Virus Corona
Dapat Dukungan Para Ulama, Ridwan Kamil Beri Solusi atas Penolakan Pemakaman Pasien Corona
Penolakan pemakaman jenazah Covid-19 membuat beberapa tokoh turut menyesalkan, di antaranya adalah Ridwan Kamil, Haedar Nashir, dan Anwar Abbas.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Banyaknya fenomena warga yang menolak pemakaman pasien corona membuat beberapa tokoh angkat bicara.
Satu di antaranya adalah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Emil, sapaannya, sampai membuat solusi dengan menerbitkan surat edaran.
Surat tersebut disebar ke seluruh kepala daerah yang ada di Jawa Barat.
Surat itu, lanjut Emil, merupakan imbauan agar 27 kepala daerah yang ada di Jawa barat memberikan edukasi ke masyarakat.
Tujuannya, agar tidak ada lagi penolakan pemakaman ditengah masyarakat.

Baca: Usulan Ridwan Kamil Kepada Maruf Amin Soal Penanganan Penyebaran Virus Corona di Jabodetabek
"Saya sudah buat surat edaran ke kota/kabupaten."
"Tujuannya agar mempersiapkan pemakanan dengan maksimal dan mengedukasi masyarakat," ujar Ridwan di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Kota Bandung, Jumat (3/4/2020) sore, dikutip dari Kompas.com.
Emil juga mengatakan, bila perlu pemerintah daerah menyiapkan lahan khusus untuk memakamkan pasien corona.
Adapun, Emil juga telah berkonsultasi kepada para ulama di Jawa Barat.
Ia meminta agar para ulama turut serta mengimbau masyarkat, untuk memperkuat surat edarannya.
"Kami sudah mendapatkan dukungan fatwa dari ulama untuk mengimbau warga tak menolak pemakaman pasien Covid-19," jelasnya.
Ketum PP Muhammadiyah menyayangkan penolakan pasien
Sementara itu, satu di antara ulama yakni Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir turut buka suara.

Baca: Apa Hukumnya 3 Kali Salat Jumat Ditiadakan karena Wabah Corona? Ini Penjelasan MUI
Haedar Nashir mengaku amat menyayangkan terjadinya penolakan pemakaman pasien corona di beberapa daerah.
"Pasien yang meninggal akibat covid-19 adalah saudara kita, harus diperlakukan dengan penghormatan yang baik," ujar Haedar Nashir dalam keterangan tertulis, Kamis (2/4/2020), masih dikutip dari Kompas.com.
Ia mengatakan tak ada salahnya menetapkan lokasi pemakaman bagi jenazah pasien Covid-19 karena sudah sesuai protokol.
Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat tidak menolak penguburan.
"Apalagi sampai meminta jenazah yang sudah dimakamkan dibongkar kembali dan dipindahkan," tegasnya.
Haedar meminta agar semua pihak diminta berkorban dan menunjukkan keluhuran sikap kemanusiaan dan kebersamaan.
Haedar juga mengatakan peran tokoh dan pemuka agama setempat sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat.
"Warga ini perlu diberikan pemahaman."
"Sebab mereka menolak karena mungkin terlalu panik dan belum paham," katanya.
MUI mengaku prihatin atas penolakan pasien
Mengutip dari Kompas.com, Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas mengatakan agar masyarakat menghormati dan menerima pemakaman pasien corona yang meninggal dunia.

Ia menginginkan agar tidak ada lagi warga yang menolak pemakaman pasien corona.
"Kita harus bisa menerima dan menghormati serta menyelenggarakan pemakamannya."
"Jangan lagi ada penolakan-penolakan," ujar Anwar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/4/2020).
Ia mengaku prihatin atas tindakan masyarakat yang menolak pasien corona.
"Adanya penolakan dari sebagian anggota masyarakat terhadap penguburan jenazah orang yang terpapar corona di tempat mereka tentu jelas sangat memprihatinkan dan kita sesalkan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Wijaya Kusuma/Ahmad Nashrudin/Dendi Ramdhani)