Kamis, 18 September 2025

Bisnis Tumbuh, Emiten Properti INPP Raup Pendapatan Rp872,11 Miliar di Semester I 2025

Emiten PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) mencatatkan pertumbuhan positif di tengah gejolak ekonomi Tanah Air di semester I 2025.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
handout
BISNIS TUMNBUH - Presiden Direktur & CEO PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) Anthony Prabowo Susilo. INPP membukukan pendapatan Rp872,11 miliar pada paruh pertama 2025, tumbuh signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Emiten PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) mencatatkan pertumbuhan positif di tengah gejolak ekonomi Tanah Air di semester I 2025.

INPP membukukan pendapatan Rp872,11 miliar pada paruh pertama 2025, tumbuh signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang ditopang oleh penjualan Antasari Place dan ekspansi area komersial 23 Paskal di Bandung.

Meski sedikit di bawah target internal, perusahaan masih berada di jalur pertumbuhan yang sehat.

“Secara performance tahun ini kita masih di atas tahun lalu, walau sedikit di bawah budget. Tapi yang penting growth-nya tetap ada,” kata Presiden Direktur & CEO INPP, Anthony Prabowo Susilo dalam keterangan tertulis dikutip Senin, 15 September 2025.

Anthony menilai kondisi saat ini masih lebih ringan dibandingkan guncangan pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

“Kita sebagai pengusaha harus tangguh, harus bisa dengan tekad dan kekuatan sendiri. Kalau pemerintah support, kita apresiasi, tapi jangan pernah berpikir bisa maju hanya karena pemerintah. Kalau begitu mentalnya, lebih baik jangan jadi pengusaha,” ujarnya.

Antasari Place Jadi Kontributor Utama

Anthony menjelaskan, proyek hunian Antasari Place menjadi pendorong utama kinerja perusahaan.Dari total 980 unit, kini tersisa hanya 105 unit yang belum terjual.

Sebanyak 175 unit dialokasikan sebagai service residence, termasuk Citadine. “Barangnya sudah jadi, jadi lebih mudah jualannya. Tahun ini Antasari Place pecah rekor penjualan,” ujar Anthony.

INPP tengah menyiapkan rencana pembangunan Tower II Antasari Place. "Format unit yang akan dipasarkan apakah tipe 2 kamar tidur atau 3 kamar tidur  masih dipelajari sesuai kebutuhan pasar," katanya.

Selain penjualan properti, INPP terus memperkuat pendapatan berulang dari sektor hotel dan pusat perbelanjaan. Properti seperti Beachwalk (Bali) dan 23 Paskal (Bandung) menjadi penyumbang utama stabilitas pendapatan.

Ekspansi 23 Paskal dengan penambahan 44 tenant baru ditargetkan menambah kontribusi pada semester II 2025.

Anthony menekankan salah satu keunggulan INPP adalah portofolio hotel yang tidak terlalu bergantung pada kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) berskala besar.

Baca juga: Incar B2B, Perusahaan Korea Dobidos Genjot Penjualan ke Project Properti

Dari seluruh properti, hanya FX Sudirman dan Grand Hyatt Jakarta yang memiliki kapasitas besar untuk acara MICE.

“Grand Hyatt memang agak terdampak, tapi di luar itu hotel-hotel kami cukup stabil. Kenapa bisa begitu? Karena kita tidak terlalu reliance pada government sector. Jadi ketika pemerintah menahan budget, kita bisa cepat melakukan penataan di tempat lain. Tim kami juga cukup agile,” jelas Anthony.
 
Menurut Anthony, sektor properti khususnya hotel dan lifestyle mall adalah bisnis dengan orientasi jangka panjang.

Baca juga: Pengembang Dukung Keputusan Kementerian PKP Batal Perkecil Ukuran Rumah Subsidi

Fluktuasi ekonomi, kata dia, merupakan bagian dari siklus bisnis yang harus dihadapi dengan fondasi yang kuat dan strategi yang jelas.

“Properti bukan bisnis untuk sehari dua hari. Tantangan pasti ada, tapi kalau fondasi kuat dan strategi jelas, maka perusahaan bisa tetap tumbuh,” tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan