Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

60 Persen Orang yang Terkonfirmasi Positif Covid-19 Ternyata Tidak Menunjukkan Gejala

Agus memaparkan, warga yang terlihat memiliki gejala COVID-19 pada umumnya sebanyak 3.333 orang atau 40,6 persen.

Tangkap layar channel YouTube BNPB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, 60 persen orang yang positif virus corona (COVID-19) ternyata tanpa memiliki gejala alias Orang Tanpa Gejala (OTG). Sebanyak 4.877 orang dari total 8.211 pasien terdata tidak dengan gejala.

Data tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo, melalui keterangan tertulis, Minggu (26/4/2020).

"Ternyata 60 persen orang yang positif COVID-19 tidak menunjukkan gejala atau OTG," ujar Agus.

Agus memaparkan, warga yang terlihat memiliki gejala COVID-19 pada umumnya sebanyak 3.333 orang atau 40,6 persen.

Baca: Jemput 2 Santri Ponpes Temboro, Sopir Mobil Rental Keluhkan Sesak Nafas, Wafat Mendadak Pegang Setir

Warga yang memiliki gejala itu dengan rincian batuk 628 orang (18,8 persen); demam 461 (13,8 persen); demam ringan 395 (11,8 persen); sesak napas 345 (10,3 persen); pilek 298 (8,9 persen); sakit tenggorokan 282 (8,5 persen); lemah 241 (7,2 persen); sakit kepala 186 (5,6 persen); mual 144 (4,3 persen); keram otot 140 (4,2 persen); dan menggigil 82 (2,5 persen).

Agus juga menjelaskan, penderita COVID-19 juga memiliki penyakit lain. Mulai dari pneumonia (48,2 persen), hipertensi (17,8 persen), diabetes (12,2 persen), PPOK (7,8 persen), jantung (6,2 persen).

Oleh karena itu, Agus mengimbau kepada masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah dengan melakukan aktivitas di rumah saja seperti bekerja, belajar, dan beribadah, menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, tidak mudik, dan anjuran lainnya.

"Mungkin saya atau Anda bisa juga jadi OTG, sehingga perlu melakukan anjuran pemerintah," ujar Agus.

Kasus positif COVID-19 di Indonesia per Sabtu, 25 April hingga pukul 12 siang mencapai 8.607.

Hal ini dinyatakan Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers reguler pada Sabtu sore via siaran langsung dari Youtube.

"Pertambahan kasus konfirmasi positif hari ini adalah 396 pasien," kata Yuri.

Baca: Jadwal TVRI Belajar dari Rumah Senin 27 April 2020, Berikut 4 Link Live Streaming Online

"Akumulasi sembuh hari ini mencapai 40, sehingga akumulasi totalnya menjadi 1.042 orang, total meninggal 720 orang," imbuh dia.

Sementara kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) 206.911.

"Ini adalah akumulasi, sebagian sudah selesai pemantauan dan dinyatakan sembuh," ujar Yuri.

Sementara kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 19.083.

"Semua provinsi terdampak, sementara kabupaten/kota yang terdampak adalah 280 (jumlah kabupaten dan kota di Indonesia mencapai 514)," Yuri menjelaskan.

Penambahan jumlah kasus positif hari ini menurun dalam 24 jam terakhir dibanding kemarin.

Pada 24 April, total kasus positif menjadi 8.211 kasus atau bertambah 436 hanya dalam satu hari.

Tergantung Partisipasi

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo menyatakan, satu di antara yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan tidak bepergian ke luar rumah.

Karena itu Doni meminta rakyat turut berpartisipasi dalam memutus mata rantai penularan virus corona (COVID-19) di Hari Kesiapsiagaan Bencana yang jatuh pada 26 April.

Baca: Renovasi Stadion Demang Lehman Homebase Barito Putera Ditargetkan Rampung Oktober 2020

"Kegiatan hari Kesiapsiagaan Bencana di tahun 2020 tetap dilaksanakan dengan kegiatan yang berfokus pada pemutusan rantai penyebaran Covid-19, yaitu dengan tetap di rumah saja," kata Doni dalam konferensi pers di Graha BNPB, Minggu (26/4/2020).

Doni tak henti-hentinya meminta masyarakat untuk melakukan segala aktivitasnya di rumah. Mulai dari bekerja, belajar dan beribadah di rumah.

Menurutnya, untuk dapat memutus rantai penularan virus yang berasal dari Kota Wuhan, masyarakat diminta untuk tetap jaga jarak, menghindari kerumunan dan menggunakan masker.

Selain itu, yang terpenting, masyarakat harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir serta tidak menyentuh mata, hidung dan mulut.

"Jadikanlah bulan suci Ramadan 1441 Hijriah ini sebagai momen untuk memutus mata rantai COVID-19," kata Doni.

Doni pun mengajak masyarakat untuk dapat meningkatkan kedisiplinan dalam menghentikan penyebaran COVID-19. Karena itu, semakin disiplin, maka pandemi akan segera berakhir.

Baca: 9 Negara Bantu Indonesia 77,49 Juta Dolar AS, Dukungan Terbesar dari Uni Eropa, Jepang dan Amerika

"Cepat atau lambatnya pandemi COVID-19 ini tergantung dari tingkat kepatuhan kita dalam melaksanakan protokol kesehatan. Semakin disiplin, semakin cepat wabah berakhir," ujar Doni.

Doni pun mengingatkan masyarakat untuk tidak mudik ataupun berkumpul dalam bentuk apapun. Hal ini semata untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

"Apabila dilaksanakan dengan baik, Anda sudah menjadi pahlawan bagi diri sendiri, keluarga, serta masyarakat sekitar," kata Doni.(ilham/tribunnetwork/cep)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved