Virus Corona
Klaster Baru di Secapa AD Bandung, 1.262 Orang Positif Corona hingga Lokasi Diisolasi
Secapa AD Bandung dipastikan menjadi klaster baru penyebaran virus corona (Covid-19). 1.262 orang dinyatakan positif dan kini lokasi telah diisolasi.
Penulis:
Rica Agustina
Editor:
bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) Bandung kini menjadi klaster baru persebaran virus corona (Covid-19).
Sebanyak 1.262 orang dinyatakan positif terinfeksi virus yang diduga berasal dari China ini.
"Jadi memang ada klaster di institusi pendidikan kenegaraan," ungkap Ridwan Kamil dalam video yang diunggah kanal YouTube Kompastv, (10/7/2020).
Angka positif corona tersebut sekaligus menambah rekor penambahan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, pada Kamis (9/7/2020) penambahan jumlah pasien positif corona menjadi rekor tertinggi sejak Maret.
Lebih lanjut, Ridwan Kamil menyebut, adanya klaster baru di instutusi pendidikan justru penangannya akan lebih mudah.
Sebab orang-orang yang terinfeksi lebih disiplin dan bisa diajak berkoordinasi dengan baik.

Adapun 1.000 keluarga dari klaster Secapa AD Bandung juga telah diperiksa oleh tenaga medis setempat.
Secapa AD Bandung pun telah diisolasi dan mendapatkan pengawasan ketat, sedangkan jalan di sekitarnya terlihat normal.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Barat menyerahkan sepenuhnya pada TNI AD mengenai pelacakan dan tindak lanjut penanganan klaster baru ini.
Lebih jauh, dengan adanya klaster baru di Secapa AD Bandung, Wakil Ketua Komisi IX DPR, Melki Laka Lena meminta sekolah-sekolah asrama untuk menggelar rapid test secara rutin.
Pengecekan secara berkala yakni setiap seminggu atau dua minggu sekali diharapkan dapat memastikan keamanan asrama.
Baca: Benarkah Eucalyptus Mampu Bunuh Virus Corona? Peneliti UGM: Perlu Penelitian
"Penegecekan secara acak dan berkala melalui rapid test atau PCR/TCM tentunya rutin dilakukan secara periodik seminggu atau dua minggu sekali untuk memastikan apakah komunitas asrama masih aman atau ada yang terjangkit," ujar Melki dikutip dari Kompas.com.
Menurut Melki, lingkungan sekolah yang tertutup dengan interaksi rutin memiliki potensi penularan Covid-19 yang tinggi.
Oleh karena itu, protokol kesehatan di wilayah tersebut juga harus dilakukan lebih detail, jelas dan konkret.