Virus Corona
Update Corona Global: Pasien Covid-19 di AS Capai 83.206 Jiwa, Tertinggi di Dunia
Hingga Jumat (27/3/2020), Amerika Serikat jadi negara terbanyak kasus corona, melebihi Italia dan China.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus positif virus corona baru atau Covid-19 terbanyak saat ini diduduki oleh negara adidaya Amerika Serikat (AS).
Amerika kini telah melewati negara China, yang menjadi awal ditemukannya Covid-19.
Bahkan Amerika pun mengungguli negara Italia yang sempat berminggu-minggu menduduki kasus terbanyak di dunia setelah China.
Melansir dari thewuhanvirus, terhitung pada Jumat (27/3/2020), kasus positif di Amerika berjumlah 83.206 jiwa.
Sementara di China, kasus positif berjumlah 81.285 jiwa.
Adapun di Italia, pasien positif berjumlah 80.589 jiwa.

Baca: Tingkat Kematian Corona di Indonesia Tinggi, IDI: Pasien Covid-19 Bisa Sembuh karena Dua Hal Ini
Baca: Jumlah Pasien Corona di AS Melebihi China, Jadi Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Dunia
Tidak hanya menjadi kasus terbanyak, Negeri Paman Sam juga mencatat, ada lebih dari 1.100 kasus yang meninggal dunia.
Rupanya, meningkatnya kasus di Amerika Serikan diprakarsai keputusan Presiden AS Donald Trump yang meramalkan negaranya akan kembali bekerja.
Pasalnya, sejak wabah corona melanda Amerika melaporkan adanya 3,3 juta warganya yang mengajukan tunjangan pengangguran minggu lalu.
Menyikapi hal tersebut, Trump pun memberikan konferensi persnya di Gedung Putih, Washington pada Kamis (26/3/2020) kemarin.
Trump menginginkan agar warganya kembali 'bekerja', meski pandemik global corona masih merajalela.
"Mereka harus kembali bekerja, negara kita harus kembali."
"Negara kita didasarkan pada itu dan saya pikir itu akan terjadi dengan cepat," ujar Trump.

Baca: Pulang dari Brussels, Greta Thunberg Tunjukkan Gejala Covid-19: Saya Lelah dan Batuk
Bahkan, Trump mengaku, negaranya tidak begitu terdampak pada virus corona.
"Kita dapat memanfaatkan bagian dari negara kita."
"Kita mungkin mengambil bagian besar dari negara kita yang tidak begitu terdampak dan kita dapat melakukannya dengan cara itu (kembali bekerja)," jelasnya.
Lebih lanjut, Trump juga tetap mengingatkan kepada warganya agar tetap melakukan sosical distancing atau menjaga jarak sembari tetap bekerja.
"Banyak orang yang salah mengartikan ketika saya mengatakan kembali."
"Mereka akan mempraktikan jarak sosial sebanyak yang Anda bisa dan mencuci tangan serta tidak menjabat tangan dan semua hal yang kita bicarakan," tambahnya.

Baca: Kabar Baik Corona Hari Ini, Vaksin Covid-19 yang Dikembangkan Efektif dan Bisa Bertahan Lama
Setelah itu, Trump menjawab pertanyaan wartawan terkait angka penderita Covid-19 di Amerika yang melebihi jumlah di China.
Trump meragukan angka yang dirilis oleh Beijing.
"Anda tidak tahu jumlahnya di China," tuturnya kepada wartawan.
Selanjutnya, ia akan berbicara dengan Presiden China Xi Jinping melalui telepon untuk memastikannya.
Hingga Jumat (26/3/2020), pandemik global virus corona telah menginfeksi sebanyak 484.903 jiwa di dunia.
Namun, jumlah pasien yang sembuh pun sudah mencapai angka 122.389 jiwa.
Adapun, virus mematikan tersebut sudah menghilangkan sebanyak 23.299 nyawa dan menjangkiti 201 negara di seluruh penjuru negeri.
(Tribunnews.com/Maliana)