Kamis, 21 Agustus 2025

Virus Corona

Peneliti Inggris Sebut Virus Corona Lebih Berbahaya Jika Menyerang Pria dan Penderita Obesitas

Penelitian menunjukkan, virus Corona lebih mungkin membunuh pria dan orang obesitas.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Kolase net/Institut Kesehatan Nasional / AFP
Ilustrasi - Penelitian menunjukkan, virus Corona lebih mungkin membunuh pria dan orang obesitas. 

TRIBUNNEWS.COM - Virus Corona cenderung lebih mungkin membunuh pria dan orang obesitas, menurut sebuah studi.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di medRxiv.org pada Selasa (28/4/2020) lalu, pria atau orang obesitas adalah faktor signifikan yang terkait dengan kematian di rumah sakit Inggris.

Faktor ini sebelumnya tidak terindikasi pada kasus Covid-19 di China.

"Mereka yang memiliki kondisi yang lebih buruk seringnya adalah yang berusia lanjut, pria, dan orang yang obesitas," tulis studi.

Baca: 5 Kondisi Kulit yang Dikaitkan sebagai Gejala Virus Corona

Baca: Cara Menjaga Psikologis Keluarga di Masa Pandemi Virus Corona

Dilansir SCMP, peningkatan keparahan pada pasien pria terlihat di semua usia.

"Meskipun angka kematian menurut usia banyak terjadi pada orang tua, sebagian besar pasien ini dirawat di rumah sakit dengan gejala Covid-19 dan tidak meninggal," studi mengatakan.

Para peneliti percaya, angka kematian orang obesitas lebih banyak daripada kelompok lain dalam kasus Covid-19.

Sebab, fungsi paru-paru mereka berkurang dan terjadi lebih banyak peradangan pada jaringan adiposa.

Jaringan adiposa adalah jaringan lemak yang ditemukan di bawah kulit dan di sekitar organ internal.

Kondisi ini menyebabkan reaksi yang berlebihan pada sistem kekebalan tubuh, yang berpotensi mengancam jiwa.

Obesitas ilustrasi
Ilustrasi obesitas. (net)

Penelitian ini dipimpin oleh para profesor dari Edinburgh University, Liverpool University dan Imperial College London.

Riset didasarkan pada data yang diperoleh dari hampir 17.000 pasien Covid-19 di 166 rumah sakit di Inggris, antara 6 Februari 2020 dan 18 April 2020.

Kelompok ini mewakili hampir 15 persen dari semua orang yang telah dites positif virus Corona di Inggris dan 28 persen dari pasien rawat inap di rumah sakit.

Lebih dari setengah peserta memiliki komorbiditas, seperti penyakit jantung kronis, diabetes, dan penyakit paru kronis non-asma.

Sepertiga pasien telah meninggal.

Sementara itu, 17 persen terus menerima perawatan.

Setengah dari mereka dipulangkan.

"Penelitian kami memberikan gambaran luar biasa tentang penyakit dan faktor risiko, dan akan mendukung sejumlah besar penelitian," kata Peter Openshaw, profesor Kedokteran Eksperimental di Imperial College London.

Meskipun telah diterbitkan, penelitian ini belum ditinjau oleh rekan peneliti lain dan masih memerlukan riset lebih lanjut.

Studi: Pasien Corona yang Diberi Hidroksiklorokuin Miliki Tingkat Kematian yang Lebih Tinggi

Sebuah studi yang meneliti ratusan pasien di pusat kesehatan US Veterans Health Administration, Amerika Serikat, memberi temuan baru mengenai efektivitas hidroksiklorokuin sebagai obat virus Corona.

Studi menunjukkan, pasien Covid-19 yang diberi hidroksiklorokuin justru memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menggunakan obat itu.

Selain itu, hidroksiklorokuin juga tidak mengurangi penggunaan ventilator pada pasien.

Dilansir CNN, penelitian telah dirilis di medrxiv.org pada Selasa (21/4/2020).

Baca: Klorokuin Obat Corona Siap 3 Juta Buah, Yuri: Warga Tak Perlu Membeli

Baca: Apa Itu Avigan? Obat Corona Asal Jepang yang Dipesan Jokowi Sebanyak 2 Juta Butir

Studi didanai oleh National Institutes of Health dan University of Virginia.

Dari 368 pasien yang terlibat, 97 pasien yang menggunakan hidroksiklorokuin memiliki tingkat kematian 27,8 persen.

Sementara itu, 158 pasien yang tidak menggunakan obat memiliki tingkat kematian 11,4 persen.

"Peningkatan kematian secara keseluruhan diidentifikasi pada pasien yang diobati dengan hidroksiklorokuin saja. Temuan ini menyoroti pentingnya menunggu hasil studi prospektif, acak, dan terkontrol sebelum mengadopsi penggunaan obat secara luas," tulis para peneliti yang bekerja di Columbia VA Health Care System di South Carolina, University of South Carolina, dan University of Virginia.

Para peneliti juga melihat apakah menggunakan hidroksiklorokuin atau kombinasi hidroksiklorokuin dan antibiotik azitromisin dapat menggantikan penggunaan ventilator pada pasien.

Hasilnya, tidak berpengaruh apa pun.

"Dalam penelitian ini, kami tidak menemukan bukti bahwa penggunaan hidroksiklorokuin, baik dengan atau tanpa azitromisin, mengurangi penggunaan ventilasi mekanik pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit," tulis peneliti.

ILUSTRASI obat. Pemerintah mengaku sedang melakukan ujicoba terhadap obat asli Indonesia untuk vaksin corona.
ILUSTRASI obat. (pixabay.com)

Dalam studi terbaru lainnya, para peneliti di Perancis memerika rekam medis untuk 181 pasien Corona yang menderita pneumonia dan membutuhkan oksigen tambahan.

Sekitar setengah pasien tersebut menggunakan hidroksiklorokuin dalam waktu 48 jam setelah dirawat di rumah sakit.

Sementara itu, setengah pasien lainya tidak.

Hasil menunjukkan, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam tingkat kematian kedua kelompok, atau peluang mereka untuk dirawat di ICU.

Namun, ditemukan delapan pasien yang menggunakan hidroksiklorokuin mengalami irama jantung yang abnormal.

Mereka pun harus berhenti meminumnya.

Penelitian ini juga belum ditinjau oleh rekan peneliti lain atau diterbitkan dalam jurnal medis.

Ilustrasi obat.
Ilustrasi obat. (net/google)

Hingga kini, belum ada produk yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk mencegah atau mengobati Covid-19.

Meskipun, penelitian global pada banyak obat sedang dilakukan.

Hidroksiklorokuin telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengobati pasien dengan penyakit seperti malaria, lupus, dan rheumatoid arthritis.

Presiden AS, Donald Trump, telah mempromosikan hidroksiklorokuin sebagai 'penyembuh' Covid-19.

Dia mengatakan, efektivitas hidroksiklorokuin 'sangat menjanjikan'.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan