Virus Corona
Dokter Hong Kong: Pasien Sembuh Covid-19 Fungsi Paru-parunya Berkurang
Dokter di Hongkong menyatakan jika beberapa pasien yang sembuh dari virus corona fungsi paru-parunya berkurang.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Rumah Sakit Hong Kong menemukan fakta jika pasien yang sembuh dari virus corona atau Covid-19, mengalami penurunan fungsi paru-paru.
Hal itu diketahui setelah mereka melakukan pengamatan pada 12 pasien yang telah pulih dari virus corona.
Mereka menemukan penurunan 20 - 30 persen pada kapasitas paru-parunyaa setelah 2-3 hari pasien dinyatakan sembuh.

Baca: Update Virus Corona per Hari Ini : Total 76.823 Pasien Sembuh, 6505 Meninggal dari 167.511 Kasus
"Mereka terengah-engah jika berjalan sedikit lebih cepat," ungkap Owen Tsang Tak-yin, direktur medis dari Pusat Penyakit Menular otoritas dikutip dari South China Morning Post.
"Beberapa pasien mungkin memiliki sekitar 20 - 30 persen penurunan fungsi paru-paru setelah pemulihan penuh," katanya.
Meski begitu, Tsang mengatakan bahwa pasien dapat melakukan latihan kardiovaskular, seperti berenang, untuk meningkatkan kapasitas paru-paru mereka dari waktu ke waktu.
"Walaupun masih terlalu dini untuk menentukan efek jangka panjang dari penyakit ini, pemindaian sembilan paru-paru pasien juga menemukan 'pola yang mirip' menunjukkan ada kerusakan organ," kata Tsang, dilansir Post.

Baca: Daun Kelor hingga Jambu Biji, Bahan Alami Pencegah Corona Versi Peneliti dan Siswi SMK
CT scan pasien virus corona saat ini menunjukkan "ground glass," yaitu fenomena penumpukan cairan di paru-paru yang muncul dengan sendirinya.
Ground glass muncul berupa bercak putih, seperti yang dilaporkan oleh Business Insider Aria Bendix.
CT scan itu diambil dari satu pasien virus korona pada titik waktu yang berbeda, menunjukkan bahwa "ground glass" orang tersebut menjadi lebih jelas ketika penyakit mereka berkembang.
Pada Jumat (13/3/2020) pagi, 69.607 orang dari 128.392 kasus yang dikonfirmasi telah pulih dari Covid-19, menurut data dari Johns Hopkins University.
Lebih dari 4.700 orang telah meninggal karena penyakit ini.
Virus corona pada lansia mempengaruhi kondisi kesehatan yang lebih buruk daripada demografi lainnya, seperti yang ditunjukkan oleh wabah di Italia.

Baca: Jokowi Larang Pemda Lakukan Lockdown, Jubir Ahmad Yurianto Sebut Karantina Akan Perluas Corona
"Di antara mereka yang terinfeksi, sebagian besar akan pulih," ujar direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (16/3/2020).
Menurut WHO gejala yang paling umum dilaporkan adalah demam, batuk kering, dan sesak napas/
Sementara itu sekitar 80 persen pasien gejalanya disertau penyakit ringan.
(Tribunnews.com/Maliana)