Virus Corona
Curhatan Suami WNA yang Meninggal di Bali karena Corona: Aku Kehilangan Separuh Diriku
Berikut curhatan suami WNA asal Inggris yang meninggal di Bali karena Corona. Dia menyebut, dirinya kehilangan separuh dari dirinya.
Penulis:
Citra Agusta Putri Anastasia
Editor:
bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria asal Inggris mencurahkan isi hatinya setelah ditinggal sang istri karena virus corona.
Diketahui, sang istri bernama Kimberley Finlayson (52).
Kimberley adalah Warga Negara Asing (WNA) asal Inggris pertama yang meninggal karena Corona di Bali, Indonesia.
Dilansir BBC, suami Kimberley, Ken Finlayson, mengenang kepergian sang istri.
Ken menceritakan, Kimberley memiliki riwayat diabetes sebelumnya.
Baca: Ajudan Kerajaan Inggris Positif Corona, Ratu Elizabeth II Langsung Diamankan ke Kastil Windsor
Baca: Karyawan di Inggris yang Bekerja dari Rumah karena Virus Corona Dibayar Pemerintah 80 Persen
Dia pun dinyatakan positif virus corona saat berada di Indonesia.
Sementara itu, Ken dinyatakan negatif.
Kimberley sempat dirawat di rumah sakit pemerintah di Bali.
Di sana, Kimberley menjalani dua operasi darurat.
Sayangnya, nyawa Kimberley tak tertolong.

"Aku dan keempat anakku benar-benar hancur karena kehilangan istri dan ibu yang paling cantik," ujar Ken.
"Dia sangat murah hati, bersemangat dalam hidup, kuat, berani, dan mendukung kita semua."
"Aku kehilangan separuh dari diriku," sambungnya.
Ken menyebutkan, dirinya memiliki momen terakhir dengan sang istri sebelum meninggal pada 11 Maret 2020 silam.
Pasangan dari Hertfordshire itu sempat bertukar ucapan selamat tinggal.
"Aku berbicara dengannya. Dia mengatakan bahwa dia mencintaiku, dan kami saling mengucapkan selamat tinggal selama beberapa menit dan saling memandang," tuturnya.
Ken menyayangkan sang istri yang sakit saat tidak berada di Inggris.
Dia percaya, seandainya Kimberley jatuh sakit di negara mereka, dia dapat diselamatkan oleh petugas medis di Inggris.
"Kesalahan telah dibuat. Aku tidak percaya."
"Jika ini terjadi di Rumah Sakit Barnet (Inggris), aku yakin petugas medis kita yang hebat akan menyelamatkan Kimberley," ucap Ken.
"Aku tidak berpikir dia akan menjadi sama kritisnya sejak awal," imbuhnya.
Merujuk pada kematian istrinya, Ken memperingatkan warga Inggris lainnya untuk berhati-hati ketika bepergian ke luar negeri.
Suami Kimberley itu juga berharap agar keluarga pasien positif corona dapat memberikan dukungan bagi pasien selama menjalani perawatan.

"Tragisnya, di Inggris, akan ada banyak orang yang menderita. Aku yakin itu selama beberapa bulan ke depan."
"Anda harus kuat untuk keluarga Anda dan mengenang orang tercinta yang meninggal," pesan Ken, dikutip dari Guardian.
Kolega Kimberley, yang berasal dari Hertfordshire dan pendiri perusahaan komunikasi gigi, mengenang bagaimana dedikasi Kimberley semasa hidup.
"Dia memiliki hasrat, kreativitas, dan tekadnya sendiri," ujarnya.
"Mereka yang cukup beruntung untuk mengenalnya akan mengingat energi, ide-ide, dan kemampuannya untuk membuat hal-hal terjadi. Hanya sedikit yang bisa menandinginya," tutur kolega Kimberley.
Pasien Positif Corona Ungkap Bagaimana Rasanya Terjangkit Covid-19
Seorang pasien yang positif terinfeksi Corona membagikan ceritanya.
Pasien tersebut bernama Mandy Charlton (46).
Mandy sempat dirawat di Royal Victoria Infirmary, rumah sakit umum di Newcastle upon Tyne, Inggris.
Dilansir Metro, sebelumnya, wanita asal Newcastle itu mengalami flu.
Namun, gejala flu yang dialami berbeda seperti biasanya.
Baca: Sederet Kabar Baik Terkait Virus Corona, Mulai Ditemukan Vaksin hingga Pasien Sembuh
Baca: Menteri Kesehatan Malaysia Sebut Air Hangat Bisa Cegah Corona, Langsung Dibantah oleh Dokter dan WHO
Ia juga demam dengan suhu tubuh tinggi.
"Suhu tubuhku pernah mencapai 37,9, dan sekali di atas 39. Aku menderita batuk kering yang aneh dan menyakitkan," ujar Mandy.
Ibu tiga anak itu juga menuturkan, tubuhnya terasa seperti terbakar.
"Tubuhku terasa seperti terbakar, bangun basah kuyup (karena keringat), mengerikan," kata Mandy.

"Aku menderita flu sebelumnya, tetapi ini beda dari biasanya," sambungnya.
Puncaknya, suhu tubuh Mandy mencapai lebih dari 38 derajat Celcius.
Ia pun dilarikan dengan ambulans menuju Royal Victoria Infirmary pada Jumat (13/3/2020) malam.
Lantas, dia didiagnosis positif virus Corona.
Namun, setelah 12 jam dirawat, Mandy disuruh pulang.
Dia tidak tahu bagaimana caranya pulang.
Baca: McDonalds Inggris dan AS Tak Layani Makan di Tempat, Bagaimana dengan Indonesia?
Baca: Liga Inggris Kena Lockdown, Southampton Justru Minta Kompetisi Segera Dimulai
Tak ada transportasi dari rumah sakit yang disediakan.
Alhasil, Mandy menunggu sembilan jam untuk dapat pulang.
Wanita itu dijemput oleh seorang temannya.
"Aku mengalami serangan panik pada saat itu. Aku bersyukur kepada sahabatku yang mempertaruhkan kesehatannya sendiri untuk membawaku pulang," tuturnya.

Mandy mengaku kecewa atas pelayanan yang tak mengenakkan di rumah sakit.
Bukan kepada petugas medis, tetapi kepada pemerintah.
"Aku tidak menyalahkan dokter atau perawat, aku sepenuhnya menyalahkan pemerintah," tuturnya.
Dokter menyarankan Mandy agar tetap mengisolasi diri selama seminggu.
Selain itu, dia juga diminta untuk banyak beristirahat.
Mandy pun tidur 20 jam sehari dan meminum parasetamol agar segera pulih.

Untungnya, anak-anaknya cukup besar untuk mengurus diri mereka sendiri selama Mandy mengisolasi diri.
Mengenai siapa yang menularkan virus Corona kepadanya, Mandy mempunyai argumen sendiri.
Ibu tiga anak itu meyakini, dirinya tertular virus dari seorang anaknya yang sempat demam sepekan sebelumnya.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)