Virus Corona
Prihatin Penolakan Jenazah, Gus Hayat Sediakan Tanah Ponpes untuk Pemakaman Pasien Corona
Pengasuh Ponpes Tanbighul Ghofilin KH Khayatul Makky atau akrab disapa Gus Hayat menyediakan tanah untuk jenazah pasien covid-19 atau virus corona.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tanbighul Ghofilin Alif Baa Banjarnegara, Jawa Tengah, KH Khayatul Makky atau akrab disapa Gus Hayat menyediakan tanah untuk jenazah pasien Covid-19 atau virus corona.
Tanah yang disediakan Gus Hayat merupakan tanah milik Ponpes yang berada di Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara.
Gus Hayat mengungkapkan, hal itu dilakukan karena prihatin atas adanya berbagai penolakan jenazah covid-19 di sejumlah daerah.
"Saya prihatin adanya penolakan jenazah," ujar Gus Hayat saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (8/4/2020).
"Kalau ada penolakan, dikubur aja di tempat saya," imbuhnya.
Baca: Ridwan Kamil Segera Berlakukan Jam Malam di Jabar untuk Rencana Penerapan PSBB
Tanah yang bisa dipakai untuk memakamkan jenazah Covid-19 disebut Gus Hayat merupakan tanah kosong yang belum didirikan bangunan.
"Itu tanah kosong, kepedulian saya saja karena ada penolakan," katanya.
"Yang butuh disarekan (dimakamkan) ya disarekan aja," imbuhnya.
Hingga saat ini, Gus Hayat menyebut belum ada pihak yang mengontaknya terkait permohonan pemakaman jenazah covid-19.
"Belum ada yang ngontak," ungkapnya.
Gus Hayat pun meminta agar tidak ada lagi penolakan jenazah covid-19 oleh masyarakat.
Apalagi dalam Islam, Gus Hayat mengungkapkan, mengurus jenazah merupakan kewajiban yang harus dilakukan.
"Jangan ada penolakan, umat Islam hukumnya fardhu kifayah, nggak usah ada penolakan lagi, ayo kita terima dengan baik, kalau udah jenazah virusnya juga ikut mati," jelas Gus Hayat.
Baca: Ganjar Pranowo Siapkan Aplikasi Siaga Mudik bagi Pemudik Jawa Tengah: Jangan Pulang Kampung Dulu!
Sebelumnya, video Gus Hayat yang merelakan tanah milik Ponpes Tanbighul Ghofilin Alif Baa beredar di media sosial.
Video tersebut diungguh oleh akun Facebook Saiful J Rohman di Grup Seputar Banjarnegara.

"Saya Khayatul Makky dari pengasuh Pondok Pesantren Tanbughul Ghofilin Alif Baa, siap (mengikhlaskan lahan) apabila ada yang menolak jenazah yang kena virus corona," ujar Gus Hayat dalam tayangan video.
Ia pun mengatakan siap mengikhlaskan sejumlah tanahnya guna memakamkan jenazah Covid-19.
"Saya punya tanah yang sangat luas, puluhan hektare. Silakan dimakamkan di tempat kami, Pondok Pesantren Tanbughul Ghofilin Alif Baa. Ikhlas, lillahi ta'ala," imbuhnya.
Gus Hayat mengungkapkan keprihatinannya akan peristiwa penolakan terhadap jenazah orang yang positif virus corona.
"Benar, saya sungguh prihatin. Istighfar yang semuanya kemarin menolak (jenazah)," ucapnya.
Baca: Pemerintah Terbitkan Global Bond Bertenor 50 Tahun, Sri Mulyani Jelaskan Tujuannya
Video tersebut sudah dibagikan lebih dari lima ribu kali oleh pengguna Facebook.
Selain itu, video tersebut juga diunggah oleh berbagai akun Instagram dan Twitter.
Tanggapan NU Soal Penolakan Jenazah
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengungkapkan, menurut syariat Islam jenazah wajib dihormati.
