Virus Corona
1 Warganya Positif Covid-19, Tegal Terapkan Local Lockdown Selama 4 Bulan
Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, telah mengambil kebijakan untuk menerapkan local lockdown hingga empat bulan ke depan.
Penulis:
Isnaya Helmi Rahma
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, telah mengambil kebijakan untuk menerepakan local lockdown.
Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) di Tegal setelah seorang warganya dinyatakan positif.
Dedy menyatakan akan menutup akses keluar masuk kota Tegal selama empat bulan ke depan.
Hal ini disampaikan Dedy dalam program Sapa Indonesia Pagi yang dikutip dari siaran langsung Kompas TV, Kamis (26/3/2020).
“Ini kota Tegal statusnya local lockdown, artinya bahwa jalur-jalur perbatasan dengan daerah lain sudah mulai kita tutup,” tegas Dedy.

Lebih lanjut ia mengungkapkan semua jalur perbatasan ini akan resmi di tutup mulai Senin (30/3/2020).
“Seratus persennya nanti di malam 30 Maret sampai 30 Juli 2020,” jelasnya.
Sehingga selama empat bulan ke depan Dedy menegaskan tidak ada warga luar kota yang boleh ke Tegal, namun jika hanya lewat dipersilahkan.
“Jadi begini ini hanya di kota saja, untuk jalur provinsi maupun nasional bisa melewati kota Tegal,” kata Dedy.
“Akan tetapi untuk kota Tegal sendiri warganya tidak bisa keluar dan masuk,” jelasnya.
Mengingat banyak warganya yang berada di ibu kota memiliki kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia.
“Data yang terakhir terdapat 893 kasus positif dan yang meninggal ada 78 orang, kalau kita melihat Jakarta pasiennya 495 dan yang sembuh 29,” kata Dedy.
Baca: Innalillahi, Seorang Dokter di Jawa Barat Meninggal Setelah Positif Covid-19
“Ini artinya apa, di Jakarta itu lebih dari setengahnya (pasien positif) secara nasional dan ini sekarang sudah mulai urbanisasi pada mudik,” imbuhnya.
“Kota Tegal rawan sekali dengan adanya urbanisasi dari Jakarta ke kota ini,” jelasnya.
Sehingga dengan adanya local lockdown, Dedy meminta warganya yang berada di Jakarta diminta untuk tidak pulang ke Kota Tegal.
“Kalau sayang dengan keluarga, saudara dan tetangganya, jangan pulang ke Tegal dulu,” ujarnya.
Kendati demikian Dedy masih memberikan kelonggaran bagi warga yang benar-benar memiliki keperluan mendesak untuk pulang ke Tegal namun dengan syarat-syarat tertentu.
Baca: Pemprov DKI Buat Kanal Khusus Kumpulan Hoaks Soal Corona, Cek Klarifikasinya Lewat Jalahoaks
“Sementara jika terdapat warga yang memiliki keperluan sangat mendesak dan diharuskan pulang ke Tegal maka diwajibkan melakukan konfirmasi di Satuan Gugus Tugas,” jelas Dedy.
“Sebelum pembatas itu dibuka maka harus diperiksa medis terlebih dahulu dan dikarantina,” imbuhnya.
“Kalau medis sudah mengatakan aman atau steril dari Covid-19 maka dapat dipersilahkan masuk,” ungkap Dedy.
Dedy menjelaskan pertimbangan local lockdown ini sudah melalui rapat dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
“Untuk pertimbangannya, kami sudah rapat dengan penetapan kesepakatan Bersama Forkopimda yang tadinya siaga ini menjadi zona merah,” tegas Dedy.
“Karena di Tegal ada pasien laki-laki 34 tahun yang sudah positif Covid-19, dia pulang dari Arab,” imbuhnya.
Update Covid-19 di Indonesia Kamis (26/3/2020)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto, kembali merilis data terbaru terkait kasus Covid-19 di Indonesia.
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung BNPB, Yuri mengungkapkan terjadi penambahan jumlah pasien positif Covid-19 yang di Indonesia.
Yurianto menyebut pihaknya menemukan kasus baru pasien positif sebanyak 103 orang.
Dengan demikian, data hingga Kamis pukul 12:00 WIB, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 893 orang.
Baca: COVID-19 Timbulkan Bahaya pada Paru-paru, Masyarakat Harus Lakukan Pencegahan
“Kita lihat ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 103,” ujar Yuri, dikutip dari siaran langsung di YouTube BNPB Indonesia.
“Sehingga total pasien Covid-19 di Indonesia berjumlah 893 orang,” imbuhnya.
Dari data yang disampaikan oleh Yuri, tambahan kasus baru Covid-19 ini banyak ditemukan di wilayah DKI Jakarta, yakni sebanyak 53 kasus.
“Kalau kita lihat sebarannya memang masih didominasi kasus yang kita temukan banyak di wilayah DKI Jakarta.”
“Sementara kita lihat di Sulawesi Selatan ada penambahan kasus yang cukup bayak 14 orang,” imbuhnya.
Kemudian secara akumulasi Yurianto menyebut juga sudah ada penambahan pasien yang sembuh sebanyak 4 orang.
Oleh karena itu jumlah kasus sembuh ada 35 orang.
Dalm konferensi persnya ini, Yuri juga mengungkapkan terkait pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
“Sementara kasus kematian ada penambahan sebanyak 20 kasus, sehingga totalnya ada 78 orang,” tegasnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya)