Virus Corona
Revisi Data, Angka Kematian Akibat Corona di Wuhan Naik 50 Persen Jadi 3.869 Orang
Otoritas di Kota Wuhan, China melakukan revisi data untuk total kasus positif virus corona atau Covid-19 dan angka kematian akibat corona.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Otoritas di Kota Wuhan, China melakukan revisi data untuk total kasus positif virus corona atau Covid-19 dan angka korban meninggal dunia akibat virus tersebut.
Setelah direvisi, setidaknya ada peningkatan 50 persen untuk angka korban meninggal dunia di Wuhan dibanding data sebelumnya.
Kantor berita Xinhua, melaporkan terdapat penambahan 1.290 orang meninggal.
Sehingga totalnya naik menjadi 3.869 orang meninggal di Wuhan.
Baca: Dengan Syarat, Gubernur Banten Izinkan Industri Buka di Tangerang saat PSBB: Kalau Tidak, Kita Tutup
Revisi data juga terjadi pada jumlah kasus positif corona di Wuhan, hasil revisi ada tambahan 325 kasus.
Sehingga total kasus terkonfirmasi positif corona di Wuhan meningkat menjadi 50.333.
Untuk seluruh wilayah China, tercatat menjadi 82.367 kasus positif.
Revisi data di Wuhan ini membuat total kasus kematian di China naik menjadi 4.632 orang.
Angka itu naik dari 3.342 yang diumumkan oleh Komisi kesehatan nasional China pada Jumat (17/4/2020) pagi.
Baca: Baleg DPR Menyayangkan Penolakan Omnibus Law Cipta Kerja karena Minim Diskursus
Kantor Berita Xinhua mengutip pernyataan otoritas Kesehatan setempat mengenai terjadinya revisi data kasus positif dan jumlah kasus kematian.
Dijelaskan, revisi terjadi setelah memasukkan data pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dan meninggal di rumah.
Hal ini tidak tercatat saat awal-awal wabah ini terjadi di Wuhan, karena keterbatasan fasilitas medis mengingat membludaknya jumlah pasien.
"Akibatnya, laporan yang terlambat," kata pejabat itu.
Baca: Dampak Corona, 61.743 WNI Pulang Dari Malaysia ke Tanah Air
"Kematian yang terjadi di luar rumah sakit belum terdaftar sebelumnya. Dan beberapa lembaga medis telah menkonfirmasi kasus, tetapi mereka melaporkan terlambat," lanju pejabat tersebut.
China menepis tudingan telah menutup-nutupi kasus.
China menegaskan laporan yang mereka buat adalah akurat dan transparan.
Sebelumnya Presiden AS Donald Trump menyuarakan keraguan atas data virus corona yang dirilis China, setelah seorang politisi menuding Beijing menutupinya.
"Bagaimana kita tahu jika (laporan) itu akurat? Angka mereka kelihatan tidak jelas di satu sisi," ujar dia dalam konferensi pers.
Trump melanjutkan, meski meragukan data virus corona China, dia bersikeras hubungannya dengan Beijing maupun Presiden Xi Jinping tetaplah baik.