Senin, 18 Agustus 2025

Virus Corona

Dokter Reisa Singgung Orang yang Ragukan Bahaya Virus Corona: Simak Kesaksian Penyintas

Dokter Reisa Broto Asmoro ingatkan virus corona sangat berbahaya. Bagi yang masih ragu, ia sarankan kumpulkan info bila perlu dari penyintas Covid-19.

Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
BNPB
Dokter Reisa Broto Asmoro ingatkan virus corona sangat berbahaya. Bagi yang masih ragu, ia sarankan kumpulkan info bila perlu dari penyintas Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Tim komunikasi publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro mengingatkan bahaya dari virus corona.

Pasalnya, masih ada beberapa orang yang meragukan virus tersebut tidak berbahaya.

Ia menegaskan, Covid-19 sangat berbahaya bahkan mengancam nyawa manusia.

Tercatat hingga Senin (20/7/2020), Covid-19 telah menewaskan lebih dari 600 jiwa di dunia.

Bahkan virus ini telah membuat lebih dari 14 juta manusia menjalani karantina akibat terpapar corona.

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro (Ignatius Toto Satrio)

Baca: Tanggapan Jubir Gugus Tugas Covid-19 Riau Terkait Tantangan Jerinx SID di Media Sosial

"Saya tekankan SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid-19) ini berbahaya, cepat dan mudah menular."

"Mengancam kesehatan manusia dan mampu melumpuhkan perekonomian negara," ujar dr Reisa di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/7/2020).

Bagi yang masih ragu akan bahaya Covid-19, dr Reisa mengimbau untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya.

Bisa melalui informasi yang disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kemenkes, maupun Satgas Covid-19.

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa Broto Asmoro menjelaskan protokol olahraga di ruang publik, salah satunya Lapangan Banteng, Jakarta (9/7).
Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa Broto Asmoro menjelaskan protokol olahraga di ruang publik, salah satunya Lapangan Banteng, Jakarta (9/7). (KOMBEN BNPB)

Baca: Dokter Reisa; Hentikan Stigma Negatif ke Tenaga Kesehatan dan Pasien Covid-19

Selain itu, kesaksian dari para peyintas Covid-19 pun bisa memperkuat seberapa bahaya virus corona.

"Apabila masih punya keraguan, akseslah dan kumpulkan informasi dari seluruh dunia."

"Simak kesaksian para penyintas atau mereka yang baru pulih dari Covid-19," tutur dr Reisa dalam konferensi pers melalui siaran langsung YouTube BNPB Indonesia.

Selain itu, dr Reisa juga memperingatkan bagi para penyebar hoax.

Terlebih, bagi mereka yang membuat asumsi bukan dari bidang yang dikuasai.

Menurutnya, perbuatan tersebut tidaklah berguna bagi masyarakat.

Beredar Pesan Hoax Soal Cara Mencegah Corona, Ini Cara yang Benar
Beredar Pesan Hoax Soal Cara Mencegah Corona, Ini Cara yang Benar (Freepik, Kominfo)

Baca: Covid-19 Bisa Menular Melalui Udara, Dokter Reisa Ingatkan Peredaran Udara di Ruangan Ber AC

"Bagi yang menyebar hoax, membuat informasi tidak benar, membuat asumsi apalagi di bidang ilmu yang tidak kuasai."

"Baik dalam situasi pandemi atau bukan tidak akan berguna bagi masyarakat banyak," papar dr Reisa.

Justru informasi yang menjurus itu, bisa berdampak dahsyat.

Yakni membuat orang lain bisa terpapar Covid-19 dan menularkan kepada banyak orang lainnya.

"Dampaknya sangat berbahaya, orang tersebut harus menjalani karantina, paling tidak 14 hari."

"Apabila punya penyakit penyerta maka harus dirawat serius di ruang isolasi," ungkapnya.

Imbau tetap patuhi protokol kesehatan

Oleh karena itu, dr Reise mengimbau agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.

Pasalnya, menjalani pengobatan dan perawatan Covid-19 tidaklah murah.

Bahkan, seseorang bisa menghabiskan lebih dari Rp 100 juta hanya untuk mengobati virus corona.

SEPI PEMINAT - Petugas medis mengambil sampel spesimen warga saat melalukan tes usap atau swab test di taman kawasan Pasar Keputran Surabaya, Senin (20/7/2020). Tes swab massal yang digelar pemerintah kota Surabaya diperuntukkan untuk pedagang guna memutus mata rantai penularan virus Corona atau Covid-19 pasar Keputran itu sepi peminat. Dari total target 2000 orang pedagang hanya puluhan yang mau mengikuti tes.Fasilitas tes swab tersebut akhirnya dialihkan untuk masyarakat umum dan rujukan dari sejumlah puskesmas di Surabaya. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

Sebelumnya, belasan pedagang Pasar Keputran Surabaya dinyatakan positif COVID-19 setelah dilakukan pemeriksaan test swab sebanyak tiga kali dari 14 hingga 16 Juli 2020.
SEPI PEMINAT - Petugas medis mengambil sampel spesimen warga saat melalukan tes usap atau swab test di taman kawasan Pasar Keputran Surabaya, Senin (20/7/2020). Tes swab massal yang digelar pemerintah kota Surabaya diperuntukkan untuk pedagang guna memutus mata rantai penularan virus Corona atau Covid-19 pasar Keputran itu sepi peminat. Dari total target 2000 orang pedagang hanya puluhan yang mau mengikuti tes.Fasilitas tes swab tersebut akhirnya dialihkan untuk masyarakat umum dan rujukan dari sejumlah puskesmas di Surabaya.  (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Baca: Masker Kebutuhan Vital Saat Wabah Covid-19, Bagaimana Cara Tepat Melepasnya? Ikuti Trik dr Reisa

"Menurut laporan resmi dari rumah sakit, seorang pasien bisa menghabiskan lebih dari Rp 100 juta rupiah untuk perawatan."

"Meski kebanyakan diobati negara, tapi tetap saja, menngobati lebih mahal daripada mencegah," ujarnya.

Sementara itu, selama vaksin virus belum ditemukan, dr Reisa pun mengimbau agar terus 'berdampingan' dengan Covid-19.

Yakni tetap melakukan pencegahan dengan menjaga jarak, tetap memakai masker bila keluar rumah, dan rutin mencuci tangan.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan