Selasa, 12 Agustus 2025

Berita Viral

Kemungkinan Penyebab Ribuan Cacing Tanah di Solo dan Klaten Muncul ke Permukaan

Media sosial diramaikan dengan munculnya cacing tanah keluar ke permukaan dengan jumlah banyak di Kota Solo dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Tribunnews.com/Istimewa warga
Ribuan cacing muncul dari tanah hebohkan warga Solo dan Klaten 

TRIBUNNEWS.COM - Media sosial diramaikan dengan munculnya cacing tanah keluar ke permukaan dengan jumlah banyak di Kota Solo dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Munculnya hewan dengan nama ilmiah Lumbricina ini sontak mengagetkan masyarakat.

Pasar Gede Solo menjadi salah satu lokasi munculnya cacing-cacing tanah tersebut pada Sabtu (18/4/2020) pagi.

Dilansir unggahan akun Instagram @ics__infocegatansolo, cacing tampak keluar melalui sela-sela ubin.

"Pagi ini Lokasi Pasar Gede Ribuan cacing keluar min."

Baca: Kisah Teladan di Masa Pandemi, Bocah SD Kuras Tabungan untuk APD hingga Nenek Relakan Bantuan Beras

Selain di Solo, fenomena munculmya cacing ke permukaan tanah juga terjadi di Kabupaten Klaten yang masih satu wilayah karesidenan dengan Kota Solo.

Dilansir akun Instagram @kabar_klaten, fenomena munculnya cacing juga terjadi di hari yang sama dengan kejadian di Solo, Sabtu (18/4/2020).

Fenomena tersebut terjadi di daerah Socakangsi, Kecamatan Jatinom, Klaten.

"Cacing keluar juga terjadi di daerah Socakangsi Jatinom," tulisnya.

Pendapat Pakar

Sementara itu Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prabang Setyono mengungkapkan munculnya cacing dari dalam tanah diduga karena fenomena alam.

Dilansir Kompas.com, Setyono menyebut perubahan kadar kelembaban bisa menjadi penyebab keluarnya cacing.

"Cacing itu habitatnya diagregat-agregat tanah. Sehingga bisa jadi yang pertama di situ kelembabnya telah terjadi perubahan drastis. Biasanya tanah itu berubah dari penghujan ke kemarau, biasa begitu," ujar Prabang Sabtu (18/4/2020).

Ribuan cacing muncul dari tanah hebohkan warga Klaten
Ribuan cacing muncul dari tanah hebohkan warga Klaten (istimewa warga)

Baca: Nenek yang Relakan Beras Bantuan untuk Warga Lain Ternyata Rajin Ikut Majlis Taklim dan Salat Jamaah

Keluarnya cacing disebut sebagai upaya mencari perlindungan.

"Di dalam biasanya panas kelembabannya jelas berkurang. Biasanya cacing mesti keluar mencari perlindungan," ungkapnya.

Setyono juga mengungkapkan kejadian tersebut tidak hanya terjadi di Solo dan bukanlah hal baru.

Ia mengungkapkan, fenomena keluarnya cacing dari dalam tanah juga terjadi tahun lalu.

Namun, tak merata  seperti tahun ini.

"Saya juga kaget kok merata ini. Kayaknya tahun ini ada sedikit anomali. Mungkin ada dinamika suhu tanah dari dalam. Ini sedikit masuk logika. Gunung-gunung yang dulunya dianggap tidur ada istilahnya geotektoniknya begitu," ujar Setyono.

Baca: Viral Istri KSAD Jendral Andika Perkasa Menangis dengan Curhatan Petugas RSPAD, Saya Ingin Memeluk

Kemungkinan Lain

Sementara itu fenomena cacing tanah muncul ke permukaan setelah hujan juga memiliki penjelasan ilmiah lainnya.

Dilansir Tribun Jogja, para peneliti melakukan penelitian terhadap munculnya binatang hermaprodit ini ke permukaan setelah hujan turun.

Selama bertahun-tahun sebelumnya, ilmuwan mengira cacing keluar ke permukaan tanah setelah hujan lebat untuk menghindari diri dari tenggelamnya rumah di dalam tanah yang berisi air.

Dosen dari Manajemen Lingkungan dan Limbah University of Central Lancashire, Inggris Dr Chris Lowe, menyanggah hal tersebut.

"Itu tidak benar, karena cacing tanah bernafas menggunakan kulit mereka dan membutuhkan kelembaban tanah untuk melakukannya," ujarnya mengutip dari Scientific American.

Beberapa jenis cacing ke permukaan setelah hujan untuk melangsungkan perkawainan, namun itu hanyalah sebagian kecil dari ribuan jenis cacing.

Ada beberapa alasan mengapa cacing pergi ke permukaan.

Baca: Jika Kondisi Memburuk, Kebun Binatang Jerman akan Sembelih Hewan Koleksi untuk Beri Makan yang Lain

Migrasi

Cacing tanah tidak bisa tenggelam seperti manusia berada di tengah air.

Cacing dapat bertahan hidup selama beberapa hari meski tubuhnya terendam dalam air.

Pakar ilmu tanah berpikir bahwa cacing muncul ke permukaan tanah saat terjadi hujan lebat untuk bermigrasi.

Hal ini memungkinkan mereka menempuh jarak yang lebih jauh, untuk melintasi permukaan tanah ketika basah daripada tanah kondisi kering.

"Mereka tidak bisa melakukan ini ketika kering karena mereka membutuhkan tanah yang lembab," kata Lowe.

Menghindari predator

Kemungkinan lain munculnya cacing tanah ke permukaan adalah adanya getaran yang ditimbulkan predator pemangsa seperti tikus.

Cacing kerap muncul di tanah untuk menghindari tikus-tikus yang berada di dalam tanah.

"Mereka bisa bergerak dengan cara yang sama karena getaran yang ditimbulkan hujan," ujar Prof Josef Gorres dari Departemen Tanaman dan Tanah, University of Vermont.

Beberapa nelayan memanfaatkan cacing untuk dijadikan umpan memancing. Mereka menggerakkan alat seperti baja atau gergaji pada tiang.

Gesekan tersebut dapat menimbulkan getaran untuk mempermudah cacing muncul ke permukaan.

Baca: Viral di Medsos, Kawanan Singa yang Nikmati Masa Lockdown di Afrika Selatan

Tanah kering

Cacing tanah hidup di lingkungan tanah lembab. Jika kondisi tanah kering, cacing tanah sulit untuk bertahan hidup.

"Cacing tanah menggali lebih dalam ke tanah di mana ia menjadi lembab ketika kondisinya kering," kata Mary Ann Bruns, Associate Professor Agronomi / Mikrobiologi Tanah di Departemen Tanaman dan Ilmu Tanah di Penn State.

"Mereka akan melakukan semua yang mereka bisa untuk menghindari fluktuasi suhu ekstrem," jelasnya.

Cacing Tanah Berkerumun

Sementara itu penelitian terbaru dalam jurnal Ethology, mengungkapkan cacing tanah dapat membentuk kawanan, berkerumun bersama, dan membuat kelompok.

Dilansir oleh BBC, cacing tanah menggunakan sentuhan untuk berkomunikasi dan berinteraksi.

Para ilmuwan melakukan eksperimen pada kawanan cacing di permukaan.

Penelitian tersebut menemukan isyarat sosial antara cacing tanah dapat berpengaruh ke perilaku.

Kawanan cacing tanah berkerumun untuk melindungi diri mereka.

Perlindungan ini bisa terjadi karena perubahan cuaca.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (TribunJogja.com/Dwi Latifatul Fajri) (Kompas.com/Labib Zamani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan