Rabu, 27 Agustus 2025

Virus Corona

Ditjen PPKL KLHK Ikut Peduli di Tengah Pandemi Virus Corona

Ditjen PPKL KLHK turut berkontribusi dalam meringankan beban masyarakat terdampak

Penulis: Johnson Simanjuntak
Tribunnews/JEPRIMA
ILUSTRASI BANSOS - Petugas menurunkan tumpukan kardus untuk bantuan sosial yang akan diberikan kepada keluarga yang perekonomiannya terdampak COVID-19 di gudang penyimpanan stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin (20/4/2020). Pemerintah kota Bekasi membagikan sebanyak 150 ribu paket bantuan berupa sembako dan untuk tahap pertama sebanyak 20 ribu paket bantuan akan disalurkan melalui kelurahan. Tribunnews/Jeprima 

Ditjen PPKL telah aktif mengkampanyekan Gerakan Bersih Cuci Tangan dan Penyemprotan Disenfektan Organik Kegiatan ini merupakan kolaborasi aktif bersama dengan dunia usaha, tercatat sudah ada beberapa asosiasi dan perusahaan terlibat dan mendukung kegiatan ini seperti GAPKI, PT Wings Group, PT Musim Mas, PT Pertamina (Persero), PT Pertamina EP, Adaro Indonesia, PT Sido Muncul, PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kaltim, dan PT Freeport.

Pemberian paket bantuan dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Sehingga, diberikan dengan diantar ke rumah masing-masing warga yang terdampak Covid-19. Warga terdampak yang menerima paket sem­bako sudah didata oleh komunitas. 

Dirjen PPKL Karliansyah mengatakan berbagai upaya nyata telah dilakukan salah satunya adalah kepedulian sosial dengan membantu sesama.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi peran Pemerintah tetapi juga menjadi tanggungjawab bersama.

Transformasi kelompok masyarakat dari yang sebelumnya berfokus pada bidang lingkungan pun terjadi pada pada dua komunitas berikut. 

Yayasan Kumala yang berdiri sejak tahun 2006 oleh Abah Dindin sejak awal berfokus kepada pengelolaan lingkungan dan sosial kemanusiaan. 

Kegiatan yang dialakukan oleh Yayasan Kumalah berupa pengelolaan sampah, sehingga bisa bernilai jual melalui Bank Sampah yang melibatkan masyarakat menengah ke bawah seperti tuna wisma, anak jalanan, dan pemulung dan merupakan kategori Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Warga binaan Yayasan Kumala dijadikan sebagai agen lingkungan dalam penerapan 5R tersebut. 

Beberapa orang mungkin melihat anak-anak jalanan sebagai orang yang tidak terdidik, kriminal, dan harus dijauhi.

Abah Dindin memiliki cara pandang yang berbeda, ia sangat peduli dengan masa depan anak-anak jalanan di sekitar tempatnya agar lebih berdaya.

“Saya berkeinginan untuk ikut membantu anak-anak jalanan agar bisa hidup seperti warga lainnya. Di Yayasan Kumala dilakukan pembinaan supaya tidak kembali lagi ke jalanan. Anak binaan juga mendapat pelatihan membuat kertas daur ulang ataupun kerajinan tangan bernilai ekonomis. Dengan demikian, kendati tidak mengamen, mereka tetap bisa mendapatkan penghasilan,” ucap Abah Dindin.

Menurut Abah Dindin, kegiatan pembinaan tersebut bermanfaat untuk mengajarkan kemandirian kepada para anak jalanan. Hasil dari pengelolaan sampah tersebut menjadi tabungan yang dikumpulkan di Bank Sampah untuk digunakan pada kegiatan sosial yang telah disusun bersama seperti pengobatan gratis, pembagian sembako, bantuan pendidikan dan perlengkapan sekolah.

Kondisi pandemi COVID-19 saat ini sangat berdampak pada aktifitas kalangan PMKS.  

Pada biasanya mereka beraktifitas di jalanan, mencari nafkah di jalanan. Mereka melakukan kegiatan mencari barang bekas dan ditabung ke Bank Sampah Kumala, namun saat ini mereka terhambat karena tidak boleh berkeliaran.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan