Sabtu, 23 Agustus 2025

Virus Corona

Sultan Wajibkan Isolasi, Ganjar Pranowo Larang Warga Mudik Kampung, Ridwan Kamil Keluarkan Maklumat

Beda cara para gubernur mencegah penyebaran corona, mulai dari Sri Sultan, Ganjar pranowo sampai Ridwan Kamil

Tribun Jateng/hermawan handaka
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo didampingi Wakil Gubernur, Taj Yasin Maimoen (kanan) dan Kepala Dinas Kesehatan, Yulianto Prabowo (kiri) mengumumkan satu pasien baru positif corona di Kota Semarang dan satu PDP meninggal di Moewardi. Pasien yang meninggal belum diketahui hasil pemeriksaannya apakah negatif atau positif, Kamis (19/03/20). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah daerah bersinergi dalam mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 meluas ke berbagai wilayah.

Pencegahan dilakukan dengan memutus rantai persebaran penularan virus.

Aksi yang dilakukan para kepala daerah, di antaranya melarang warga mudik ke kampung halaman.

Mereka adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Baca: Cara Singapura Hadapi Dampak Ekonomi akibat Covid-19, Upah dan Bantuan untuk Wiraswasta

Adapun larangan mudik ke kampung halaman diunggah para gubernur di masing-maisng akun Instagram.

Bahkan dalam unggahannya, Ganjar juga menyebut telah berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan selanjutnya akan menghubungi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Sebelumnya, Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan aturan bagi warga yang mudik lebih awal ke daerah Yogyakarta.

Aturan yang dimaksud, yakni isolasi diri selama 14 hari.

Ganjar Larang Mudik

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warga Jawa Tengah yang berada di luar daerah agar tak pulang kampung ke halaman.

Ganjar sekaligus menyampaikan jika warga nekat pulang justru akan membahayakan keluarga.

Seperti ini keterangan video yang diunggahnya dalam akun Instagramnya @ganjar_pranowo.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bapak ibu seluruh warga Jawa Tengah, khususnya yang ada di perantauan, wabil khusus lagi bagi yang berniat ingin pulang kampung.
Untuk yang kesekian kali saya menghimbau dan mengingatkan kepada bapak ibu; jika panjenengan sayang sama keluarga di kampung, jika penjenengan semua pingin keluarga tetep sehat lan slamet, urungkan niat untuk pulang kampung. Tidak usah pulang kampung. Jika panjenengan nekat pulang, saya tegaskan,
sama saja anda membahayakan anak, istri, dan suami serta mengancam hidup orang tua panjenengan yang sudah sepuh.
Bapak ibu, jalan terbaik yang bisa kita lakukan sekarang adalah memutus persebaran virus dari kota-kota ke desa. Bapak ibu yang ada di Jakarta tentu tahu, ibu kota adalah zona merah Corona. Kita tidak tahu siapa yang sudah terpapar, mungkin saya, anda, teman atau keluarga kita. Artinya bapak ibu mungkin saja sudah tertular, sudah positif Corona tapi tidak mengetahuinya. Sebab sebagian penderita memang tidak merasakan gejala. Dan jika anda sudah mengidap Corona, lalu anda nekat pulang. Anda bisa menulari teman seperjalanan di bus, orang-orang di jalan, keluarga, bahkan satu desa kena semua.
Pasien positif Corona pertama yang dirawat di Solo bisa jadi peringatan kita. Dia pengusaha yang ikut seminar di Bogor. Tertular virus di sana, lalu menulari isteri dan teman-temannya, dia sendiri akhirnya meninggal. Di Purbalingga, ada juga empat pasien positif Corona dan semuanya warga yang baru pulang dari Jakarta.

Bapak Ibu, mohon maaf kalau saya semakin keras mengingatkan panjenengan. Ini semua tidak lepas dari peningkatan virus Corona di Jateng yang sangat cepat. Dalam tiga hari, pasien terkonfirmasi positif melonjak dari 19 orang menjadi 40 orang dan sudah ada 6 orang yang meninggal. Jumlah orang dalam pengawasan atau ODP naik drastis hingga 3.638 orang, serta pasien dalam pengawasan 294 orang."

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan