Virus Corona
Peneliti: Virus Corona Bisa Bertahan hingga 24 Jam pada Kardus dan 3 Hari pada Benda Plastik
Apabila virus menempel pada tembaga atau stainless steel, dapat dideteksi hingga empat jam. Jika virus menempel pada kardus akan bertahan 24 jam.
Penulis:
Bunga Pradipta Pertiwi
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Para ilmuan yang didanai oleh Amerika Serikat menemukan fakta baru tekait virus corona.
Virus corona (Covid-19) memiliki tingkatan yang hampir sama dengan virus terdahulu, yakni SARS.
Dikutip Tribunnews.com dari AFP, faktor-faktor lain seperti penularan antar manusia tanpa gejala sangat mungkin terjadi.
Inilah yang menyebabkan pandemi global ini jauh lebih besar dari wabah SARS tahun 2002-2003 silam.

Baca: Covid-19 Jangkiti Sejumlah Publik Figur, Tom Hanks sampai Aktris James Bond
Baca: BREAKING NEWS: Daftar 3 Rumah Sakit Swasta yang Didedikasikan untuk Rawat Semua Kasus Covid-19
Para pakar dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Universitas California, Los Angeles dan Princeton menerbitkan makalah baru.
Makalah baru ini diterbitkan dalam New England Journal of Medicine (NEJM).
Apabila virus menempel pada tembaga atau stainless steel, dapat dideteksi hingga empat jam.
Sementara itu jika virus menempel pada kardus akan bertahan selama 24 jam.
Namun jika virus menempel pada benda plastik, justru akan lebih lama yakni selama tiga hari.
Para pakar juga menggunakan nebulizer untuk melakukan simulasi batuk dan bersin.
Hasilnya, virus berubah menjadi aerosol yang partikelnya melayang di udara, dan terdeteksi hampir tiga jam lamanya.
Hasil studi penelitian ini pertama kali diunggah di situs medis pra-cetak pekan lalu sebelum ditinjau pakar sejawat lain.
Unggahan ini menarik perhatian termasuk kritik dari para ilmuwan lain yang mengatakan hal itu melebih-lebihkan.
Para kritikus mempertanyakan apakah nebulizer secara akurat bisa dikatakan meniru batuk dan bersin manusia?
Baca: Viral Kisah Dokter Handoko Gunawan Siap Mati Tangani Pasien Positif Virus Corona
Baca: Update: Sebaran 19 Pasien Covid-19 yang Meninggal Dunia di Indonesia
Perbandingan Covid-19 dengan SARS
Sebuah makalah di China yang diunggah pekan lalu dan sedang menunggu tinjauan ulang.
Tinjauan ini terkait soal bentuk aerosol Covid-19 yang terdapat di kamar mandi pasien di sebuah rumah sakit Wuhan.
Virus itu tercecer dalam tinja.

Bentuk aerosol dari SARS menjadi dasar yang menginfeksi ratusan orang di sebuah kompleks apartemen di Hong Kong pada 2003.
Ketika, saluran pembuangan bocor ke kipas langit-langit yang menciptakan bulu yang sarat virus.
Tim di balik studi NEJM melakukan tes serupa pada virus SARS, menemukan kedua virus berperilaku serupa.
Tetapi kelayakan serupa ini gagal menjelaskan mengapa virus corona telah menginfeksi hampir 200 ribu orang dan menyebabkan hampir 8 ribu kematian?
Sementara pada epidemi SARS menginfeksi sekitar 8 ribu kasus membunuh hampir 800 orang.
"Ini menunjukkan bahwa perbedaan dalam karakteristik epidemiologi virus ini mungkin timbul dari faktor lain."
Termasuk pasokan virus yang tinggi di saluran pernapasan atas."
"Dan potensi orang terinfeksi virus corona untuk melepaskan dan menularkan virus sementara tanpa gejala terlebih dahulu," ungkap peneliti dikutip dari laman yang sama.
Temuan ini menegaskan panduan dari para profesional kesehatan agar masyarakat melakukan tindakan preventif seperti:
- social distancing
- menghindari menyentuh wajah
- menutupi batuk atau bersin
- dan lakukan desinfektasi ke permukaan benda dengan pembersih atau tisu basah
Baca: BREAKING NEWS: Penyebab Data Kematian Positif Corona di Indonesia Melonjak dari 5 ke 19 dalam Sehari
Baca: Wabah Corona Menyebar di London, Royal Albert Hall dan Barbican Ditutup
(Tribunnews.com/Bunga)