Sabtu, 23 Agustus 2025

Virus Corona

BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 21 April: 7.135 Pasien Positif, 842 Sembuh, 616 Meninggal

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyampaikan perkembangan penanganan virus corona di Indonesia.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Update Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus positif corona (Covid-19) di Indonesia masih mengalami peningkatan.

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, pasien positif Covid-19 meningkat 375 orang per 21 April 2020 pukul 12.00 WIB.

Kini, total kasus positif Covid-19 telah mencapai 7.135 pasien.

Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Selasa (21/4/2020) sore.

Baca: Jokowi Tekankan 4 Poin Antisipasi Kebutuhan Bahan Pokok: Menjaga Harga hingga Momentum Reformasi

Baca: Pertimbangan Jokowi Putuskan Larangan Mudik bagi Semua Masyarakat

Sementara itu, Yuri menambahkan, terdapat 26 pasien positif corona yang meninggal dunia.

Total kasus kematian akibat Covid-19 kini mencapai 616 pasien.

Kabar baiknya, terdapat 95 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga total pasien sembuh bertambah menjadi 842 orang.

Adapun peningkatan jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 7.447 orang, sehingga total terdapat 186.330 ODP.

Sementara itu, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah 1.117 orang, sehingga total PDP mencapai 16.753 orang.

Yuri menyampaikan, kasus Covid-19 di Indonesi telah tersebar di 34 provinsi dan 257 kabupaten/kota.

Sebelumnya, pasien positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 6.760 pasien.

Sementara itu, terdapat 747 pasien yang dinyatakan sembuh dan 590 pasien meninggal dunia.

Jokowi Larang Mudik Selama Pandemi Corona

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, berdasarkan hasil kajian di lapangan serta hasil survei Kementerian Perhubungan, masih terdapat 24 persen warga Indonesia yang bersikeras untuk mudik di tengah pandemi corona.

Sementara itu, 7 persen warga telah mudik dan 68 persen lainnya memutuskan untuk tidak mudik.

Menurut Jokowi, angka 24 persen warga yang ingin untuk tetap mudik tersebut masih sangatlah besar.

Sementara itu, ia menyampaikan, sejumlah bantuan sosial telah tersalurkan.

Baca: Pemerintah Larang Mudik, Ini Sanksi Jika Pemudik Nekat Keluar dari Zona Merah

Baca: Mudik Dilarang, Angkutan Umum, Mobil Pribadi dan Pemotor Tidak Boleh Keluar-Masuk Wilayah Zona Merah

"Bantuan sosial mulai dilaksanakan kemarin, pembagian sembako, kartu prakerja sedang berjalan, minggu ini bansos tunai sudah dikerjakan," kata Jokowi, Selasa siang.

Dari situlah, Jokowi kemudian memutuskan untuk melarang seluruh warganya melakukan mudik.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference, yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV,  Selasa (21/4/2020).

"Dari sini lah kemudian saya ingin mengambil keputusan, setelah larangan mudik bagi ASN, TNI, Polri dan pegawai BUMN sudah kita lakukan pada minggu yang lalu, pada rapat hari ini, saya ingin menyampaikan juga bahwa mudik semuanya akan diarang," kata Jokowi.

"Oleh sebab itu, saya minta persiapan-persiapan terkait ini dipersiapkan," sambungnya.

Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah

Menurut Yurianto, adanya kasus positif di tengah masyarakat menandakan masih adanya sumber penularan.

Dengan demikian, ia menambahkan, mencari sumber penularan Covid-19 dan mengisolasinya adalah kunci pelaksanaan pengendalian penyakit ini.

Selain itu, kini pemerintah mulai mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.

Baca: Akses www.pln.co.id, Cara Dapatkan Listrik Gratis PLN dan Diskon 50 Persen

Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.

"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."

"Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/4/2020).

Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.

Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.

"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.

"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.

Oleh karena itu, Yuri  pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.

Baca: Achmad Yurianto Kembali Tekankan Enam Arahan Presiden Atasi Covid–19

Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.

"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.

"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.

"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.

Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.

"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan