Virus Corona
Kena Corona saat Hamil hingga Koma, Seorang Ibu Baru Bisa Bertemu Bayinya 2 Minggu Kemudian
Ibu hamil terinfeksi corona hingga koma, setelah dinyatakan negatif baru bisa bertemu bayinya.
Penulis:
Ifa Nabila
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Ibu muda bernama Angela Primachenko terinfeksi virus corona ketika dirinya tengah hamil.
Saat terkena corona, usia kandungan Primachenko sudah masuk minggu ke-30.
Dikutip Tribunnews.com dari abcnews.go.com, saat pertama tahu terinfeksi Covid-19, Primachenko memutuskan berhenti bekerja.
Primachenko adalah seorang terapis pernapasan di Vancouver, Washington, Amerika Serikat.
Ia memilih untuk mengkarantina diri di rumah bersama suami dan anak pertamanya yang masih berusia 11 bulan.
Sebelum karantina mandiri, Primachenko sempat bertugas di Pusat Medis Legacy Salmon Creek.
Baca: Update Corona Senin 20 April Pagi: Total Kasus 2,4 Juta, Kematian di Amerika Serikat Capai 40.495
Baca: Tenaga Medis Takut Pulang ke Rumah, Beruntung Ada Orang Asing Rela Pinjamkan Rumah Berjalan
Tiga minggu selama karantina mandiri, batuk yang dialami Primachenko semakin parah.
Beberapa hari kemudian, kondisinya semakin parah.
Bahkan Primachenko tak bisa berbicara di telepon dan hanya bisa berkomunikasi melalui teks yang ia ketik.
Akhirnya Primachenko dilarikan ke unit gawat darurat untuk kedua kalinya dan diperiksa oleh dokter kandungan.
Malamnya, ia masuk ruang ICU lantaran mengalami kesulitan pernapasan.
"Waktu itu aku merasa 'Ya Tuhan, beri aku kesempatan bernapas lima menit lagi'," ujar Primachenko saking ia sulit bernapas.
"Karena kesulitan bernapas rasanya begitu berat. Aku terengah-engah. Rasanya seperti kau mencoba untuk bernapas tapi tidak bisa," tuturnya.
Baca: Sosok Penemu Virus Corona, Ilmuwan Cerdas June Almeida Anak Sopir Bus yang Putus Sekolah
Baca: Di Tengah Perjuangan Hadapi Corona, Aktor Nick Cordero Harus Rela Kakinya Diamputasi
Semakin hari, Primachenko semakin kesulitan menghirup oksigen.
Primachenko akhirnya diintubasi, atau dimasukkan selang dari hidung menuju paru-parunya.
Ia akhirnya mengalami koma yang diinduksi secara medis.
Dokter kandungan memutuskan 'mengambil' bayi yang dikandung Primachenko pada usia kehamilan ke-34 minggu.
Akhirnya Primachenko 'melahirkan' pada 1 April 2020.
Beberapa hari setelah sadar dari komanya, Primachenko baru merasakan bahwa perutnya sudah tak buncit lagi setelah keluar dari ICU.
"Aku tidak sadar bahwa aku sudah melahirkan setelah aku keluar dari ICU," ungkap Primachenko.
Primachenko memberi nama putri kecilnya Ava.
Setelah lahir, Ava langsung dirawat dengan ventilator selama sehari.
Ava dinyatakan sehat dan bebas dari corona.
Primachenko tak bisa bertemu Ava sebelum ia dinyatakan negatif dari corona.
Namun ibu muda itu masih bisa melihat bayinya dari FaceTime.
Dua minggu kemudian, Primachenko sudah dinyatakan negatif corona dan ia masih tak percaya akan cobaan berat yang dialaminya.
"Aku pulih, aku merasa jauh lebih baik setiap harinya. Ini gila. Semalam, aku berbaring di tempat tidur dan masih tak percaya 'Inikah kenyataan?'," kata Primachenko.
Primachenko pun mengingatkan orang-orang bahwa dirinya yang sudah berhati-hati pun tetap saja bisa terkena corona.
"Aku ingin berpesan kepada para ibu, aku selalu bertindak sesuai aturan. Aku melakukan segalanya dengan hati-hati, dan tetap saja kena (corona)," kata Primachenko.
"Dan hidup terus berjalan, aku berpesan agar kalian hidup dengan kebahagiaan bersama keluarga dan percaya pada Tuhan."
"Hiduplah sebaik yang kalian bisa," pesannya.
Update Corona Dunia
Berikut ini update kasus corona di seluruh dunia, dikutip Tribunnews.com dari worldometers.info Senin (20/4/2020) pukul 05.57 WIB.
Total kasus: 2,404,234
Meninggal 164,891
Sembuh 624,713
1. Amerika Serikat
Jumlah kasus: 763,083
Meninggal: 40,495
Sembuh: 70,806
2. Spanyol
Jumlah kasus: 198,674
Meninggal: 20,453
Sembuh: 77,357
3. Italia
Jumlah kasus: 178,972
Meninggal: 23,660
Sembuh: 47,055
4. Prancis
Jumlah kasus: 152,894
Meninggal: 19,718
Sembuh: 36,578
5. Jerman
Jumlah kasus: 145,184
Meninggal: 4,586
Sembuh: 88,000
6. Inggris
Jumlah kasus: 120,067
Meninggal: 16,060
Sembuh: Data tidak tersedia
7. Turki
Jumlah kasus: 86,306
Meninggal: 2,017
Sembuh: 11,976
8. China
Jumlah kasus: 82,735
Meninggal: 4,632
Sembuh: 77,062
9. Iran
Jumlah kasus: 82,211
Meninggal: 5,118
Sembuh: 57,023
10. Rusia
Jumlah kasus: 42,853
Meninggal: 361
Sembuh: 3,291
11. Brasil
Jumlah kasus: 38,654
Meninggal: 2,462
Sembuh: 22,130
12. Belgia
Jumlah kasus: 38,496
Meninggal: 5,683
Sembuh: 8,757
13. Kanada
Jumlah kasus: 35,056
Meninggal: 1,587
Sembuh: 11,843
14. Belanda
Jumlah kasus: 32,655
Meninggal: 3,684
Sembuh: 250
15. Swiss
Jumlah kasus: 27,740
Meninggal: 1,393
Sembuh: 17,800
16. Portugal
Jumlah kasus: 20,206
Meninggal: 714
Sembuh: 610
17. India
Jumlah kasus: 17,615
Meninggal: 559
Sembuh: 2,854
18. Peru
Jumlah kasus: 15.628
Meninggal: 400
Sembuh: 6,811
19. Irlandia
Jumlah kasus: 15.251
Meninggal: 610
Sembuh: 77
20. Austria
Jumlah kasus: 14,749
Meninggal: 452
Sembuh: 10,501
Data selengkapnya akses di sini.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)