Sabtu, 27 September 2025

Menampung Berkah dari Langit: Solusi Air Bersih Berbasis Masjid untuk Warga

Teknologi RWH memanfaatkan atap masjid untuk menampung air hujan yang disaring lalu digunakan untuk wudu, kebersihan, dan siram tanaman.

Editor: Andra Kusuma
UNS.ac.id
Skema sistem RWH yang digunakan untuk menampung air hujan. 

TRIBUNNEWS.COM - Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang masih sulit diakses di sejumlah wilayah, termasuk fasilitas umum seperti masjid.

Untuk menjawab tantangan ini, tim dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) memperkenalkan teknologi pemanenan air hujan (Rainwater Harvesting/RWH) di Masjid Yayasan Mitra Shobirin, Sukoharjo, melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) 2025 yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kontrak Nomor 1187.1/UN27.22/PT.01.03/2025). 

Teknologi RWH yang diterapkan memanfaatkan atap masjid sebagai area tangkapan air hujan.

Air dialirkan terlebih dahulu melalui first flush diverter untuk membuang aliran awal yang kotor, lalu masuk ke tangki penyimpanan.

Air dari tangki dimanfaatkan untuk wudu, kebersihan lingkungan masjid, dan penyiraman tanaman.

Distribusi ke titik pakai menggunakan tandon atap (roof tank) yang memiliki dua pasokan air secara bersamaan dari sumur dan dari tangki RWH sehingga ketersediaan air lebih andal.

Sistem ini berbiaya rendah, mudah dipelihara, dan menggunakan bahan lokal seperti talang air, komponen first flush diverter sederhana, pipa PVC, dan tangki air.

Melalui pendekatan partisipatif, warga dan pengurus masjid dilibatkan langsung dalam pelatihan pengoperasian dan perawatan sistem.

Hasilnya, masjid menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan air bersih, mengurangi ketergantungan pada PDAM dan sumur, serta menurunkan biaya operasional.

Antusiasme masyarakat terhadap teknologi pemanenan air hujan terus meningkat, terlihat dari minat dan rasa ingin tahu yang makin besar.

Meskipun demikian, penerapan nyata di tingkat rumah tangga belum dilakukan, sehingga teknologi ini masih sebatas wacana dan inspirasi bagi sebagian warga.

Tangki penampungan air hujan yang ada di Masjid Yayasan Mitra Shobirin, Sukoharjo
Tangki penampungan air hujan yang ada di Masjid Yayasan Mitra Shobirin, Sukoharjo (UNS.ac.id)

Pemilihan masjid sebagai lokasi penerapan selaras dengan nilai spiritual Islam sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an surat QS. Qaf [50]: 9–11 yang menegaskan fungsi hujan sebagai pembersih, penyubur tanaman, penghidup tanah mati, dan pemberi kesehatan dan rezeki bagi manusia.

Pendekatan berbasis masjid ini menjadikan RWH bukan hanya solusi teknis, tetapi juga gerakan sosial dan spiritual menuju kemandirian.

Program ini juga sejalan dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Implementasi teknologi pemanenan air hujan secara langsung mendukung SDG 6, yaitu menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi yang layak untuk semua.

Selain itu, pendekatan berbasis komunitas di lingkungan masjid turut mendorong tercapainya SDG 11, yakni menciptakan kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. 

Di sisi lain, penggunaan sumber daya alam secara bijak melalui pemanfaatan air hujan juga merupakan bagian dari aksi nyata dalam menghadapi perubahan iklim sebagaimana tercantum dalam SDG 13.

Ke depan, sistem RWH akan diperluas untuk mendukung urban farming sebagai solusi pertanian perkotaan yang ramah lingkungan dan hemat air.

Hal ini diharapkan membuka peluang baru bagi masyarakat untuk mandiri secara air sekaligus pangan.

Kegiatan ini dipimpin oleh Tri Joko Daryanto bersama Muh. Hisjam dan Refa'ul Khairiyakh, dengan Yayasan Mitra Shobirin sebagai mitra utama.
Kegiatan ini dipimpin oleh Tri Joko Daryanto bersama Muh. Hisjam dan Refa'ul Khairiyakh, dengan Yayasan Mitra Shobirin sebagai mitra utama. (UNS.ac.id)

Ketua tim kegiatan ini adalah Tri Joko Daryanto, S.T., M.T., bersama anggota Dr. Ir. Muh. Hisjam, S.T.P., M.T., dan Refa'ul Khairiyakh, S.P., M.Sc., dengan Yayasan Mitra Shobirin sebagai mitra utama dalam pelaksanaan program.

Masjid yang mengelola air hujan bukan hanya memberi akses air bersih, tetapi juga menanamkan nilai keberlanjutan bagi masyarakat.

Inilah bukti bahwa kolaborasi antara ilmu pengetahuan, institusi pendidikan, dan nilai keagamaan dapat menciptakan solusi yang berdampak luas. (*)

Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan