Virus Corona
2 Warga Negara Indonesia di Spanyol Positif Corona
2 Warga Negara Indonesia (WNI) dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 di Spanyol
Editor:
Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Spanyol Hermono mengungkapkan ada 2 Warga Negara Indonesia (WNI) dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 di Negeri Matador.
Hal tersebut diungkap Hermono ketika dihubungi Tribunnews.com melalui aplikasi WhatsApp, Senin (30/3/2020).
"Ada dua orang (Indonesia di Spanyol, red) yang kena (positif virus corona)," kata Hermono.
Hermono mengatakan, dua WNI tersebut berjenis kelamin perempuan.
Mereka diperkirakan berusia antara 40 sampai 50 tahun.
Baca: Tukang Batu Meninggal Serangan Jantung di Bekasi, Jenazahnya Langsung Dimakamkan Petugas di Kampung
Dua WNI positif Covid-19 tersebut berstatus sebagai pekerja.
Selain itu, pada Sabtu lalu, ada seorang WNI juga yang masuk rumah sakit setempat untuk menjalani tes corona.
Namun, hasilnya belum diketahui.
Sampai saat ini Hermono mengaku masih kesulitan memastikan kondisi dua WNI yang dinyatakan positif Covid-19 tersebut.
Baca: Sempat Sebut Alat Uji Virus Corona dari China Kurang Akurat, Filipina Langsung Minta Maaf
Spanyol, lanjut Hermono, sudah menerapkan status lockdown total per 14 Maret lalu.
"Situasi waspada atau yang state of alarm, implikasinya lockdown sejak 14 Maret," ujarnya.
Status lockdown total diterapkan lantaran angka penambahan kasus Covid-19 di Spanyol kian menggila.
Dalam satu hari, 537 orang di Spanyol meninggal dunia karena virus corona.
"Spain: Cases 85,195; new cases +5,085; death 7,340; new death +537. Dalam sehari meninggal 537 orang," kata Hermono membagikan data perkembangan status virus corona di Spanyol.
Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol Jadi Negara Dengan Angka Kasus Corona Tertinggi di Dunia
Spanyol menjadi negara ketiga tertinggi jumlah kasus infeksi virus corona (COVID-19) di dunia, pada Senin (30/3/2020).
Bahkan Spanyol telah menyalip China, negara yang menjadi tempat pertama kasus virus corona ditemukan pada 2019 lalu.
Terhitung sejak wabah mulai melanda Spanyol hingga Senin (30/3/2020), sudah ditemukan 85.195 kasus yang didiagnosis positif Covid-19 di Negeri Matador tersebut.
Baca: UPDATE Kasus Corona DIY 30 Maret 2020: 18 Positif, 1 Sembuh, 2 Meninggal Dunia
Selain itu, tercatat 812 orang tewas setelah tertular virus corona hanya dalam waktu 24 jam, Minggu (29/3/2020)-Senin (30/3/2020).
Sehingga total korban tewas di Spanyol menjadi hingga saat ini tercatat ada 7.340 orang.
"Spanyol mengkonfirmasi total 85.195 kasus, naik dari 78.797 dari angka kemarin, " demikian peryataan Kementerian Kesehatan Spanyol.
Baca: Satu Pasien Dinyatakan Positif Covid-19 di Bangka Belitung, Begini Tanggapan Gubernur
Spanyol bersama dengan Amerika Serikat (142.793) dan Italia kini tercatat sebagai tiga negara tertinggi jumlah kasus positif COVID-19
Berdasarkan data worldometers, Senin (30/3/2020), Amerika Serikat berada di posisi puncak 142.793 kasus.
Kemudian disusul berturut-turut Italia 97.689 kasus dan Spanyol 85.195 kasus.
Sementara China berada di posisi keempat, dengan angka 81.470 kasus.
Baca: 171 Penumpang Tanpa KTP Diangkut dari Kapal Ngapulu di Ambon, Diisolasi 14 Hari
AS memiliki 142.793 kasus positif COVID-19, sementara Italia memiliki hampir 100.000 kasus.
Korban tewas di Italia mencapai 10.800 orang pada Minggu (30/3/2020).
Dalam pidatonya di televisi, pada Sabtu malam (28/3/2020), Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan semua pekerja harus tinggal di rumah selama dua minggu.
Keputusan Lockdown total ini merupakan langkah terbaru pemerintah dalam perang melawan virus corona.
Pedaro Sanchez mengatakan para pekerja akan tetap menerima gaji seperti biasa.
Serikat pekerja menyambut baik langkah-langkah tersebut, dan akan mematuhi aturan baru pemerintah.
Di Madrid, jalan-jalan sepi pada Minggu (29/3/2020) pagi, ketika polisi melakukan patroli, menghentikan bus, mobil untuk memeriksa para penumpang dan alasan mereka keluar dari rumah.
Sekolah, bar, restoran, dan toko-toko yang menjual barang-barang yang bukan kebutuhan pokok telah ditutup sejak 14 Maret lalu. (Evenig Standard/Reuters/Channel News Asia)