Virus Corona
Tegaskan Obat Corona Belum Ada, Yurianto: Mencegah Lebih Penting
Yuri menyebut lebih baik melakukan pencegahan virus corona daripada menunggu obat covid-19 ditemukan.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara pemerintah penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengungkapkan, pihaknya masih memantau kabar tentang ditemukannya obat covid-19 atau virus corona.
Namun, Yuri menyebut lebih baik melakukan pencegahan daripada menunggu obat ditemukan.
"Pencegahan penyebaran lebih penting dibanding menunggu obat," ungkap Yuri dalam konferensi pers, Kamis (19/3/2020) dilansir siaran langsung Kompas TV.
Yuri menyebut hingga saat ini belum ada obat dan vaksin covid-19 yang secara pasti ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"WHO dengan menghimpun ahli virus di dunia, masih belum mendapat suatu kesepakatan yang bisa dijadikan standar pengobatan dunia terhadap Covid-19," ungkapnya.
Baca: BREAKING NEWS: Jubir Penanganan Covid-19 Sebut Orang Positif Corona Tak Berarti Harus Dirawat di RS
Baca: BREAKING NEWS Jumlah Positif Corona di Indonesia 309 Pasien, Ini Sebarannya, DKI Terbanyak
Yuri menyebut, sejumlah negara telah melakukan percobaan untuk menguji obat Covid-19.
Namun, Yuri menegaskan baik obat maupun vaksin secara definitif belum ditentukan.
"Hingga saat ini, secara definitif, drag of choice, obat yang dipilih untuk Covid-19 belum didapatkan, demikian juga dengan vaksin, hingga saat ini belum didapatkan," ungkapnya.

Baca: VIRAL Foto Social Distancing di Bandara Supadio Pontianak, dari Jarak Antrean hingga Tempat Duduk
Sembuh Karena Imun
Yuri juga mengungkapkan, sebagian besar bahkan seluruh kasus positif corona yang sembuh karena memiliki imun yang baik.
"Sebagian besar kasus sembuh bahkan secara keseluruhan didominasi oleh faktor imun yang baik dari pasien," ujar Yuri.
Yuri menyebut masih memantau perkembangan obat Covid-19.
"Semoga bisa ditemukan dalam waktu tidak terlalu lama dan agar kita juga bisa menggunakannya," ungkap Yuri.
Pemeriksaan Secara Masal
Yuri dalam konferensi pers hari ini juga mengungkapkan, pemerintah akan melakukan pemeriksaan secara masal terkait virus corona pada masyarakat.
"Pemerintah dalam waktu dekat akan melakukan pemeriksaan secara masal, peralatan masih kami siapkan," ungkap Yuri.
Pemeriksaan secara masal disebut Yuri, bertujuan untuk secepat mungkin mendeteksi masyarakat yang positif corona.
Namun, Yuri menyebut tidak semua masyarakat yang dinyatakan positif akan diisolasi di rumah sakit.
"Pada kasus positif dengan tanpa gejala atau gejala ringan, maka akan diminta melakukan isolasi diri secara mandiri," ungkap Yuri.
Isolasi mandiri nantinya disebut Yuri akan tetap dipantau oleh petugas medis.
"Tetap akan dipantau oleh Puskesmas," ujar Yuri.
Baca: Anies Klaim Jakarta Bisa Tes Corona, Sehari hingga 150 Kasus
Baca: BREAKING NEWS: Jubir Penanganan Covid-19 Sebut Orang Positif Corona Tak Berarti Harus Dirawat di RS
Yuri menyebut, masyarakat masih perlu diberikan sosialisasi dan edukasi tentang isolasi mandiri.
"Akan terus digencarkan," ungkapnya.
Sementara itu, pemerintah disebut tengah mempersiapkan peralatan untuk pengecekan masal atau rapid test test.
Jika dalam rapid test nantinya masyarakat medapati status bergejala covid-19 sedang, akan mendapat pemeriksaan lanjutan.
"Jika rapid test dijumpai dengan kondisi sedang, harus dilanjutkan dengan pemeriksaan VCR," ungkap Yuri.
Yuri menyebut rapid test dilakukan hanya untuk mengetahui apakah masyarakat tertular atau tidak.
"Rapid test untuk mengetahui apakah masyarakat tertular, tapi tidak harus mendapat perawatan," ungkapnya.
309 Warga Positif Corona
Sebelumnya, Yuri dalam konferensi pers tersebut juga mengungkapkan jumlah pasien positif corona di Indonesia hingga Kamis (19/3/2020) berjumlah 309 orang.
Total sudah ada 25 pasien positif corona di indonesia yang meninggal dunia.
Sementara itu jumlah pasien sembuh berjumlah 15 orang.
Berikut total sebaran 309 pasien positif corona di Indonesia.
1. Bali tidak ada penambahan kasus, akumulatif 1 orang.
2. Banten 27 orang.
3. DI Yogyakarta 5 orang.
4. DKI Jakarta 210 orang.
5. Jawa Barat 26 orang.
6. Jawa Tengah 12 orang.
7. Jawa Timur 9 orang.
8. Kalimantan Barat 2 orang.
9. Kalimantan Timur 3 orang.
10. Kepulauan Riau 3 orang
11. Sulawesi Utara 1 orang.
12. Sumatra Utara 2 orang.
13. Sulawesi Tenggara 3 orang.
14. Sulawesi Selatan 2 orang.
15. Lampung 1 orang.
16. Riau 2 orang.
Update Corona Global
Sementara itu data global hingga Kamis (19/3/2020) menunjukkan kasus covid-19 telah masuk di 177 negara.
Tercatat 219.345 warga dunia terinfeksi.
Sebanyak 8.967 orang meninggal dunia dan 85.673 orang berhasil sembuh.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)