Masa Depan Industri Tambang Indonesia Ditentukan Tiga Pilar Ini
Pentingnya integrasi data geologi, geofisika, dan geokimia dalam membangun model geologi yang akurat dan adaptif.
Ringkasan Berita:
- Pentingnya integrasi data geologi, geofisika, dan geokimia dalam membangun model geologi yang akurat dan adaptif.
- MUC 2025 mempertemukan profesional geologi, insinyur tambang, dan regulator.
- Macro di Micromine mampu memangkas waktu kerja menjadi lebih singkat, yang awalnya butuh dua minggu menjadi dua hari.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Regional Manager Micromine APAC Fransiskus Nugroho menyoroti masa depan industri tambang Indonesia yang akan ditentukan oleh tiga pilar utama.
Tiga pilar itu adalah data yang terintegrasi dan real-time, pemanfaatan AI dan otomasi, serta komitmen terhadap praktik tambang yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Hal tersebut disampaikan Fransiskus dalam acara Micromine User Conference (MUC) 2025.
MUC 2025 mempertemukan profesional geologi, insinyur tambang, dan regulator untuk membahas masa depan pertambangan berbasis data, teknologi, dan keberlanjutan.
Baca juga: Ahli Pertambangan: Pemberantasan Tambang Ilegal Harus Lintas Kementerian dan Lembaga
"Software pertambangan kini bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan otak operasional yang menghubungkan seluruh proses, dari eksplorasi hingga produksi,” kata Fransiskus dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (12/11/2025).
General Manager APAC Micromine, Adam Brew, pun menegaskan peran penting teknologi dalam transformasi industri melalui rilis pembaruan perangkat lunak 2026.
“Di versi 2026, kami menghadirkan konektivitas dan kecerdasan buatan yang benar-benar mengubah cara tim tambang bekerja, lebih cepat, lebih akurat, dan lebih kolaboratif," ujar Adam.
Teknologi Menjadi Kunci Produktivitas Berkelanjutan
GM Exploration and Resources Development Group PT Merdeka Copper Gold Tbk Arief Bastian menyoroti evolusi pemodelan geologi dari era manual hingga era machine learning.
Ia menekankan pentingnya integrasi data geologi, geofisika, dan geokimia dalam membangun model geologi yang akurat dan adaptif.
“Meski demikian, peran seorang geolog tetap dibutuhkan dalam era machine learning. Karena, geolog memegang peran fundamental dalam mengambil keputusan atas data yang diolah oleh machine learning,” kata Arief.
Meski memiliki potensi besar dalam eksplorasi mineral seperti nikel, tembaga, dan emas, Chairwoman MGEI Rosalyn Wullandhary mengatakan tanpa pendekatan yang tepat, proses penambangan akan lambat dan tidak berkelanjutan.
Lebih lanjut, Rosalyn menjelaskan bahwa penggunaan teknologi AI yang sudah mendapatkan 'pelatihan' mengenai digital twin (proses membangun model secara digital) dan hyperspectral imaging (foto spektrum permukaan tanah) akan memangkas pekerjaan manual serta mempercepat produktivitas.
"Adopsi teknologi seperti AI, digital twin, dan hyperspectral imaging bisa mempercepat siklus eksplorasi dan memastikan nilai tambah nasional yang berkelanjutan,” kata Rosalyn.
Teknologi Percepat Pengolahan Data
Senada, Resource Superintendent PT Ceria Nugraha Indotama, Syahril Hidayat membagikan pengalaman langsung bagaimana teknologi dapat mempercepat proses pengolahan data manual dengan menggunakan macro (proses otomasi data dan perhitungan).
Ia mengatakan, Macro di Micromine mampu memangkas waktu kerja menjadi lebih singkat, yang awalnya butuh dua minggu menjadi dua hari.
"Sehingga, geolog bisa lebih fokus pada analisis dan interpretasi geologi yang merupakan bagian paling penting dari pekerjaan resource geologist,” kata Syahril.
Sementara itu, Mine Engineer PT Stargate Pasific Resources Sabdani Saragih menunjukkan bagaimana Micromine Beyond digunakan dalam perencanaan tambang nikel secara lebih strategis.
Sabdani menggunakan perangkat lunak ini untuk melakukan perencanaan tambang strategis guna mengoptimalkan desain tambang dengan fokus pada efisiensi, profitabilitas, dan kepatuhan terhadap batasan operasional serta lingkungan.
“Dengan menggunakan software Micromine, mining engineer dapat memvalidasi block model yang sudah dibuat oleh geolog dengan lebih mudah sehingga proses perencanaan tambang menjadi lebih akurat dan mudah,” kata Sabdani.
| Anggota DPR Desak Kemenhut Buka Peta Nasional Tambang Ilegal di Hutan Lindung & Taman Nasional |
|
|---|
| Wamenperin: Problem Industri Baja Juga Dialami Banyak Negara Lain |
|
|---|
| Transformasi Tambang Rakyat, Bukan Legalisasi Tambang Ilegal |
|
|---|
| Toyota Tsusho Inves Rp 1,6 Triliun di Hilirisasi Timah dan Tembaga RI |
|
|---|
| Baja Impor dari China Banjiri Indonesia, Kuasai 55 Persen Pasar Lokal |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.