebencanaan,” papar Raditya dalam wawancara eksklusifnya bersama Tribunnews, Rabu (10/09/2025).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa konsep industrialisasi kebencanaan berpijak pada lima pilar resiliensi keberlanjutan.

Pertama adalah inovasi sains dan teknologi, termasuk inovasi pembiayaan resiko. Yang kedua adalah tata kelola kebencanaan dengan memperkuat regulasi, koordinasi lintas instansi, dan sistem respons terpadu.

“Pilar ketiga adalah ketahanan infrastruktur, yang mana kita harus mengetahui sejauh apa bangunan-bangunan tersebut bisa bertahan menghadapi dampak bencana, misalnya saja gempa,” jelas Raditya.

Pilar industrialisasi kebencanaan selanjutnya adalah kesepakatan global mulai dari perubahan iklim dan pembangunan yang berkelanjutan. 

“Pilar kelima adalah people-centered approach. Partisipasi masyarakat adalah pilar yang paling penting dalam membangun resiliensi bangsa kita. Jadi, penguatannya ada di masyarakat,” tutur Raditya.

Dalam hal ini, ADEXCO menjadi ruang nyata bagi kelima pilar tersebut. Berbagai stand menampilkan produk lokal, mulai dari sistem sensor banjir berbasis IoT karya anak bangsa, kendaraan evakuasi multifungsi, hingga perangkat portable untuk penyediaan air bersih saat darurat.

Selaku penyelenggara ADEXCO 2025, Pamerindo Indonesia menekankan bahwa tujuan utama acara ini digelar adalah untuk mempercepat tercapainya resiliensi berkelanjutan.

“Kami bekerja sama dengan BNPB menginisiasi kegiatan ini tentunya untuk mendukung stakeholders di bidang kebencanaan. Kami ingin ADEXCO ini menjadi platform yang mempertemukan semua pihak, mulai dari pemerintah, swasta, akademi, hingga masyarakat. Dengan begitu, strategi mitigasi bisa berjalan komprehensif dan berkelanjutan,” jelas Direktur Operasional ADEXCO, Andrian Cader.

Kolaborasi Lintas Sektor dalam IEE Series 2025

Tahun ini, ADEXCO menjadi bagian dari rangkaian Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2025, bersama Construction Indonesia, Concrete Show SEA, dan Water Indonesia.

Integrasi ini diambil sebagai langkah strategis untuk memperkuat jejaring lintas sektor dalam menghadapi risiko kebencanaan.

“Berbicara tentang air, masyarakat bisa menghadapi masalah banjir atau kekeringan. Dari sini kita bisa lihat bahwa manajemen air, konstruksi, hingga energi punya keterkaitan langsung dengan mitigasi bencana,”  jelas Andrian Cader.

“Dengan bergabung dalam IEE Series, ruang diskusi jadi lebih luas. Industri, pemerintah, hingga masyarakat bisa duduk bersama mencari solusi yang berdampak nyata,” lanjutnya.

Andrian mencontohkan bagaimana teknologi konstruksi seperti Visco Elastic Rubber Damper (VED) dapat membuat bangunan lebih tahan gempa, sehingga mampu menyelamatkan banyak nyawa ketika bencana terjadi. 

“Sebenarnya bukan gempanya yang membunuh, tapi bangunan yang roboh. Karena itu, kita ingin menunjukkan bahwa di setiap sektor, air, energi, konstruksi, itu pasti ada kaitannya dengan kebencanaan, dan semuanya perlu dikolaborasikan,” jelasnya lagi.

Kolaborasi lintas sektor ini juga sejalan dengan konsep ‘People, Public, Private Partnership’ (P4) yang diusung BNPB. Dengan melibatkan pemerintah, industri, akademisi, organisasi masyarakat, hingga komunitas lokal. ADEXCO diharapkan menjadi katalisator lahirnya solusi kebencanaan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.

Sebagai informasi, ADEXCO 2025 berlangsung tanggal 10 - 13 September di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat. Acara ini terbuka untuk siapa saja yang ingin berkontribusi dalam membangun ketangguhan bangsa menghadapi bencana.

Selama empat hari, pengunjung dapat menyaksikan langsung berbagai inovasi teknologi kebencanaan sekaligus merasakan pengalaman edukatif yang interaktif. Jadi, jangan sampai kelewatan ya!

Baca juga: Adexco Akan Bahas Penanggulangan Bencana Berkelanjutan di Jakarta

Admin: Sponsored Content
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan