Rabu, 3 September 2025

Virus Corona

Jokowi: Jangan Buat Kebijakan Tanpa Data Ilmiah dan Saran Pakar

Jokowi mengingatkan Gubernur Jawa Timur (Jatim) dan Gugus Tugas Covid-19 agar dalam mengambil kebijakan penanggulangan Corona merujuk pada data ilmiah

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Istimewa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menyambut kedatangan Presiden Jokowi. 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Gubernur Jawa Timur (Jatim) dan Gugus Tugas Covid-19 agar dalam mengambil kebijakan penanggulangan Corona merujuk pada data ilmiah serta saran dari pakar.

Hal tersebut disampaikan presiden saat meninjau Kantor Gugus Tugas Covid-19 Jatim, di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis (25/6/2020).

"Saya titip ini utamanya kepada gubernur, bupati, dan walikota agar setiap membuat kebijakan, agar setiap membuat policy selalu merujuk pada data science. Minta masukan dari pakar epidemologi, minta saran dari pakar-pakar perguruan tinggi," kata Jokowi.

Baca: Sempat Tolak Tes Covid-19 & Usir Petugas, Pasar Cileungsi Kini Jadi Klaster Penularan Terbanyak

Jangan sampai menurutnya kebijakan yang dibuat serampangan tanpa konsultasi dan basis ilmiah.

"Jangan kita membuat kebijakan, membuat policy tanpa melihat data, tanpa mendengarkan saran dari para pakar," katanya.

Selain itu, Presiden mengatakan bahwa dalam mengambil suatu kebijakan, harus disiapkan rencana cadangan.

Hal itu untuk mengantisipasi kejadian di luar prediksi.

Baca: Kemendikbud Luncurkan Film Dokumenter Berisi Kehidupan Budaya Indonesia Selama Pandemi Covid-19

"Saya juga minta agar disiapkan plan a, plan b, plan c nya agar kita betul-betul terus siaga menghadapi situasi yang tidak terduga," ujarnya.

Untuk diketahui Presiden Jokowi menyoroti lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Jatim.\

Baca: Update: Bertambah 1.178 Kasus Baru, Total Pasien Positif Covid-19 Hari Ini Tembus 50 Ribu

Presiden bahkan meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pusat membantu Jatim dalam penanggulangan Corona.

Berdasarkan data per Rabu (24/6/2020). Kasus positif di Jatim mencapai 10.282 kasus dengan korban meninggal mencapai 767 atau 7,46 persen dan pasien yang sembuh mencapai 3.236 orang atau 31,47 persen. Adapun jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) mencapai 10.816, Orang dalam Pemantauan (ODP) mencapai 27.709 dan Orang Tanpa Gejala (OTG) mencapai 31.941 orang.

Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen

Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.

Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.

"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona

Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.

Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.

Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.

Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.

Baca: Kisah Inspiratif Chris John: Berawal dari Wushu hingga Happy Ending sebagai Petinju Profesional

"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.

Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.

Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.

"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.

Baca: Kronologi Perempuan di Solo Gagal Menikah, Mempelai Pria Kabur di Hari Pernikahan

Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.

Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.

"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.

"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan