Virus Corona
UPDATE Kasus Virus Corona di Jawa Barat 24 April 2020: 784 Positif, 74 Meninggal, dan 87 Sembuh
UPDATE Kasus Virus Corona di Jawa Barat 23 April 2020: 762 Positif, 71 Meninggal, dan 79 Sembuh Berdasarkan pantauan di pikobar.jabarprov.go.id
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM -Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (PIKOBAR) memperbaharui jumlah kasus Covid-19 di wilayahnya
Berdasarkan pantauan Tribunnews di pikobar.jabarprov.go.id, Jumat (24/04/2020) pukul 16.30 WIB diketahui sebanyak 784 orang telah terkonfirmasi terpapar Covid-19.
Sedangkan untuk korban yang meninggal dunia berjumlah 74 orang.
Kabar baiknya 87 orang telah dinyatakan sembuh dari paparan virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China ini.
Untuk jumlah Pasien Dalam Pengawasan alias PDP di Provinsi Jawa Barat terdapat 3.934 orang.
Dengan rincian 2.141 masih dalam proses pengawasan dan sisanya, yakni 1.793 telah menyelesaikan proses pengawasan.
Website pikobar.jabarprov.go.id juga menyajikan data jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP).
Sebanyak 37.069 orang menjadi ODP di wilayah Jawa Barat, dengan rincian 10.425 orang masih dalam pemantauan dan sisanya, 26.644 telah selesai dipantau.
Data yang disajikan pikobar.jabarprov.go.id berbeda dengan jumlah kasus Covid-19 di laman resmi pemerintah pusat www.covid19.go.id.
Di website resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 itu menyebutkan jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 di Jawa Barat Berjumlah 862 pasien.
Untuk pasien sembuh sebanyak 90 dan 77 orang lainnya meninggal akibat paparan virus ini.
Baca: UPDATE: Pasien Sembuh dari Virus Corona sudah Tembus 1000 Orang di Indonesia
Baca: Update Jumat 24 April: RS Wisma Atlet Rawat 609 Pasien Positif Covid-19
Update Kasus Covid-19 di Indonesia

Jumlah pasien terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia masih terus mengalami penambahan.
Hingga Jumat (24/4/2020) pukul 12.00 WIB tercatat total kasus positif telah mencapai 8.211 orang.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan resminya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha (BNPB), Jakarta, dan disiarkan langsung Jumat sore.
"(Kasus) terkonfirmasi positif sebanyak 8.211 orang " Kata Yurianto yang dikutip dari tayangan YouTube BNPB Indonesia, Jumat (24/4/2020).
Dari total 8.211 tersebut, artinya dalam kurun waktu 24 jam terakhir di tanah air telah terjadi penambahan pasien positif sebanyak 436 orang.
Pasalnya data yang tercatat pada Kamis (23/4/2020) pukul 12.00 WIB, jumlah pasien positif di Indonesia adalah 7.775 orang.
Yurianto menyebut kasus positif Covid-19 telah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Lebih lanjut ia mengungkapkan terkait data pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Ia menuturkan hingga hari ini masih terdapat penambahan terkait orang yang meninggal dunia akibat virus yang mewabah pertama di Wuhan, China ini.
Baca: UPDATE Corona Global, 24 April 2020: Kasus Baru di Rusia Bertambah Sebanyak 5 Ribu Lebih
Baca: Nol Kematian dan Kasus Infeksi Baru Covid-19, Vietnam Mulai Akhiri Lockdown

"Kasus meninggal bertambah 42 orang, sehingga jumlahnya menjadi 689 orang," tegas Yurianto.
Kabar baiknya, Yurianto mengungkapkan penambahan juga terus terjadi dalam pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Berdasarkan data yang dihimpun, pada hari ini terdapat 42 pasien yang berhasil sembuh.
Adapun ke-42 pasien ini telah dinyatakan sembuh setelah secara serial berturut-turut dua kali pemeriksaan PCR-nya yang keluar adalah negatif.
Serta sudah tidak ada keluhan klinis lagi yang dialami oleh pasien-pasien tersebut.
Dengan penambahan ini membuat total pasien sembuh di Indonesia telah mencapai 1.002 orang.
Sebelumnya, Yurianto juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
Satu di antaranya yakni dengan tidak mudik ke kampung halaman ataupun berpergian.
"Jangan mudik, jangan berpergian, pastikan kita tidak tertular dan tidak menulari," tegas Yurianto.
Karena kata Yurianto perjalanan yang kita lakukan tidak aman dan sangat besar resiko tertular jika melakukan perjalanan terlebih jika menggunakan kendaraan umum.
"Akan sangat mungkin kita bertemu dan terpaksa kontak dekat dengan orang tanpa gejala (OTG) atau orang dengan gejala ringan saat di kendaraan, terminal, stasiun, rest area, ataupun toilet umum," kata Yurianto.
"Atau kita sendiri yang membawa gejala karena telah berasal dari daerah yang terjangkit Covid-19," imbuhnya.
"Sehingga hal-hal ini dapat menulari keluarga di kampung," jelasnya.
"Oleh karena itu marilah kita lindungi keluarga dan kampung halaman kita," kata Yurianto.