Kamis, 13 November 2025

Transaksi Digital Melonjak Tajam, Industri Fintech Jadi Enabler Pertumbuhan Sektor Riil

Bank Indonesia mencatat lonjakan volume transaksi sistem pembayaran seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi keuangan.

Editor: Choirul Arifin
dok . BFN 2025
TRANSAKSI DIGITAL MEROKET - Peluncuran Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 di Auditorium Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (11/11/2025). Adopsi digital yang semakin meluas di Indonesia membuat transaksi digital melonjak tajam. Tren itu turut mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor riil. 

Ringkasan Berita:
  • Bank Indonesia mencatat lonjakan volume transaksi sistem pembayaran seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi keuangan.
  • Volume transaksi BI-FAST mencapai 9,61 miliar transaksi dengan nilai mencapai Rp 25 kuadriliun sejak pertama kali diluncurkan di 2021.
  • Transaksi QRIS sampai September 2025 mencapai 10,33 miliar atau tumbuh 158 persen dari target tahun ini, dengan total 58 juta pengguna dan 41 juta pedagang.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adopsi digital yang semakin meluas di Indonesia membuat transaksi digital melonjak tajam. Tren itu turut mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor riil.

Data terbaru Bank Indonesia mencatat lonjakan volume transaksi sistem pembayaran seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi keuangan.

Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta memaparkan, sampai September 2025, volume transaksi melalui BI-FAST mencapai 9,61 miliar transaksi dengan nilai mencapai Rp 25 kuadriliun sejak pertama kali diluncurkan pada 2021. 

“Kemajuan ini tercermin dari pertumbuhan volume transaksi pembayaran digital yang sangat besar,” ujar Filianingsih di acara peluncuran Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 di Jakarta, Senin (11/11/2025).

Transaksi QRIS Meroket 158 Persen

Transaksi digital menggunakan QRIS sampai September 2025 mencapai 10,33 miliar atau tumbuh 158 persen dari target tahun ini, dengan total 58 juta pengguna dan 41 juta pedagang di seluruh Indonesia.

Yang menarik, sebanyak 90 persen lebih pengguna QRIS adalahpelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

BI memperkirakan volume transaksi pembayaran digital dapat mencapai 147,3 miliar transaksi pada 2030, atau melonjak empat kali lipat dibandingkan 2024.

Menurut Filianingsih, proyeksi tersebut didorong oleh meningkatnya partisipasi generasi muda serta pesatnya inovasi teknologi finansial.

Waspadai Risiko Keamanan Digital

Dia juga mengingatkan adanya tantangan serius di sisi keamanan digital. Seiring peningkatan volume transaksi, risiko kejahatan siber dan penipuan juga meningkat. 

“Jenis serangan semakin canggih, mulai dari middleware attack, account takeover, synthetic ID, AI-driven attack hingga social engineering,” katanya.

Filianingsih menekankan pentingnya penguatan sistem deteksi penipuan (fraud detection system), autentikasi berlapis (strong authentication), serta penerapan prinsip know your merchant dan know your customer di industri pembayaran. 

"Peningkatan literasi digital dan perlindungan konsumen harus menjadi tanggung jawab bersama antara regulator, industri, dan masyarakat," kata dia.

Filianingsih Hendarta menyampaikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan BFN 2025. Menurutnya, tema tahun ini yakni “Kolaborasi Tanpa Batas: Transformasi Fintech dalam Mewujudkan Ekonomi yang Inklusif,” sangat relevan dengan kondisi perekonomian saat ini, di mana digitalisasi telah menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: QRIS Sudah Bisa Digunakan di China Akhir 2025 dan Korea Selatan Awal 2026

Ia menekankan, di tengah percepatan inovasi teknologi keuangan dan perubahan perilaku masyarakat menuju transaksi digital, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama.

Sumber: Kontan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved