Virus Corona
Saran Pakar Pendidikan soal Kegiatan Belajar Mengajar di Daerah yang Sulit Akses Internet
"Jadi saya mohon kalau internetnya terbatas, buku paket ada. Baca buku paketnya," katanya
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar pendidikan Prof Arief Rachman mengatakan konektivitas internet di daerah terluar masih sangat terbatas untuk menjalani pembelajaran jarak jauh.
Beberapa wilayah di Indonesia telah menggelar pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi Covid-19 atau virus corona ini.
Baca: Juknis BOS Kemendikbud Dinilai Sangat Membantu di Tengah Pandemi Covid-19
"Iya internet ini kan memang terbatas. Bayangkan kalau sekolahnya atau muridnya ada di pulau terpencil," ujar Arief dalam diskusi virtual, Jumat (8/5/2020).
Arief mengatakan pembelajaran jarak jauh memang wajib dilakukan untuk wilayah yang telah terjangkit virus corona.
Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan koneksi internet.
Namun untuk wilayah yang masih jauh dari terjangkiti virus corona, menurut Arief dapat melakukan pembelajaran tatap muka seperti biasa.
"Saya yakin kegiatan pendidikan ini untuk daerah yang akhirnya terbatas tidak bisa tatap muka, dia harus melakukan kegiatan internet. Tapi bagi sekolah yang masih jauh dari Covid-19, saya kira bisa meneruskan saja pendidkannya seperti biasa," tutur Arief.
Selain itu, menurut Arief, proses pembelajaran juga dapat dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya di rumah.
Pembelajaran bisa dilakukan dengan menggunakan materi dari buku paket.
"Jadi saya mohon kalau internetnya terbatas, buku paket ada. Baca buku paketnya, nah di sinilah bisa gak ya orangtua jadi guru sebentar saja," pungkas Arief.
Seperti diketahui, saat ini sekolah yang menerapkan pembelajaran dari rumah sekitar 97,6 persen.
Baca: Anggota Komisi IV DPR Soroti Mie Instan di Dalam Paket Bansos: Harusnya Diisi Makanan yang Bergizi
Sementara sisanya tidak melaksanakan BDR karena tidak memiliki perangkat pendukung.
Sekitar 2,4 persen yang tidak melaksanakan belajar dari rumah adalah sekolah yang berada di daerah khusus pedalaman, bukan daerah terjangkit Covid-19.