Jumat, 22 Agustus 2025

Virus Corona

Hindari Menurunkan Masker ke Dagu, Berbahaya! Bagaimana Saat Makan dan Berbicara? Ini Trik Agar Aman

Jika terpaksa harus melepas masker seperti akan makan atau berbicara, sebaiknya masker benar-benar dilepas dan bukan menurunkannya ke dagu.

Surya/Ahmad Zaimul Haq
Petugas gabungan dari Dishub, Satpol PP Surabaya, dan TNI Polri melakukan operasi patuh masker kepada pengguna jalan raya (pengendara mobil, angkutan umum, sepeda motor hingga pesepeda) di Jalan Darmo, depan Taman Bungkul, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/7/2020). Bagi pengendara yang tidak memakai masker atau memakai masker namun tidak sempurna, kartu identitas ditilang (disita selama 14 hari). Untuk warga yang melanggar dan tidak membawa kartu identitas dibawa ke kantor Satpol PP untuk pendataan lebih lanjut. Operasi patuh masker itu akan digelar sampai Sabtu (11/7) di beberapa tempat untuk mensosialisasikan dan mengingatkan warga pentingnya memakai masker. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat kembali diingatkan menggunakan masker dengan benar di saat pandemi vieus corona atau Covid-19 belum berakhir.

Apalagi di masa new normal, masker merupakan alat pelindung diri yang wajib digunakan saat bepergian.

Cukup banyak penelitian membuktikan, risiko terpapar virus corona penyebab Covid-19 hanya 0,5 % bila semua orang yang keluar rumah menggunakan masker dengan benar.

Masker dikenal sangat ampuh menghindari kita dari risiko masuknya virus corona lewat hidung dan mulut.

Sayangnya, masih banyak orang yang salah dalam menggunakan masker seperti menurunkan masker ke dagu.

Umumnya ini dikerjakan karena ingin makan dan minum, memudahkan komunikasi dengan orang lain serta alasan-alasan lainnya.

Baca: Efektifkah Penggunaan Face Shield Tanpa Masker? Ini Kata Achmad Yurianto

Baca: Siap-siap Warga Jabar! Mulai Minggu Depan yang Tidak Pakai Masker Didenda Maksimal Rp 100 Ribu

Kelakuan buruk penumpang tidak pakai masker dengan benar saat penerbangan, Selasa (30/6/2020). (Twitter/@DrMonikaSchmidt)
Kelakuan buruk penumpang tidak pakai masker dengan benar saat penerbangan, Selasa (30/6/2020). (Twitter/@DrMonikaSchmidt) ()

Asal tahu saja, menurunkan masker ke dagu sangat tidak disarankan lantaran meningkatkan risiko terjangkit virus corona.

Bahaya menurunkan masker ke dagu pun diingatkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

Menurut dia, hal itu justru dapat mencemari bagian dalam masker dengan penyakit yang mungkin menempel di dagu.

Hal itu disampaikan Yurianto dalam siaran langsung konferensi pers di kanal YouTube BNPB, Minggu (12/7/2020).

"Kita tidak menyadari, menurunkan masker ke dagu itu sama dengan mencemari bagian dalam masker dengan penyakit yang mungkin nempel di dagu."

"Sehingga kalau kemudian (masker) kita naikkan lagi ke atas, itu tidak memberikan makna yang baik untuk kita," jelasnya.

Oleh karena itu, jika terpaksa harus melepas masker seperti akan makan atau berbicara, sebaiknya masker benar-benar dilepas dan bukan menurunkannya ke dagu.

"Kalau terpaksa harus melepas masker, lepas jangan disangkutkan di dagu karena droplet kita atau kuman penyakit yang ada diluar yang mungkin nempel di dagu akan pindah ke bagian dalam dari masker kita."

"Setelah selesai, gunakan lagi (masker) dengan tetap menjaga bagian dalam masker tetap tidak terpapar benda yang lain," ungkapnya.

Pendapat serupa juga diungkapkan seorang dokter spesialis anestesiologi dan dosen di Yale School of Medicine Shan Soe-Lin pun memberikan penjelasannya.

Seperti dilansir dari situs New York Times, Lin mengatakan bahwa masker yang telah digunakan dan diletakkan pada dagu bisa meningkatkan penyebaran virus dengan dua cara. Pertama lewat tidak adanya lagi perlindungan di area penting, yakni hidung dan mulut.

Baca: Bukan Droplet, WHO Akhirnya Akui Corona Bisa Menular Lewat Udara! Virus Bisa Bertahan 8 Jam di Udara

Baca: WHO Sebut Covid Bisa Menular Lewat Udara, Ahli Epidemiologi Imbau Batasi Penggunaan AC di Kantor

“Ketika Anda tidak menggunakan masker dengan benar seperti diletakkan di dagu, risiko Anda untuk terinfeksi lebih besar. Terlebih jika Anda dihadapkan dengan banyak orang sehingga dengan kata lain, tidak ada gunanya menggunakan masker sejak awal,” katanya seperti dikutip dari Gridhealth.

