Virus Corona
Komnas Perlindungan Anak Salurkan Bansos untuk Anak di Tengah Pandemi Covid-19
Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak bersama Tim Aksi Solidaritas Anak Indonesia Tangguh melawan Pandemi Covid-19 menyalurkan bantuan sosial
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak bersama Tim Aksi Solidaritas Anak Indonesia Tangguh melawan Pandemi Covid-19 menyalurkan bantuan sosial (bansos).
Bansos yang diberikan sehari sebelum memasuki bulan suci Ramadan ini berupa paket sembako.
Sedangkan yang berhak menerima terdiri dari berbagai golongan masyarakat.
Seperti keluarga yang sedang menghadapi kehilangan lapangan pekerjaan dan penghasilan di tengah-tengah serangan Covid-19.
Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan, bansos kemanusiaan untuk anak tersebut dikumpulkan dari donasi anggota masyarakat berlatar belakang berbeda dan berpenghasilan lebih.
"Serta kerja sama dengan bantuan kemanusiaan yang diberikan Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Komnas Perlindungan Anak diserahkan kepada anak melalui orang tua anak-anak yang saat ini ini kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian," kata Arist dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Kamis (23/04/2020).
Baca: Ribuan Warga Berdesakan di Rumah Gubernur Kaltim demi Sembako di Saat Pandemi Corona
Arist melanjutkan, paket sembako yang berjumlah 250 telah disalurkan kepada keluarga yang membutuhkan secara bertahap.
Bantuan juga diserahkan oleh para relawan kemanusiaan Komnas Anak yang kemudian disalurkan langsung ke rumah dan tempat tinggal orangtua anak.
"Juga dengan cara membagi kupon kepada orangtua dengan maksud agar tepat pada sasaran yakni menggunakan sistem pendataan prinsip by name, by address," ucapnya.
Sedangkan 150 paket bantuan sosial kemanusiaan dari Kemensos untuk anak, diterima langsung oleh Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist bersama selaku Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Dhanang Sasongko dan Lia Latifah di halaman kantor Komnas Perlindungan Anak.
"150 paket bantuan sosial kemanusiaan kepada anak itu diserahkan secara langsung bagi yang membutuhkan termasuk kepada sejumlah supir taxi dan angkot," jelas Arist.
Baca: Gedung Sekolah di DKI Jakarta Jadi Tempat Isolasi, Arist Merdeka Sirait Berikan Catatan
Baca: Kebijakan PSBB Ancam Hak Anak di Masa Pandemi? Ini Penjelasan Arist Merdeka Sirait
Covid-19 Mulai Mengancam Anak

Arist menyebut serangan wabah Covid-19 mulai menyasar anak-anak di Indonesia.
Hal tersebut diketahui setelah Arist mendapatkan laporan Dinas Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Deliserdang, seorang remaja 16 tahun meninggal dunia karena positif terinsfeksi virus corona.
Diketahui korban masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara.
Tidak hanya di Kabupaten Deliserdang, Covid-19 juga menginfeksi anak-anak di berbagai daerah lainya seperti, Kabupaten Kutai Timur.
Bahkan Dinas Kesehatan di Kalimantan Timur melaporkan di Provinsi Kalimantan Timur ditemukan 34 usia anak dalam status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan perlu mendapat penanganan yang serius.
Menurut catatan Komnas PA, di Indonesia saat ini ditemukan 37 anak dalam kondisi PDP, 1 orang anak meninggal dunia dan 1 anak sembuh dari serangan Covid-19.
Dengan adanya data tersebut, Arist menilai penyebaran Covid-19 di kalangan anak harus segara diputuskan.
"Untuk memberikan perlindungan bagi anak dan demi kepentingan terbaik baik khususnya kesehatan anak sangat dibutuhkan gerakan nasional perlindungan anak dari serangan Pandemi Covid-19."
"Dan gerakan memutus mata rantai virus corona dengan menggunakan gerakan sistem kedaruratan," ucap Arist.
Arist juga menjelaskan, data terkonfirmasi ini perlu diwaspadai karena telah menunjukkan bahwa anak-anak di Indonesia sudah mulai menjadi sasaran pandemi Covid-19.
Baca: Arist Merdeka Sirait Minta Pemerintah Buka Data Korban Covid-19 dari Kalangan Anak, Ini Alasannya
Baca: Kebijakan Stay at Home, Arist Merdeka Sirait Dorong Orang Tua untuk Ciptakan Rumah Ramah Anak
Pentingnya Data Kasus dari Kalangan Anak dalam Upaya Penanganan Covid-19

Pria berkacamata ini meminta pemerintah utamanya Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk membuka data korban Covid-19 dari kalangan anak.
Arist menilai data-data tersebut penting untuk menentukan arah kebijakan pemerintah dalam upaya mengatasi penyebaran Covid-19 yang berorientasi pada keberlanjutan dan sensitif pada hak anak.
"Minimnya data yang terkonfirmasi ini membuktikan bahwa terabaikannya hak dasar anak termasuk hak anak untuk mendapat makanan dan kesehatan sebagai warga negara dalam bencana nasional," ucap Arist dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribunnews, Sabtu (18/04/2020).
Oleh sebab itu, Arist mengharapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 adanya keterbukaan data setiap melaporkan perkembangan penyebaran wabah corona.
Utamanya untuk memberikan data terkonfirmasi berapa jumlah anak yang terpapar virus corona atau meninggal dunia maupun sembuh berdasarkan klasifikasi usia.
Arist juga mengaku telah meminta dan menugaskan semua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) se-Nusantara untuk memulai mendata di masing-masing daerah pelayanannya.
Termasuk berusaha mendapat data-data akurat dan terkonfirmasi berapa jumlah anak yang terpapar wabah Covid-19, baik meninggal dan sembuh.
"Sebab sudah banyak anak yang dilaporkan dalam posisi terinfeksi virus corona di berbagai daerah."
"Ayo kita selamatkan anak Indonesia dari serangan wabah Covid-19. Anak Indonesian tangguh dan merdeka," ajak Arist.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)