Virus Corona
Masih Jadi Teka-Teki, Fenomena Pasien Sembuh dari Covid-19 Kembali Positif dan Menunjukkan Gejala
Para ilmuwan masih berusaha untuk membuka tabir teka-teki pasien yang telah dinyatakan sembuh dari virus corona (Covid-19) kembali dinyatakan positif.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL--Para ilmuwan masih berusaha untuk membuka tabir teka-teki pasien yang telah dinyatakan sembuh dari virus corona (Covid-19) kembali dinyatakan positif.
Fenomena yang tak terduga ini telah diamati di banyak negara yang terdapat pandemi.
Beberapa pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh setelah pengujian negatif dua kali dalam 24 jam berakhir kembali positif.
Mereka menguji kembali dan hasilnya positif. Masih tidak ada jawaban yang jelas mengapa hal itu terjadi.
Juga, tidak jelas apakah pasien ini menular dan dapat menginfeksi orang lain. Tetapi beberapa dari mereka menunjukkan gejala ringan Covid-19 pada reinfeksi kedua.
Temuan virus corona yang aktif kembali ini menandakan tantangan baru untuk menahan penyebarannya.
Data terbaru terjadi di Korea Selatan.
Baca: Vebby Palwinta Menikah Saat Wabah Corona, Prosesnya Tetap Hikmat Walau Hanya Dihadiri Keluarga Inti
Baca: Nunung Belum Resmi Bebas, Ini Alasan Dirut RSKO Izinkan Istri Iyan Sambiran Temui Jenazah Ibunda
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan pada Jumat (17/4/2020) terdapat 163 kasus pasien sembuh, kembali positif Covid-19.
Angka itu lebih dari dua kali lipat dalam seminggu, media NPR melaporan.
Saat itu 74 orang diuji positif lagi pada 9 April, atau 2 persen dari 7.829 orang yang sudah dinyatakan sembuh.
Sekarang para pasien yang kembali positif itu sedang menjalankan isolasi. Setidaknya 61 dari mereka menunjukkan gejala ringan.
KCDC mengatakan. virus dapat aktif kembali di dalam pasien yang sembuh. Hal itu bisa terjadi, jika pasien belum mengembangkan respon imun yang kuat atau jika sistem kekebalan tubuh melemah.
"Temuan KCDC di Korea sudah diselidiki," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sebelum Korea, NPR melaporkan pada akhir bulan Maret lalu, terdapat kasus yang sama di China.