Tingkat risiko lain semakin besar jika masker yang kita gunakan itu sudah kotor atau dalam artian telah dihinggapi kuman dan bakteri akibat beraktivitas.

“Dengan meletakkan masker yang kotor ke dagu, kuman dan bakteri di dalamnya pun bisa dengan mudah terhirup melalui hidung,” ujarnya.

Untuk kedua alasan tersebut, Lin pun mengimbau agar setiap orang yang akan melepas masker benar-benar melakukannya.

“Bukan sekedar dilepas dan diletakkan pada area dagu melainkan dicopot dari wajah Anda dan dibuang. Apabila membutuhkannya kembali, gunakan yang baru agar lebih steril,” jelasnya

Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Surabaya, Dokter Windhu Purnomo, menyarankan meminimalisir penggunaan pendingin udara atau AC di dalam ruangan.
Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Surabaya, Dokter Windhu Purnomo, menyarankan meminimalisir penggunaan pendingin udara atau AC di dalam ruangan. (freepik)

Trik Memilih Masker yang Aman dan Nyaman

Yurianto juga menyarankan agar masyarakat menggunakan masker yang nyaman untuk digunakan.

Seperti apa masker yang nyaman dan aman?

Yurianto menjelaskan, sebaiknay pilih masker yang memberikan ruang antara masker dan ruang hidung.

"Oleh karena itu pilihlah masker yang nyaman, masker yang masih memberikan ruang di antara masker dengan lubang hidung, sehingga kita bisa bernapas dengan baik," jelasnya.

Sejumlah model memperagakan busana era new normal lengkap menggunakan masker dan penutup wajah dalam acara Semarang Virtual Fashion 2020 yang berlangsung di OHANA, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (11/7/2020). Acara ini bekerja sama dengan Saloka dan Tribun Jateng. Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Sejumlah model memperagakan busana era new normal lengkap menggunakan masker dan penutup wajah dalam acara Semarang Virtual Fashion 2020 yang berlangsung di OHANA, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (11/7/2020). Acara ini bekerja sama dengan Saloka dan Tribun Jateng. Tribun Jateng/Hermawan Handaka (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Penggunaan Face Shield Tanpa Masker Tidak Maksimal

Achmad Yurianto mengatakan, penggunaan face shield tidak akan maksimal jika tanpa masker.

Hal itu disampaikan Yurianto menanggapi pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan, virus corona bisa bertahan di udara lewat mikro droplet.

Mikro droplet berukuran sangat kecil dan bisa bertahan lebih lama di suatu ruangan, ketika sirkulasi udara di ruangan tersebut tidak berjalan dengan baik.

Untuk itu, Yurianto mengingatkan, penggunaan masker menjadi satu hal yang wajib untuk dilakukan.

Ia juga menekankan, penggunaan pelindung wajah atau face shield tanpa menggunakan masker tidak akan efektif untuk mencegah penularan Covid-19.

"Kita bisa menyederhanakan dengan mengambil contoh misalnya asap rokok."

"Dalam satu ruangan tertutup yang sirkulasi udara tidak bagus maka asap rokok ini akan tertahan lama dan bagi siapapun yang hanya menggunakan face shield tanpa menggunakan masker pasti akan bisa mencium bau ini."

"Kurang lebih demikianlah droplet dari Covid-19 ini, oleh karena itu penggunaan masker mutlak harus dilakukan, harus dikerjakan, bukan face shield," ungkap Yurianto.

Menurut Yurianto, pada dasarnya face shield bisa digunakan untuk melindungi mata dan wajah, tapi hanya berguna untuk melindungi dari percikan droplet yang berukuran besar.

"Kami tetap menyarankan kepada saudara-saudara gunakan masker, lebih baik kalau bisa ditambah dengan face shield."

"Tetapi menggunakan face shield saja tanpa masker tidak akan memberikan perlindungan yang maksimal," jelas Yurianto.

Klaster Baru di Secapa TNI AD Ditangani Secara Professional, Yurianto Minta Masyarakat Tak Panik
Klaster Baru di Secapa TNI AD Ditangani Secara Professional, Yurianto Minta Masyarakat Tak Panik (https://covid19.go.id/)

Jaga Sirkulasi Udara
Selain itu, Yurianto mengimbau agar mengupayakan semua ruang kerja dijamin sirkulasi udaranya berlangsung dengan baik.

"Sehingga setiap saat udara bisa kita gantikan dengan udara baru yang lebih segar."

"Upayakan ini bisa kita lakukan dengan baik, paksakan udara bergerak, apakah dengan menggunakan kipas angin atau penghisap udara agar semuanya selalu bergerak," ujarnya.

Jika memungkinkan, kata Yurianto, jendela dibuka pada pagi hari, agar udara segar dari luar bisa masuk.

"Ini adalah upaya-upaya kita agar udara yang terjebak di ruang kerja tidak tertahan sampai berhari-hari tanpa ada sirkulasi yang memadai," jelasnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Gridhealth)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan