100 Dokter di Italia Meninggal Terinfeksi Covid-19, Pemerintah Persiapkan Fase Dua Wabah Di Sana
Setidaknya 100 dokter Italia meninggal dunia karena tertular Covid-19. Angka ini terhitung sejak pandemi corona mulau memasuki Italia pada Februari.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 100 dokter Italia meninggal dunia karena tertular Covid-19.
Angka ini terhitung sejak pandemi corona mulau memasuki Italia pada Februari lalu.
Asosiasi Kesehatan Italia FNOMCeO mengonfirmasi hal ini pada Kamis (9/4/2020) lalu.
"Jumlah dokter yang meninggal karena Covid-19 adalah 100, mungkin bahkan 101 saat ini, sayangnya," kata juru bicara asosiasi, mengutip Al Jazeera.
Baca: Update Corona Seluruh Dunia 10 April 2020 Siang: Total Kasus 1,6 Juta, Kematian di Italia 18.279
Baca: Mario Balotelli Selama Bersama Timnas Italia Hanya Keluarkan 30 Persen Kemampuannya
Nahasnya pensiunan dokter termasuk dalam 100 total korban wabah asal China ini.
Sebelumnya, sekitar satu bulan yang lalu pemerintah Italia memanggil kembali para pensiunan dokter untuk membantu memerangi virus corona ini.

Sejumlah media Italia memprediksi bahwa ada 30 perawat dan asisten perawat yang juga meregang nyawa akibat pandemi.
"Kami tidak bisa lagi membiarkan para dokter, staf medis, dikirim untuk memerangi wabah corona tanpa perlindungan yang layak," kata presiden FNOMCeO, Filippo Anelli pada situs asosiasi itu.
"Ini pertarungan yang tidak adil," sambungnya.
Lembaga kesehatan masyarakat ISS Roma memperkirakan bahwa 10 persen orang Italia yang terinfeksi Covid-19 adalah staf medis.
Kekhawatiran Adanya Fase Dua Wabah di Italia
Hampir sebulan sejak penguncian nasional diterapkan, kini pemerintah Italia mengkhawatirkan adanya fase dua wabah di negara ini.
Bila benar terjadi, fase dua ini memungkinkan warga masyarakat Italia harus berdamai dengan virus dan hidup berdampingan dengannya.
Italia memiliki situasi yang tidak seberuntung negara Eropa lainnya.
Lantaran negara ini harus menanggung sebaran wabah dua hingga tiga minggu lebih cepat daripada negara tetangga.
Sebagai negara dengan jumlah kematian Covid-19 terbanyak, langkah yang akan dilakukan ke depannya pasti akan diperhitungkan dengan tepat.
Menurut catatan Worldometers, Italia memiliki 18.279 total kematian pada Jumat (10/4/2020).
Sementara itu kasusnya terbanyak ketiga di dunia, yakni 143.626 dengan angka kesembuhan sebanyak 28.470.
Negara ini telah meninjau langkah-langkah pengunciannya setiap dua minggu bedasarkan keputusan presiden.
Pada 13 April depan ini, lockdown di Italia akan ditinjau ulang lagi.
Sejatinya sejumlah langkah penguncian dan upaya lainnya telah menunjukkan laju infeksi yang melambat.
Namun kemungkinan pada Paskah ini, Italia masih akan berada di bawah pembatasan gerak.
Menurut Universitas John Hopkins pada laporan Al Jazeera, setidaknya 135.000 warga Italia terinfeksi Covid-19.

Jadi perhitungan resmi yang dirilis pemerintah setempat dianggap hanya ujung gunung es.
Jumlah kematian di sana juga dianggap tidak valid, karena tidak menunjukkan penyebab pasti yang meninggal dalam keadaan positif virus.
Atau bahkan ada warga yang meninggal di rumah tanpa pengujian atau perawatan.
Pemerintah belum mengumumkan tanggal atau langkah resmi apa pun yang berkaitan dengan fase kedua.
Tetapi diskusi sejauh ini difokuskan pada pembukaan kembali beberapa pabrik dan bisnis di mana para pekerja dapat menjaga jarak sosial.
Meringankan beberapa pembatasan pada pergerakan warga negara juga sedang dipertimbangkan.
"Kami sedang mengerjakan hipotesis bagi politisi untuk diperhitungkan," Roberto Bernabei, bagian dari komite ilmiah-teknis penasihat pemerintah.
"Opsi yang kredibel dan, sejauh mungkin, didukung oleh analisis ilmiah."
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)