Kamis, 11 September 2025

Virus Corona

Dibanding Lockdown, WHO Sebut Temukan Pasien Covid-19 dan Mengisolasi Lebih Baik untuk Perangi Virus

WHO menyebut memerangi virus corona dengan menemukan pasien dan mengisolasinya lebih baik daripada melakukan lockdown.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
AFP/FABRICE COFFRINI
Dari kiri Direktur Program Health Emergencies World Health Organization (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan WHO Technical Lead Maria Van Kerkhove menghadiri jumpa pers mengenai virus corona atau COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa Swiss, Rabu (11/3/2020). Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan penilaian bahwa virus corona jenis baru (COVID-19) sebagai pandemi. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap jika strategi lockdown tidak begitu efektif untuk memerangi virus corona.

Menurut pakar darurat terkemuka WHO, Mike Ryan, ada berbagai langkah kesehatan dari masyarakat yang harus diterapkan agar virus tidak semakin menyebar.

"Yang harus kita fokuskan adalah menemukan pasien Covid-19, mereka yang memiliki virus dan mengisolasi mereka."

"Kemudian menemukan orang yang telah kontak dengan mereka (pasien positif Covid-19) dan mengisolasi mereka," kata Mike Ryan saat interview di BBC, mengutip The Star, Minggu (22/3/2020).

Ryan mengungkap yang berbahaya dari lockdown adalah masyarakat tidak menerapkan langkah kesehatan yang lebih kuat.

Dari kiri Direktur Program Health Emergencies World Health Organization (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan WHO Technical Lead Maria Van Kerkhove menghadiri jumpa pers mengenai virus corona atau COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa Swiss, Rabu (11/3/2020). Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan penilaian bahwa virus corona jenis baru (COVID-19) sebagai pandemi. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP)
Dari kiri Direktur Program Health Emergencies World Health Organization (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan WHO Technical Lead Maria Van Kerkhove menghadiri jumpa pers mengenai virus corona atau COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa Swiss, Rabu (11/3/2020). Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan penilaian bahwa virus corona jenis baru (COVID-19) sebagai pandemi. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP) (AFP/FABRICE COFFRINI)

Baca: Ditanya Lockdown karena Virus Corona, Faisal Basri Mengeluh: Data Indonesia Susahnya Minta Ampun

"Bahayanya lockdown adalah jika kita tidak menerapkan langkah kesehatan masyarakat yang kuat."

"Ketika aturan pembatasan gerak dan lockdown dihentikan, maka bahaya penyakit akan kembali lagi," tambahnya.

Sebagian besar Eropa dan AS mengikuti China dan negara-negasa Asia lainnya melakukan lockdown untuk melawan virus corona baru.

Semua orang diminta bekerja dan belajar dari rumah.

Seluruh sekolah, restoran, dan tempat hiburan ditutup.

Ryan berkata, kasus di China, Singapura, dan Korea Selatan yang menggalakkan pengujian pada setiap kemungkinan pasien Covid-19 telah berhasil menekan angka pertumbuhan khusus.

Kantongi 6000 Kasus Covid-19, Spanyol Lockdown Nasional
Kantongi 6000 Kasus Covid-19, Spanyol Lockdown Nasional (Youtube Sky News Australia)

Baca: Jokowi Instruksikan Tak Ada Lockdown karena Corona, Ini Kata Istana dan Gugus Tugas

Kini justru Eropa yang menggantikan posisi Asia sebagai pusat pandemi.

"Setelah kami menekan transmisi, kami harus mencari virusnya. Kita harus berjuang melawan virus," tegas Ryan, mengutip dari Kompas.com.

Upaya lockdown di berbagai negara membuat hampir satu miliar orang terkurung di rumah mereka.

Pandemik yang 'mengamuk' itu telah memaksa penutupan atau lockdown di 35 negara.

Hal itu mengganggu kehidupan, perjalanan, dan bisnis di seluruh negara yang terdampak.

Sementara pemerintahnya, berebut untuk menutup perbatasan dan mengeluarkan ratusan miliar dalam langkah daruratnya untuk menghindari meluasnya krisis ekonomi yang dipicu oleh virus.

Seorang penarik becak di Penang tampak kelaparan dan makan di tempat terbuka, saat social distancing dan lockdown untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus corona (Covid-19) diberlakukan di Malaysia.
Seorang penarik becak di Penang tampak kelaparan dan makan di tempat terbuka, saat social distancing dan lockdown untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus corona (Covid-19) diberlakukan di Malaysia. (THE STAR)

Baca: Lockdown Diberlakukan, Warga Miskin di Malaysia Dikabarkan Mulai Kelaparan

Kini, jumlah kematian akibat virus corona melebihi 13.000 kasus.

Lebih dari 300.000 pasien terinfeksi telah dipastikan di seluruh dunia.

Dengan situasi yang semakin suram di Italia, di mana jumlah kematian meningkat menjadi lebih dari 4.800 (lebih dari sepertiga dari total global).

Perlu diketahui, Italia saat ini adalah negara yang paling parah terkena virus di seluruh dunia.

Hingga Senin (23/3/2020) siang, jumlah terinfeksi di negara itu adalah 59.138 dan total kematian 5.476.

(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Gloria Stevyvani Putri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan