Kamis, 28 Agustus 2025

Virus Corona

Temuan Ratusan Ilmuwan, Partikel Kecil Virus Corona di Udara Dapat Menginfeksi Manusia, Kata WHO?

Ratusan ilmuwan mengatakan ada bukti bahwa coronavirus baru dalam partikel yang lebih kecil di udara dapat menginfeksi manusia.

Institut Kesehatan Nasional / AFP
Gambar ini diperoleh 12 Maret 2020, milik National Institutes of Health (NIH) / NIAD-RML menunjukkan gambar mikroskop elektron transmisi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS, karena partikel virus (benda bulat emas) muncul dari permukaan sel yang dikultur di lab, paku di tepi luar partikel virus memberi coronavirus nama mereka, seperti mahkota. 

"Virus corona yang ada saat ini adalah bentuk dominan yang menginfeksi orang," ujar Erica Ollmann Saphire dari La Jolla Institute for Immunology dan Coronavirus Immunotherapy Consortium, yang bekerja pada penelitian ini kepada CNN.

Studi tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Cell, didasarkan pada beberapa pekerjaan sebelumnya yang dilakukan tim yang dirilis pada server pracetak pada awal tahun.

Informasi yang dibagikan tentang urutan genetik telah mengindikasikan, versi virus mutan tertentu telah mengambil alih.

Sekarang tim tidak hanya memeriksa lebih banyak urutan genetik, tetapi mereka juga menjalankan eksperimen yang melibatkan orang, hewan, dan sel dalam cawan laboratorium yang menunjukkan versi mutasi lebih umum dan lebih menular daripada versi lain.

"Kami tahu, virus baru itu lebih bugar. Sekilas tidak terlihat seperti lebih buruk," kata Saphire.

Versi baru virus corona ini itu tampaknya berkembang biak lebih cepat di saluran pernapasan bagian atas seperti hidung, sinus, dan tenggorokan yang akan menjelaskan mengapa ia menyebar dengan lebih mudah.

Namun, tes pada 1.000 pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit di Inggris menunjukkan gejala pada mereka yang terinfeksi versi baru tidak lebih buruk daripada mereka yang tertular virus asli.

David Montefiore dari Duke University dan rekannya menguji virus di laboratorium.

"Kami dapat menguji apakah bentuk G dari virus lebih menular daripada bentuk D," ujar Montefiore.

"Semua hasil sepakat, bentuk G tiga sampai sembilan kali lebih menular daripada bentuk D," tambahnya.

(Tribunnews.com/ Chrysnha/Kontan)

 
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan