Kamis, 18 September 2025

Erick Thohir Serahkan Urusan Merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia ke Danantara

Erick Thohir tidak lagi cawe-cawe dalam rencana merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia seperti rencana yang pernah digagasnya.

Tribunnews/Endrapta
MERGER PELITA DAN GARUDA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tidak lagi cawe-cawe dalam rencana merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia seperti rencana yang pernah digagasnya.Dia menyerahkan keputusan merger tersebut kepada Danantara. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tidak lagi cawe-cawe dalam rencana merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia seperti rencana yang pernah digagasnya.

Dia menyerahkan keputusan merger tersebut kepada Danantara dan Kementerian BUMN akan mengkuti keputusan Danatara dalam merger tersebut.

"Kami dari Kementerian BUMN ikutin nanti kebijakan yang akan dilakukan Danantara. Kalau kami kan cuma approval ujungnya saja," katanya ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/9/2025).

Dia mengatakan, proses kajian merger ini juga ada di tangan Danantara.

"Proses kajian itu ada di Danantara. Kami prinsipnya mendukung apa yang akan dilakukan Danantara, tapi prosesnya ujungnya di kami. Tapi yang penting proses daripada kajian, benchmarking semuanya, bukan di kami lagi," ujar Erick.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan Pelita Air sebagai anak usaha Pertamina akan digabung dengan Garuda Indonesia.

Keputusan tersebut diambil karena Pertamina ingin lebih fokus pada bisnis inti mereka di bidang minyak dan gas serta energi terbarukan.

"Pertamina akan lebih fokus kepada core bisnis Pertamina pada bidang oil and gas dan renewable energy," katanya saat rapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Pelita Air akan di-spin off dan digabung dengan perusahaan lainnya yang sejenis.

"Dengan demikian, untuk beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara akan kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," ujar Simon.

"Sebagai contoh, untuk airline kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia," sambungnya.

Tidak hanya sektor penerbangan, Simon juga mengungkapkan bahwa Pertamina akan melepas sejumlah bisnis lain yang tidak terkait dengan energi.

Baca juga: Legislator PAN Ungkap Alasan Menolak Rencana Merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia

Beberapa di antaranya adalah anak usaha Pertamina di bidang asuransi, pelayanan kesehatan, hingga hospitality. "[Tentu] akan mengikuti roadmap yang sudah dipersiapkan oleh Danantara," ucap Simon.

Sebelumnya pada 2023, rencana Pelita Air dimerger dengan Citilink sudah pernah mencuat. Citilink merupakan maskapai low cost carrier (LCC) dan berada di bawah naungan Garuda Indonesia Group.

Kala itu, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, Pemerintah terus mengupayakan aksi korporasi merger antara Citilink dan Pelita Air.

Dia mengungkapkan terdapat 2 opsi terkait penggabungan maskapai-maskapai pelat merah tersebut.

Baca juga: Pelita Air Catat Kinerja Positif Tahun Buku 2024, Naik Sebesar 81 Persen

Opsi pertama, lisensi Pelita Air akan masuk ke dalam Citilink. Dan opsi yang kedua, seluruh maskapai BUMN yakni Citilink, Pelita Air, termasuk Garuda Indonesia masuk ke dalam Holding Pariwisata atau InJourney.

Namun kembali lagi, jika memilih opsi kedua harus menunggu kondisi kesehatan keuangan Garuda Indonesia pulih sepenuhnya.

"Enggak (batal merger) itu masih dalam kajian. Jadi ada dua opsi, opsinya Pelita masuk secara lisensi ke Citilink, atau Pelita ke InJourney, itu masih dikaji," ucap Tiko kepada wartawan, (6/11/2023).

"Dari saya mau ke ujungnya atau ke Citilink, tapi tergantung dari kemampuan Garuda restrukturisasi, kita akan reviu akhir tahun apakah garuda sudah sehat akhir tahun ini," sambungnya.

Diketahui, Garuda Indonesia tidak bisa bergabung dengan InJourney karena masalah keuangan yang tak sehat. Selain itu, Garuda Indonesia harus kuat dan berkembang secara size sebelum bergabung ke InJourney.

Meski begitu, penggabungan Garuda Indonesia ke InJourney akan dilakukan secepatnya.

"Harus sehat. Karena kan sekarang ini baru saya reviu karena Garuda secara risk daripada rutenya sudah positif, artinya mereka sudah mulai casflow positif, tapi negatif ekuiti, jadi ekuiti itu kita bereskan dulu," pungkasnya.


Caption
MERGER PELITA GARUDA - Menteri BUMN Erick Thohir ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/9/2025). Ia menyerahkan ke Danantara mengenai rencana merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia.
Dok: Endrapta Pramudhiaz 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan