Rabu, 27 Agustus 2025

Virus Corona

Kasus Positif Corona Bertambah 1.752 Pasien, Jakarta dan Jawa Tengah Sumbang Kasus Terbanyak

DKI Jakarta dan Jawa Tengah menjadi dua wilayah dengan penambahan harian kasus Covid-19 tertinggi pada hari ini, Sabtu, 18 Juli 2020.

TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Sejumlah pewarta sedang mencoba simulasi pembukaan tempat wisata sejarah Lawang Sewu Semarang, Kamis (9/7/20). Penerapan Protokol Kesehatan di tempat wisata Lawang Sewu pengunjung diwajibkan diukur suhu tubuh dan mencuci tangan sebelum memasuki gedung lawang Sewu. Lawang sewu dibuka kembali pada Kamis , 9 Juli 2020 setelah 4 bulan ditutup akibat Pandemi Covid-19. 

Adapun kasus kematian bertambah 59, sehingga total kasus kematian 4.016 orang.

Baca: Covid-19 Menular Lewat Udara, Pakar: Minimalisir Penggunaan AC di Kantor

Baca: Pariwisata Global Diprediksi Merugi hingga 3,3 Triliun Dolar AS Akibat Pandemi Covid-19

Penularan Melalui Udara

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan penularan bisa terjadi melalui udara.

Dilansir Kompas.com, pernyataan resmi WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.

Untuk diketahui, droplet atau tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 μm.

Sementara inti tetesan atau aerosol berdiameter kurang dari 5μm.

Adapun aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat menempel di udara.

"Penyebaran melalui udara dapat terjadi saat petugas medis terlibat dalam prosedur tertentu yang menghasilkan aerosol," tulis WHO dalam pernyataan terbarunya yang rilis Kamis (9/7/2020).

Akan tetapi banyaknya bukti yang menunjukkan ruangan tertutup dengan ventilasi buruk, virus dapat melayang tinggi selama berjam-jam dan menginfeksi orang lain.

Hal ini bahkan dapat menyebabkan kejadian superspreader atau penyebaran luas.

Dilansir New York Times, Kamis (9/7/2020), tempat tertutup yang bisa menjadi tempat penularan Covid-19 di udara antara lain restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat kerja, atau tempat-tempat lain di mana orang berteriak, berbicara, dan bernyanyi.

"Teori menunjukkan, sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Ini terjadi saat menguap, bernapas normal, dan saat berbicara," kata WHO.

Oleh sebab itu orang yang rentan dapat menghirup aerosol dan dapat terinfeksi jika aerosol itu mengandung virus dalam jumlah cukup untuk menyebabkan infeksi ke orang lain.

Hingga saat ini, WHO dan para ahli masih mencari tahu berapa proporsi droplet yang diembuskan saat menguap untuk menghasilkan aerosol.

Belum diketahui seberapa dosis virus SARS-CoV-2 dalam aerosol untuk dapat menginfeksi orang lain.

Baca: Megawati Perintahkan Calon Kepala Daerah dan Kader PDIP Dukung Pemerintah Jokowi Hadapi Covid-19

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan