Jumat, 12 September 2025

Virus Corona

Gugus Tugas Covid-19 Gandeng Peneliti Hingga Dunia Usaha Produksi APD Bersertifikasi WHO

Selama sebulan didirikan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melakukan sejumlah langkah untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Tangkap layar channel YouTube BNPB
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo (Tangkap layar channel YouTube BNPB) 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama sebulan didirikan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melakukan sejumlah langkah untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan pihaknya terus berupaya agar tenaga medis mampu terlindungi dari penularan virus corona.

"Melengkapi alat keselamatan kesehatan untuk para dokter, para perawat, dan tenaga medis secara maksimal agar terlindungi dari bahaya Covid-19 dengan mendistribusikan 725 ribu APD, 13 Juta masker bedah, 150 ribu masker N-95," ujar Doni Monardo di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Baca: UPDATE Kasus Corona di Jawa Barat, Selasa 14 April 2020: 530 Kasus, 52 Meninggal, dan 23 Sembuh

Menurut Doni saat ini pihaknya bekerjasama dengan peneliti dan dunia usaha memproduksi alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis.

"Saat ini tim ahli gugus tugas dibantu oleh para peneliti, para periset dari berbagai lembaga, perguruan tinggi dan dunia usaha. Sedang berupaya memproduksi APD menggunakan komponen lokal dan bersertifikasi WHO," ucap Doni.

Dirinya juga membuka kesempatan, ke depannya pihaknya dapag memproduksi alat ventilator.

Baca: Negara Lain sedang Perangi Virus Corona, Korea Utara Malah Luncurkan Rudal

Selain itu, Gugus Tugas bersama kementerian dan lembaga lain mencoba meningkatkan kapasitas kemampuan laboratorium corona.

"Terus meningkatkan kemampuan laboratorium yang semula 3 unit menjadi 12 unit, dan selanjutnya menjadi 25 unit, menuju ke 52 unit, dan sampai akhirnya diharapkan terdapat 78 unit laboratorium tersebar dan dapat beroperasi dengan baik di seluruh tanah air," ungkap Doni.

Baca: BREAKING NEWS : Mundur Dari Sekjen PSSI, Ratu Tisha Bergabung ke Sriwijaya FC

Selain itu Gugus Tugas juga telah mendistribusikan alat rapid test ke seluruh provinsi di Indonesia.

Doni mengatakan pe BUMN, saat ini telah siap sebanyak 635 rumah sakit rujukan dengan daya tampung 1515 ruang isolasi untuk pasien berat dan kritis.

Sedangkan untuk menampung pasien sedang telah disiapkan rumah sakit darurat wisma atlet yg bisa menampung 2000 pasien dan rumah sakit darurat di Pulau Galang yg bisa menampung 400 pasien, serta juga tempat observasi di Natuna.

 4.839 kasus positif corona di Indonesia

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19, Achmad Yurianto melaporkan angka terkini kasus virus corona di Indonesia.

Achmad Yurianto mengatakan ada penambahan kasus baru sebanyak 282 pasien.

Total ada 4.839 pasien positif corona di Indonesia saat ini.

Baca: Tribunnews.com dan ACT Bagikan Nasi Bungkus Gratis di Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat

"Ada penambahan 282 kasus positif, sehingga totalnya menjadi 4.839," kata Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)w, Jakarta Timur, Selasa (14/4/2020).

Selain penambahan kasus baru, Achmad Yurianto juga mengungkap penambahan pasien sembuh sebanyak 46 orang.

Baca: Polisi Pakai APD Saat Tangkap Tio Pakusadewo, Ini Penjelasan Polda Metro Jaya

"Pasien yang sembuh 46 orang, jadi totalnya menjadi 426," katanya.

Kemudian untuk pasien meninggal akibat corona bertambah 60 kasus.

Sehingga, total kasus kematian akibat Covid-19 menjadi 459 kasus.

Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah

Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.

Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak

Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.

"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."

"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).

Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.

Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.

"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.

"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.

Oleh karena itu, Yuri  pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona. (Youtube BNPB/via kompas.com)

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.

Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.

"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.

"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.

"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah

Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.

Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.

"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan