Sabtu, 23 Agustus 2025

Virus Corona

Jawab Kritik 'New Normal' Hanya Kedepankan Aspek Ekonomi, Mahfud MD: Kesehatan Nomor Satu

New Normal dinilai terlalu prematur mengingat kondisi pandemi covid-19 secara nasional masih belum menunjukkan angka penurunan signifikan.

Kemeko Polhukam
Menko Polhukam Mahfud MD menjalani rapat melalui video conference yang terhubung langsung dengan Presiden Joko Widodo.(Kemeko Polhukam) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menjawab sejumlah kritik atas wacana penerapan protokol 'New Normal'.

Kebijakan itu dianggap banyak pihak terlalu prematur mengingat kondisi pandemi covid-19 secara nasional masih belum menunjukkan angka penurunan signifikan.

Banyak yang menganggap keputusan 'New Normal' hanya mengedepankan pertimbangan ekonomi ketimbang kesehatan pada masa pandemi.

Baca: Ini 11 Indikator Daerah untuk Tetapkan New Normal

Baca: Kritik New Normal, Sosiolog: Hanya Menghaluskan Kata Pelonggaran PSBB

Hal itu dibantah Mahfud.

Dia menegaskan pemerintah mengutamakan pertimbangan kesehatan dalam menghadapi pandemi covid-19.

Menurut Mahfud hal itu karena tujuan negara adalah membangun kesejahteraan. 

Ia menjelaskan tiga indikator kesejahteraan dalam pembangunan manusia.

Tiga indikator tersebut yakni kesehatan yang baik,ekonomi yang baik, dan pendidikan yang terjamin. 

Hal itu disampaikan Mahfud dalam Webinar dengan Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) bertajuk "Isu-Isu Nasional di Era Covid-19" pada Sabtu (30/5/2020).

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim sekaligus Direktur Marketing Pakuwon Group, Sutandi Purnomosidi menunjukkan stiker one way yang tertempel di lantai Tunjungan Plaza, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/5/2020). Tunjungan Plaza menerapkan aturan one way system untuk menghindari pengunjung saling berpapasan satu sama lain dan berharap aturan ini bisa memperkecil angka penularan Covid-19 khususnya di pusat perbelanjaan. Hal tersebut dilakukan jelang pemberlakuan new normal di Kota Surabaya. Surya/Ahmad Zaimul Haq
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim sekaligus Direktur Marketing Pakuwon Group, Sutandi Purnomosidi menunjukkan stiker one way yang tertempel di lantai Tunjungan Plaza, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/5/2020). Tunjungan Plaza menerapkan aturan one way system untuk menghindari pengunjung saling berpapasan satu sama lain dan berharap aturan ini bisa memperkecil angka penularan Covid-19 khususnya di pusat perbelanjaan. Hal tersebut dilakukan jelang pemberlakuan new normal di Kota Surabaya. Surya/Ahmad Zaimul Haq (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

"Pemerintah itu nomor satu kesehatan. Karena begini. Tujuan negara itu membangun kesejahteraan. Kesejahteraan itu indikatornya dalam pembangunan manusia itu kan ada tiga. Satu kesehatannya baik. Orang kalau kesehatannya tidak baik tidak akan sejahtera meskipun uangnya banyak. Dua ekonominya baik. Tiga pendidikannya terjamin. Tiga ini," kata Mahfud. 

Terkait penerapan New Normal, Mahfud juga membantah pemerintah hanya bicara pendekatan ekonomi semata. 

Mahfud menegaskan dalam penerapan New Normal nantinya hal yang paling utama dikedepankan adalah protokol kesehatan berdasarkan standard WHO. 

Ia mengegaskan di hadapan sejumlah rektor perguruan tinggi agama Islam Negeri bahwa penerapan New Normal di kampus juga akan diatur oleh pemerintah.

"Jadi misalnya di sekolah Bapak, di kampus Bapak itu akan boleh masuk. Itu akan diatur. Nanti harus pakai masker, yang menyedeiakan masker itu siapa, tempat cuci tangan itu ada di sudut mana saja, itu akan diatur semua. Kemudian jarak, tempat duduk kuliah dan sebagainya, nanti pasti akan diatur semua. Sehingga kita tidak pertimbangan ekonomi semata-mata," kata Mahfud. 
 

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan