Antisipasi Kelangkaan Pangan saat Pandemi Covid-19, Zulkifli Hasan Tanam Ketela di Lahan 2 Hektar

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah hal disampaikan Wakil Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan saat melakukan kunjungan ke kantor BNPB di Jakarta, Senin (13/04/2020).

Satu contohnya perihal pentingnya memikirkan persedian pangan dalam rangka menghadapi pandemi virus corona baru (Covid-19) yang tengah dihadapi saat ini.

Bagi Zulkifli Hasan, ketersediaan pangan merupakan hal tidak boleh diabaikan.

"Seberat apapun, kalau cadangan pangan cukup saya yakin kita bisa atasi masalah ini (Covid-19, red)," katanya, dikutip dari channel YouTube BNPB, Selasa (14/04/2020).

Baca: Ciri-ciri dan Gejala Terkena Corona, Kehilangan Indera Perasa hingga Bibir dan Wajah Kebiru-biruan

Baca: Tak Sistematis Edukasi Covid-19 Jadi Akar Penolakan Jenazah Corona di Berbagai Daerah

Oleh karena itu, dirinya meminta pemerintah untuk memerhatikan stok pangan.

Pria kelahiran 17 Mei 1962 ini juga mengimbau masyarakat, terutama di daerah-daerah untuk memanfaatkan lahan yang dimiliki untuk menanam berbagai bahan pangan alternatif.

"Kita di daerah juga bisa mengoptimalkan lahan subur yang dianugerahkan Tuhan kepada kita."

"Saya di kampung sudah menanam ketela di lahan 2 hektar, 3 atau 4 bulan lagi bisa panen."

"Kalau kita ada kelangkaan pangan, masih ada jenis pangan lain yang kita petik, ada jagung, ketela, singkong dan sebagainya," urai Zulkifli Hasan.

Baca: Kelakuan Buruk Turis Asing di Bali saat Pandemi Corona, Ada yang Nekat Surfing

Baca: Sepedas Rasanya, Harga Cabai di Ambon Naik 4 Kali Lipat akibat Corona

Dukungan ke Gugus Tugas Covid-19

Kedatangan Zulkifli Hasan bersama Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, bermaksud memberikan dukungan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dipimpin oleh Letjen TNI Doni Monardo.

"Hari ini saya sengaja hadir karena dianggap penting datang langsung ke markas ke kantor BNPB untuk memberikan dukungan," ujarnya.

Menurut Zulkifli Hasan, amanat yang diemban oleh Doni dan kawan-kawan merupakan tugas yang berat.

Apalagi mengingat penyebaran virus corona baru atau Covid-19 tidak hanya di Indonesia.

Melainkan tingkat penyebarnya sudah termasuk pandemi, artinya hampir seluruh negara di dunia juga mengalami hal yang sama.