Virus Corona
Update Corona, 5 Juni 2020, di Indonesia: 10 Provinsi dengan Jumlah Kasus Covid-19 Tertinggi
DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia. Bagaimana dengan provinsi lain?
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah pasien Covid-19 di Indonesia masih bertambah.
Hingga Jumat (5/6/2020) hari ini, total ada 29.521 kasus Covid-19 terkonfirmasi.
Dari jumlah tersebut ada 18.308 pasien yang masih dirawat dan 9.443 pasien sudah dinyatakan sembuh.
Sementara itu, jumlah pasien yang meninggal karena Covid-19 di Indonesia berjumlah 1.770 orang.
Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) hingga hari ini berjumlah 49.320 dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 13.592.

Berikut jumlah kasus Covid-19 per provinsi di Indonesia dilansir situs resmi pemerintah untuk penanganan Covid-19:
1. DKI JAKARTA
Jumlah Kasus : 7,690 (26.7%)
2. JAWA TIMUR
Jumlah Kasus : 5,408 (18.8%)
3. JAWA BARAT
Jumlah Kasus : 2,354 (8.2%)
4. SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus : 1,722 (6.0%)
Baca: Kementerian PANRB Keluarkan Aturan Penyesuaian Sistem Kerja ASN Selama New Normal
5. JAWA TENGAH
Jumlah Kasus : 1,479 (5.1%)
6. KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus : 1,142 (4.0%)
7. SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus : 1,056 (3.7%)
8. BANTEN
Jumlah Kasus : 965 (3.3%)
9. PAPUA
Jumlah Kasus : 875 (3.0%)
10. NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus : 705 (2.4%)
11. SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus : 594 (2.1%)
12. BALI
Jumlah Kasus : 510 (1.8%)
13. SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus : 488 (1.7%)
14. KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus : 469 (1.6%)
15. SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus : 382 (1.3%)
16. KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus : 316 (1.1%)
17. SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus : 252 (0.9%)
18. MALUKU
Jumlah Kasus : 238 (0.8%)
19.DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus : 237 (0.8%)
Baca: Masuk New Normal, Saatnya Jaga Sikap Hidup, Hentikan Kebiasaan Mencacimaki Orang Lain
20.KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus : 219 (0.8%)
21. KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus : 202 (0.7%)
22. MALUKU UTARA
Jumlah Kasus : 177 (0.6%)
23. PAPUA BARAT
Jumlah Kasus : 173 (0.6%)
24. KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus : 165 (0.6%)
25. LAMPUNG
Jumlah Kasus : 140 (0.5%)
26. SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus : 129 (0.4%)
27. GORONTALO
Jumlah Kasus : 121 (0.4%)
28. RIAU
Jumlah Kasus : 117 (0.4%)
29. JAMBI
Jumlah Kasus : 99 (0.3%)
30. NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus : 97 (0.3%)
31. BENGKULU
Jumlah Kasus : 92 (0.3%)
32. SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus : 92 (0.3%)
33. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus : 72 (0.2%)
34. ACEH
Jumlah Kasus : 20 (0.1%)

Apapun Zonasi Warna Wilayah, Patuhi Protokol Kesehatan
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan di manapun ia berada.
Menurut Yuri, selama vaksin belum ditemukan, hanya itulah yang dapat dilakukan agar terhindar dari penularan Covid-19.
Ia pun berhadap kepatuhan dalam melaksanakan protokol kesehatan bisa menjadi kesadaran yang dilakukan secara kolektif oleh masyarakat dengan berbasis keluarga.
Baca: Panduan Ibadah di Rumah Ibadah saat New Normal, Wajib Ada Surat Keterangan hingga Hindari Salaman
Hal itu Yuri sampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Kamis (4/6/2020).
"Mematuhi protokol kesehatan tidak harus menunggu wilayah domisili kita menjadi zona kuning, tidak harus menunggu wilayah zona kita menjadi oranye, dan tidak perlu menunggu wilayah kita menjadi zona merah."
"Sejak sekarang, di manapun kita berada, apapun zonasi warna wilayah tinggal kita, patuhi protokol kesehatan," kata Yuri, Kamis sore.
"Hanya ini yang bisa kita lakukan kalau ingin selamat dari tertular Covid-19. Kami berharap kesadaran ini menjadi kesadaran kolektif yang tentunya harus berbasis pada keluarga," sambungnya.
Yuri pun kembali mengingatkan masyarakat untuk senantiasa mengenakan masker saat keluar rumah sebagai bentuk kesadarannya.
Begitu pula dengan kepatuhan menjaga jarak hingga mencuci tangan, Yuri berharap masyarakat menerapkannya bukan sekadar karena diperintah atau diawasi.
"Jadi, gunakan masker bukan karena diperintah, mencuci tangan bukan karena diawasi, menjaga jarak bukan karena memang diperintah."
"Jadikan ini sebuah kesadaran kita tanpa diperintah, tanpa diawasi, karena ini kebutuhan bagi kita untuk tetap sehat.:
"Kalau kita sehat, keluarga kita juga sehat," kata Yuri.
(Tribunnews.com/Mohay/Widyadewi Metta)