Virus Corona
Kasus Positif Covid-19 Tembus Rekor, Pemerintah Diminta Siapkan Protokol Baru
Penambahan kasus itu membuat akumulasi kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 70.736.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penambahan kasus harian positif Covid-19 menembus rekor terbanyak sejumlah 2.657 kasus pada 9 Juli 2020.
Penambahan kasus itu membuat akumulasi kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 70.736.
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati menyebut semakin meluasnya temuan kasus Covid-19 dalam sehari dan secara akumulasi mengarah pada dugaan kuat WHO jika Covid-19 bisa menular melalui udara adalah pertanda kita harus meningkatkan kewaspadaan lebih tinggi.
Mufida meminta pemerintah kembali mempertimbangkan opsi pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena banyak komponen masyarakat belum bisa menjalankan norma adaptasi kebiasaan baru dengan baik.
Baca: Lonjakan Kasus Covid-19 Dinilai Bisa Ganggu Psikologis Masyarakat, Pemerintah Harus Antisipasi
Baca: Kasus Positif Covid-19 Pecah Rekor, Legislator PKS Sarankan PSBB Diberlakukan Lagi
Pemerintah juga belum secara tegas mengawal penerapan norma-norma baru di masa pandemi ini.
"Perlu protokol pencegahan baru karena WHO menyebut Covid-19 sudah bisa menular lewat udara. Protokol yang lama tentu harus berubah. Pemerintah perlu mengencangkan kembali aturan sebab kebijakan pemerintah untuk pencegahan penularan ini semakin tidak jelas setelah kampanye new normal dengan hasil lonjakan kasus rata-rata naik lebih dari 1.000 per hari," kata Mufida dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (10/7/2020).
Mufida meminta pemerintah untuk terus menyiagakan fasilitas kesehatan untuk menampung warga yang teridentifikasi positif, termasuk menyiapkan tempat-tempat isolasi mandiri bagi yang teridentifikasi positif, namun tidak memerlukan perawatan, dan meningkatkan kerja laboratorium dalam percepatan hasil test swab.
"Semakin banyak ditemukan kasus Orang Tanpa Gejala, sehingga protokol kesehatan baru harus segera dibuat, disosialisasikan dan disiplin diterapkan dengan pengawasan ketat," ucap Mufida.
Mufida juga meminta pemerintah melanjutkan dan meningkatkan pemeriksaan dengan rapid test maupun PCR massal untuk mendeteksi Orang Tanpa Gejala (OTG) kemudian melakukan tracing dan melakukan langkah-langkah pencegahan penularan.
"Kami juga mengajak masyarakat agar semakin waspada, tidak euforia dengan pemberlakuan New Normal, karena sampai sekarang Pandemi masih di depan mata. Terapkan pola hidup bersih, selalu cuci tangan, memakai masker jika keluar rumah, hindari kerumunan, tidak keluar rumah jika tidak sangat perlu," ujar Mufida.
Mufida mengingatkan pemerintah tidak hanya mengumbar sengkarut soal anggaran penanganan Covid-19 yang sangat lamban turun.
Ia menunggu realisasi janji-janji kabinet dan Presiden Joko Widodo soal percepatan pencairan anggaran yang jadi evaluasi besar pemerintah.
Anggaran harus dijamin tersedia, dicairkan dan benar-benar dialokasikan untuk penanganan Covid-19 secara menyeluruh dari hulu ke hilir.
"Jika sudah menembus 70 ribu kasus dan terus bertambah tidak bisa tidak harus ada ketersediaan anggaran yang cepat dalam penanganan Covid-19 dan tolong juga alokasikan penganggaran untuk penelitian penemuan vaksin Covid-19," pungkasnya.