Jumat, 12 September 2025

Virus Corona

Sudah Sembuh dari Corona, Senin Ini Boris Johnson Kembali Memerintah Inggris

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson akan kembali ke berdinas di Downing Street pada Senin ini.

Penulis: Ika Nur Cahyani
newsthump.com
Boris Johnson 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson akan kembali berdinas di Downing Street pada besok Senin (27/4/2020).

Seperti diberitakan sebelumnya, Johnson menjalani perawatan karena terinfeksi Covid-19.

Dia sempat dilarikan ke rumah sakit dan berakhir di ICU karena mengalami kesulitan bernapas.

Selang beberapa hari, Johnson dinyatakan sembuh namun masih harus menjalani pemulihan di rumah dinasnya.

Johnson pun menunjuk Menteri Luar Negeri, Dominic Raab untuk menggantikan tugasnya selama dia absen.

Kini selang dua minggu lebih dari kepulangannya dari rumah sakit, Johnson akan kembali ke jadwal normalnya memerintah Inggris Raya sebagaimana dikutip dari Sky News

Baca: Menteri Kesehatan Inggris: PM Boris Johnson Dalam Kondisi Sangat Baik dan Benar-Benar Sembuh

Baca: Donald Trump Sebut Boris Johnson Mulai Enerjik, Membaik Pascaterinfeksi Covid-19

Menurut saran dokter, Johnson sudah sehat bugar untuk tampil pada konferensi pers harian di Downing Street, Senin mendatang.

"Dia bersiap untuk pergi dan akan kembali hari Senin," kata sumber dari Downing Street.

"Dia mengadakan pertemuan Checkers dengan para penasihat pada hari Jumat dan dia akan bertemu dengan Sekretaris Kesehatan, Matt Hancock, dan kembali ke jadwal normalnya," tambahnya menjelaskan jadwal Johnson beberapa hari ke depan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street nomor 10 di London pusat pada 18 Maret 2020, dalam perjalanan ke House of Commons untuk menghadiri Pertanyaan Perdana Menteri (PMQ) Parlemen Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street nomor 10 di London pusat pada 18 Maret 2020, dalam perjalanan ke House of Commons untuk menghadiri Pertanyaan Perdana Menteri (PMQ) Parlemen Inggris (Tolga AKMEN / AFP)

Menurutnya, Johnson sudah mengetahui perkembangan terkini kebijakan yang diambil selama dia sakit.

"Tuan Johnson sudah diberi tahu perkembangan keputusan yang dilakukan pemerintah untuk melawan Covid-19," jelas sumber itu.

Keputusan itu sudah diketahui Johnson melalui panggilan Zoom dengan para jajaran pemerintahannya.

"Tuan Johnson menjadi memimpin panggilan video harian dengan Menteri Luar Negeri, Dominic Raab, dan tim Nomor 10-nya pada pukul 3 sore setiap hari, di mana ia diberi pengarahan tentang rencana terbaru."

"Dia juga mengadakan diskusi panjang dengan Kepala Petugas Medis, Chris Whitty, dan Kepala Penasihat Ilmiah, Sir Patrick Vallance," jelasnya.

Kembalinya Johnson pada pemerintahan disambut baik para menteri kabinet dan anggota parlemen.

Sebelumnya parlemen sempat khawatir akan kekosongan kekuasaan di jantung pemerintahan selama lebih dari dua pekan ini.

Ada rumor yang beredar bahwa absennya Johnson membuat tidak jelas keputusan lockdown di Inggris.

Selain itu para menteri terpecah belah terkait rencana yang harus dilakukan selanjutnya.

Tetapi kembalinya perdana menteri akan memperingatkan para jajaran pemerintahan bahwa Johnson juga membutuhkan sedikit istirahat.

Bagaimanapun selama ini Johnson telah menjalankan hari-hari melelahkan karena pandemi Covid-19 ini.

Beberapa waktu lalu, Johnson sempat berbincang dengan Donald Trump melalui sambungan telepon.

"Dia memanggil saya beberapa hari yang lalu. Dia terdengar luar biasa," ungkap Trump.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (STEFAN ROUSSEAU/PA (thetimes.co.uk))

Sebelumnya, kurang lebih satu minggu dia dirawat di Rumah Sakit St Thomas, London.

Tiga hari diantaranya adalah penanganan di ruang intensif.

Semuanya terjadi begitu cepat, sebab sebulan yang lalu perdana menteri masih santai tentang resiko pandemi corona ini.

Menyusul kemudian para kritikus memperingatkannya bahwa dia terlihat tidak serius menanggapi wabah.

Hingga Minggu (26/4/2020), sudah ada 148.377 kasus infeksi di Inggris.

Sebanyak 20.319 meninggal dunia di Britania Raya ini.

Angka kematiannya paling tinggi ke-5 di bawah Amerika Serikat, Spanyol, Italia, dan Prancis.

Sementara itu jumlah pasien sembuh tidak tercatat dalam Worldometers.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan