Virus Corona
Kematian Covid-19 Spanyol Mencapai 10.000 Lebih, Ada Kabar Baik, Kakek 93 Tahun Sembuh
Spanyol saat ini duduk diposisi kedua jumlah kematian terbanyak akibat Covid-19 di dunia setelah Italia.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Spanyol saat ini berada di posisi kedua jumlah kematian terbanyak akibat Covid-19 di dunia setelah Italia.
Menurut catatan Worldometers pada Jumat (3/4/2020), angka kematian sebesar 10.348, sebelumnya mengalami lonjakan sebanyak 961.
Dilansir Al Jazeera, kali ini Spanyol memecahkan rekor 950 orang meninggal dalam waktu 24 jam.
Baca: Gejala Terbaru Covid-19 Bahkan Ada yang Tak Rasakan Apapun & Berbagai Upaya Penyembuhan Virus Corona
Baca: Bisakah Indonesia Mengantisipasi Puncak Penyebaran Corona?
Sehingga kematian yang awalnya 9.053 menjadi 10.003, dan kini 10.348.
Sementara itu, jumlah infeksi pada Kamis (2/4/2020), naik menjadi 110.238, dari 102.136 sehari sebelumnya.
Kini catatan Worldometers menulis kenaikan lagi menjadi 112.065.
Besarnya angka-angka ini mengartikan seberapa menderitanya Spanyol akibat pandemi ini.
Bahkan lockdown atau penguncian diperpanjang hingga 11 April mendatang.
Perkembangan Terakhir Covid-19 di Spanyol
1. Kurva Melandai
Peningkatan infeksi pada Kamis lalu mencapai 7,9 persen.
Diketahui tren lonjakan kasus ini mulai melambat secara bertahap sejak 25 Maret.
Saat itu hanya terjadi 20 persen kenaikan kasus Covid-19.
Baca: Ciri-ciri Virus Corona dari Hari ke Hari yang Harus Diwaspadai, Merasa Demam dan Nyeri
Baca: Tahapan Penderita Gejala Corona Covid-19, Hari Pertama seperti Masuk Angin, ke-9 Mulai Sesak Napas
Meskipun angka kematian ini adalah fakta menyedihkan bagi sebagian besar keluarga Spanyol, namuan Menteri Kesehatan Salvadow Illa mendorong untuk tetap optimis.
"Data menunjukkan bahwa kurva telah stabil, kita telah mencapai titik tertinggi dan segalanya melambat," katanya kepada parlemen.
"Ada cahaya di ujung terowongan. Sekilas harapan, kurva telah stabil."
"Puncak kurva dan kita telah memulai fase perlambatan," imbuhnya.
2. Hampir Satu Juta Pengangguran
Negara berpenduduk sekitar 47 juta manusia ini telah kehilangan 900.000 pekerjaan, catatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sementara ini memengaruhi setidaknya 620.000 orang.
Data jaminan sosial mengungkapkan ada sekitar 80.000 pekerja jatuh sakit terinfeksi Covid-19.
Sementara itu 170.000 lainnya cuti sakit karena sempat kontak dengan pasien corona.
"Ini adalah situasi yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Menteri Tenaga Kerja, Yolanda Diaz.
Terakhir kali Spanyol mengalami krisis perekonomian pada 2008-2009, ketika pengangguran naik sekitar 27 persen.
"Negara ini praktis lumpuh akibat darurat kesehatan," kata Unai Sordo, pemimpin serikat buruh terbesar di Spanyol, CCOO.
Padahal Maret biasanya menjadi bulan yang baik untuk bekerja di Spanyol.
Sebab menandai awal musim liburan dengan banyak pekerja sementara mencari pekerjaan, khususnya di sektor perhotelan.
3. Staf Medis Pakai Kantong Sampah
Para dokter dan perawat Spanyol mendokumentasikan aksinya memotong kantong sampah plastik digunakan sebagai pakaian pelindung.
Kurangnya APD menjadi satu diantara penyebab lebih dari 15.000 dari mereka sakit atau terisolasi dan tidak dapat membantu pasien.
Angka ini menyumbang sekitar 15 persen dari kasus yang dikonfirmasi di negara itu.
4. Kakek 93 Tahun Sembuh dari Corona
Pada Rabu (1/4/2020) lalu, dokter dan staf medis memuji kesembuhan kakek berusia 93 tahun dari virus corona di sebuah rumah sakit Spanyol.
Pria yang tidak disebutkan namanya itu menghabiskan lima hari diisolasi rumah sakit di La Seu d'Urgeil.
Lebih dari 95 persen orang Eropa yang meninggal karena virus corona berusia lebih dari 60 tahun, jelas WHO pada Kamis.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)