Virus Corona
Sebut Jakarta Jadi Gerbang Dunia, Anies: Tidak Aneh Ibu Kota Paling Pertama Hadapi Corona
KI Jakarta kota pertama di Indonesia yang terpapar virus corona. Anies mengatakan hal itu tidak aneh lantaran Jakarta kota besar.
Penulis:
Danang Triatmojo
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DKI Jakarta kota pertama di Indonesia yang terpapar virus corona. Kota ini juga jadi salah satu epicenter penularan virus corona. Dari sana pula kasus pertama ditemukan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan sesungguhnya hal itu tidak aneh. Sebab ibu kota terdiri dari masyarakat majemuk. Banyak dari masyarakat di Indonesia mengadu nasib di kota besar ini.
Kata Anies, situasi yang sekarang dihadapi Jakarta adalah kondisi awal. Sebab Jakarta merupakan pintu gerbang untuk dunia masuk ke Indonesia.
Baca: BREAKING NEWS - Tambah 292 Kasus Baru, Pasien Positif Corona di Indonesia jadi 10.843
Baca: Ajak Si Kecil Masak Bersama di Rumah, Agar Lebih Seru Coba Lakukan Tips Berikut Ini
"Situasi yang dihadapi Jakarta adalah situasi awal. karena Jakarta adalah gerbangnya dunia. Dunia masuk ke Indonesia lewat Jakarta. karena itu tidak aneh Jakarta yang paling awal menghadapi ini semua," ungkap Anies di kawasan Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (2/5/2020).
Semula pada awal Maret 2020, ketika Jakarta jadi kota pertama di Indonesia yang terpapar virus corona, Anies berharap kasusnya tidak menyebar ke provinsi lain.
Baca: 5 Wanita yang Kabur dari Korea Utara, dari Membayar Uang Hingga Berjuang Jalan Kaki Lintasi Sungai
Tapi kenyataan hari ini justru berbeda. Sudah 34 provinsi punya kasus Covid-19. Semua provinsi di Indonesia kini harus menghadapi kasus serupa. Bahkan kata Anies, mungkin saja potensi penularannya kian meluas.
Oleh karena itu, sikap saling membantu meringankan kebutuhan masyarakat, gotong royong, meningkatkan kedisiplinan masing - masing individu mematuhi kebijakan jadi hal penting menekan penyebaran virus ini.
"Mudah mudahan tempat lain tidak harus menghadapi situasi ini, tapi kenyataannya 34 provinsi sudah menghadapi hal sama. berpotensi membesar," ujar dia.