Said mengungkapkan jenazah harus dimandikan yang bersih dan suci, dikafani dengan syarat-syarat tertentu kemudian dikubur dengan penuh penghormatan dan penghargaan.
"Tidak boleh diremehkan atau mendapatkan penghinaan," tegas Kiai Said dilansir nu.or.id, Rabu (1/4/2020).
Namun muncul permasalahan di tengah masyarakat berupa penolakan saat ada umat Islam yang meninggal karena Covid-19.
Pengasuh Pesantren At Tsaqofah Jakarta tersebut mengungkapkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengurus jenazah yang meninggal karena penyakit menular seperti corona.
Pertama, Said mengungkapkan rumah sakit harus menangani jenazah dengan standar medis dan dipastikan aman.
Satu di antaranya dengan membungkus jasad dengan plastik.
Selanjutnya Said menyebut jenazah sebisa mungkin diantar ke pihak keluarga.
Pihak keluarga pun tidak perlu membukanya dengan langsung disalati dan dimakamkan dengan penuh penghormatan seperti jenazah biasa.
Said menjelaskan, jika mekanisme penanganan rumah sakit sudah sesuai standar keamanan medis.
Said mengimbau seluruh masyarakat di Indonesia untuk tidak menolak jenazah yang meninggal akibat covid-19.
"Jangan menolak jenazah saudara kita yang meninggal dunia karena covid-19 ini." ungkap Said dilansir siaran langsung tvOne, Rabu (1/4/2020).
Said juga meminta agar tetap mendoakan pasien meninggal karena wabah virus corona ini.
"Mari kita doakan orang yang meninggal karena covid-19 ini Insyaallah syahid. Kita pun dapat pahala ketika mengantar jenazahnya," ungkapnya.
Bupati Banyumas Ikut Bongkar Makam Jenazah yang Ditolak
Sebelumnya kejadian penolakan jenazah kasus corona sempat terjadi di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (31/3/2020) malam.
Alhasil, makam terpaksa dibongkar dan dipindahkan.
Dilansir Kompas.com, pembongkaran makam yang dipimpin Bupati Banyumas, Achmad Husein, Rabu (1/4/2020) pagi setelah ada penolakan warga.

Penolakan datang dari warga desa setempat dan desa tetangga, yaitu Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Meskipun tanah yang digunakan adalah tanah milik Pemkab Banyumas, warga khawatir kesehatan warga akan terdampak.
"Saya sebetulnya hanya ingin menunjukkan bahwa jenazah (pasien positif corona) setelah meninggal itu tidak berbahaya," kata Husein, Rabu (1/4/2020).
Berdasar informasi yang didapat, rencana pemakaman mengalami beberapa kali penolakan.
Yakni penolakan di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kecamatan Patikraja, dan Kecamatan Wangon.
Sementara itu, diketahui pasien yang meninggal berasal dari Kecamatan Purwokerto Timur.
Pasien tersebut dilaporkan meninggal dunia di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, Selasa (31/3/2020) pagi.
Sebelumnya pasien tersebut mendapatkan perawatan di ruang isolasi selama beberapa waktu lalu.
"Dalam waktu dekat akan kami sosialisasikan lagi terus-menerus supaya masyarakat tahu persis, itu tidak ada masalah, tidak bahaya."
"Karena begitu virus itu ada di tubuh jenazah, di dalam tanah itu virus langsung mati, tidak akan ke mana-mana," jelas Husein.
Bupati menyampaikan pihaknya telah menyiapkan tiga lahan milik pemkab sebagai alternatif tempat pemakaman khusus untuk mengantisipasi penolakan di tempat pemakaman umum (TPU).
Namun, di ketiga lokasi tersebut ternyata mendapat penolakan dari warga.
"Ini masyarakat yang belum tahu, akan berdiskusi dengan pakar tentang itu kemudian disampaikan kepada masyarakat bahwa virus itu di dalam jenazah, begitu masuk tanah maka virusnya juga mati."
"Tidak akan kemudian berkembang biak dan menjalar itu tidak, mungkin itu yang kemudian masyarakat belum mengerti," jelas Husein.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain)